Ngomong-ngomong, kompetensi membaptis ada pada siapa, ya? Pada setiap orang yang sudah dibaptis, ato hanya pada para rasul dan penerusnya?
Sebab, seorang adik saya, ketika kami masih warga Protestan Suku, dibaptis 'terdesak', sudah hampir game over, kerna mengalami sakit keras. Dalam bahasa nenek saya, baptis seperti itu dinamai dengan Pandidion Nahinipu. Itu dilakukan oleh warga, awam.