Apakah marganya bisa pilih apa yang disuka, om council?
He he he he, sepertinya anda salah satu agency nya nih, uuuuups.
Agen? Tidak. Tidak ada agennya, tuh.
Tapi kalo menurut tradisinya (
Magisterium tidak jelas lagi, sebab semua merasa diri raja [mirip
imam yang rajani]), untuk bisa diakui sebagai seorang Batak, harus ada alasan. Misal, lelaki Non Batak kawin dengan perempuan Batak, atau lelaki Non Batak kawin dengan perempuan Batak. Dalam hal seperti itu, biasanya ada beberapa pilihan, tergantung keinginan keluarga Batak yang dimasuki.
Kalau lelaki Non Batak mengawini perempuan Batak, biasanya kepadanya disematkan marga dari
suami dari saudara perempuan ayahnya, atau
suami dari saudara perempuan kakeknya. Nah lhoo... mulai
ribet kan?
Begini, Misalkan seorang lelaki Non Batak, katakanlah namanya Botak. Mengawini perempuan Batak bernama marga Cantik. Saudara perempuan dari ayah Cantik ada yang dikawini marga Datok, ada yang dikawini marga Ealah, ada yang dikawini marga Fulus. Nah dalam hal itu, keluarga besar ayah Cantik akan memilihkan salah satu dari Datok, atau Ealah, atau Fulus untuk dijadikan marga si Botak. Biasanya, si Botak juga akan ditanya, ke marga mana dia inginkan. Tapi, selaku pendatang baru, tentu dia akan gelagapan memilih.
Seorang perempuan Non Batak, dikawini oleh seorang lelaki Batak, katakanlah si lelaki bernama Batik, mengawini perempuan Non Batak bernama Jelita. Bila si Jelita diberikan marga, maka marga yang ditawarkan adalah marga ibunya Batik, atau marga neneknya Batik, atau marga nenek buyutnya Batik.
Sementara kalau pemberian marga tidak berdasarkan perkawinan, harus ada ayah angkat (bukan Bapa Serani, lho). Marga orang itu adalah marga ayah angkatnya.
SniperX berminat?