Rekan muslim suka sekali mengirimkan surat Alfatihah utk keluarganya yg sudah meninggal, karena itu akan menambah pahala si almarhum di akhirat. Kalo nanti pahala yg terkumpul lebih besar daripada dosanya, maka si almarhum akan masuk sorga, meskipun pahala tsb adlh hasil kiriman, dan bukan krn perbuatan si almarhum sendiri.
Misalnya nih, saya bilang ke rekan2 muslim, kalo di kristen caranya nggak seperti itu. Lalu yg muslim dgn enteng menjawab, akh gak usah ngajarin deh, loe aja yg kristen juga sama kok, tuh liat aja yg katolik. Orang udah meninggal, masih didoain arwahnya.
Skak mat deh....
Lazimnya yang sering saya tahu, kawan-kawan Muslim akan bilang,
"Laquum dinuquum waliyadien".
Kalo kembali ke judul trit, kelihatannya dapat disimpulkan bahwa menurut kepercayaan Yahudi, seseorang yang sudah mati raga, dipercayai masih memiliki hidup rohani, sehingga mereka (Yahudi) mengadakan doa untuk kerabatnya yang sudah meninggal. Sementara itu, penggalan kisah pembangkitan Lazarus oleh Tuhan Jesus Kristus, yaitu pada Yoh 11:24-26,
Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"Jika partisipan trit ini memposisikan diri sebagai Marta yang ditanyakan oleh Jesus Kristus seperti pada Yoh 11:26 itu, kira-kira apa jawaban masing-masing kita? Menurut hemat saya, ada tiga kemungkinan jawabannya, yaitu (1) Ya, aku percaya, ato (2) Tidak. Aku tidak percaya, ato (3) .... [diam seribu bahasa]. Saya sendiri, dan saya duga, semua orang yang mengaku diri sebagai Kristen (pengikut Kristus), akan menjawab dengan jawaban (1) Ya, aku percaya. Jawaban itu adalah untuk mengungkapkan bahwa dirinya percaya, apabila seseorang percaya kepada Tuhan Jesus Kristus, maka
orang itu akan hidup walaupun sudah mati.Selanjutnya, apabila kita percaya vahwa kerabat kita yang meninggal sebagai seorang Kristen, tentu kita percaya bahwa kerabat kita itu termasuk sebagai
orang hidup walaupun sudah mati. Apabila kita percaya bahwa kerabat kita itu masih
hidup walaupun sudah mati, yang sedang menanti masa penghakiman terakhir, tentu wajar saja kalau kerabat kita itu memerlukan bekal, yaitu doa dari kerabatnya yang masih
hidup dan belum mati. Bagaimana bisa?
Mosok doa kita bisa menambah bekal bagi kerabat yang
hidup walaupun sudah mati?
Menurut pemahaman saya, bisa. Sebab, Tuhan Jesus Kristus sendiri memerintahkan, "Kasihilah Tuhan, kasihilah sesama". Jadi, karena kita mengasihi kerabat kita yang
hidup walaupun sudah mati, maka kita berdoa untuk kerabat itu. Selain itu, Tuhan Jesus Kristus bilang,
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Berdasarkan perkataan Tuhan Jesus Kristus itu, ditambah dengan perintahNya untuk mengasihi sesama, saya sungguh sangat percaya bahwa
doa untuk orang yang sudah meninggal bukanlah sesuatu yang sia-sia.
Damai, damai, damai.