Enggak apa2 kalo kaya...
Asal cinta absolutnya ke Tuhan. Cinta ke uang nya relatif.
Sebagai misal :
Ada konglomerat namanya Salt ....
Suatu saat ia menjumpai seseorang yang tidak dikenal yang sakit parah, harus cangkok ginjal, hati, paru2, limpa, otak dst.
Maka dengan serta merta ia menjual kebun cengkeh nya seluas 100 ha untuk biaya pengobatan orang tersebut.
Karena dengan dilakukannya hal tersebut, maka nama Tuhan dipermuliakan...
Naaaah, biasanya, orang yang 'terlanjur' kaya, sudah terlanjur suka dengan gaya hidupya om. Contoh adalah om Phooey, yang terbiasa berpergian dengan mobil mewah bikinan Jerman, maka otomatis om Phooey takut kalau harus 'turun kelas' jadi naik mobil kelas niaga bikinan Jepang, apalagi kalau harus naik kendaraan umum. Maka, oom Phooey 'takut' serta 'khawatir' kalau dengan memberikan uang puluhan juta untuk mengobati orang lain akan berakibat oom Phooey harus turun kelas.
Sementara orang miskin model salt, yang sudah terbiasa naik busway, rela memberikan 5 ribu dari uangnya yang cuma 20 ribu, karena toh cuma berkurang 'satu potong tahu' untuk makan siang nanti. Dalam hal ini adalah 25% dari kkayaannya lhoh om. Sementara untuk konglomerat Phooey dengan kekayaannya yang 200 miliar, sepertinya tidak akan berani memberikan 50 miliar untuk orang yang butuh.
Kira kira seperti itu perbandingannya, om. Itulah mengapa orang kaya lebih susah masuk lubang jarum, selain karena memang lebih gemuk tentunya.