Author Topic: Keputusan  (Read 457 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Keputusan
« on: September 03, 2013, 01:06:04 PM »
(Luk 11:13)  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Seminggu setelah lebaran, kami sekeluarga menyempatkan diri untuk mengunjungi orangtua kami. Tentu saja kunjungan kami membawa kegembiraan bagi si kecil. Bagi anak kami yang belum genap dua tahun usianya, rumah neneknya adalah rumah yang menyenangkan. Di sini banyak sepupu-sepupunya untuk diajak main kejar-kejaran, melompat, berteriak, dan berbagai ekspresi selayaknya anak-anak. Di samping itu, di sini juga kesempatan baginya untuk bermanja-manja dengan neneknya yang memang sudah dekat dengannya sejak dia masih bayi.

Lalu tibalah saatnya kami harus pulang, karena besoknya tugas dan tanggung jawab pekerjaan telah menanti. Saat itulah si kecil dihadapkan pada dilema yang sulit. Di satu sisi dia ingin tinggal karena tidak mau berpisah dengan neneknya. Di sisi lain dia juga tidak mau ditinggal orangtuanya. Akhirnya dengan sedikit memaksa, kami menarik anak kami ke kendaraan dan membawanya pulang. Hampir separuh perjalanan, anak kami terus menangis, meronta, berteriak memanggil-manggil neneknya. Sebagai orangtua kami merasa miris. Hati kami tidak tega. Rasanya tidak adil memaksa seorang anak berumur dua tahun untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang sulit. Tetapi itulah hidup. Kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan...

Bukankah demikian juga yang terjadi dalam hidup kita? Seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit, dimana kita harus memilih salah satu dan harus melepaskan pilihan yang lainnya. Bahkan pilihan yang harus diambilpun bukanlah pilihan yang menyenangkan. Kadang kita merasa bahwa hidup ini tidak adil. bahkan kadang kita menyalahkan Tuhan karena merasa dipaksa memilih diantara pilihan-pilihan yang sama sulitnya.

Tetapi pernahkah kita terpikir betapa pedihnya hati Bapa ketika harus memilih antara menghukum manusia atau menyelamatkan mereka dengan imbalan mengorbankan nyawa Anak-Nya yang sangat dikasihinya? Bagaimanapun Dia tetap mengambil pilihan tersebut, sepedih apapun hatiNya, karena Dia tahu bahwa pilihan itulah yang akan membawa kemenangan bagi semuanya.

Sama seperti apa yang anak kami alami. Anak kami tidak menyadari bahwa ketika kami harus membawanya pulang, ketika harus melihat isak tangisnya, kesedihannya, sebenarnya hati kami juga merasa pedih. Tapi kami sebagai orangtua tahu bahwa itu adalah pilihan yang terbaik, karena besok dia masih harus sekolah, karena orangtuanya masih harus bekerja, karena ada waktu-waktu lain ketika kami akan membawanya lagi untuk bertemu dengan neneknya. Kami sebagai orangtua memiliki rencana-rencana yang baik bagi anak kami, tetapi anak kami tidak mengetahui itu, karena dia tidak mampu menyelami pikiran kami, orangtuanya...

Andai saja di setiap permasalahan kita, ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit dalam hidup kita, kita mau berserah kepada kehendak Bapa... Kita menyadari bahwa kita tidak selalu mampu menyelami pikiran Bapa, namun percaya bahwa Bapa tahu yang terbaik bagi hidup kita... maka seharusnya kita tidak perlu meronta, berteriak, menjerit, menangis sedih ketika hidup tidak selalu berjalan seperti rencana kita, ketika kita tidak mendapatkan segala keinginan kita.
Melainkan selalu percaya bahwa Bapa telah memilihkan yang terbaik bagi hidup kita...

πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Keputusan
« Reply #1 on: September 03, 2013, 01:14:20 PM »


Aminnn Mod Shakespeare


 :afro:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Keputusan
« Reply #2 on: September 03, 2013, 03:23:30 PM »
Puji Jesus. Renungan yang bagus.

Tapi, ingin menanyakan, yang saya ijokan ini:
Andai saja di setiap permasalahan kita, ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit dalam hidup kita, kita mau berserah kepada kehendak Bapa... Kita menyadari bahwa kita tidak selalu mampu menyelami pikiran Bapa, namun percaya bahwa Bapa tahu yang terbaik bagi hidup kita... maka seharusnya kita tidak perlu meronta, berteriak, menjerit, menangis sedih ketika hidup tidak selalu berjalan seperti rencana kita, ketika kita tidak mendapatkan segala keinginan kita.
Saya kira, menangis pada porsinya, masih okke. Sebab, Tuhan Jesus sendiri pernah menangis ketika ditinggal Lazarus, Yoh 11:35 Maka menangislah Yesus. Yesus menangis, memberi contoh bagaimana seharusnya kita bersikap. Jadi, pun kalau kita menyadari dengan sangat, bahwa Bapa telah menyediakan yang paling baik bagi kita, bukan berarti lalu kita langsung membuang hati dan mematikan perasaan.

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Keputusan
« Reply #3 on: September 04, 2013, 07:48:53 AM »
Puji Jesus. Renungan yang bagus.

Tapi, ingin menanyakan, yang saya ijokan ini:Saya kira, menangis pada porsinya, masih okke. Sebab, Tuhan Jesus sendiri pernah menangis ketika ditinggal Lazarus, Yoh 11:35 Maka menangislah Yesus. Yesus menangis, memberi contoh bagaimana seharusnya kita bersikap. Jadi, pun kalau kita menyadari dengan sangat, bahwa Bapa telah menyediakan yang paling baik bagi kita, bukan berarti lalu kita langsung membuang hati dan mematikan perasaan.

Damai, damai, damai.

Saya sih setuju saja dengan pendapat Husada. Tapi dalam bahasa tulisan memang kadang-kadang kita sering memakai gaya bahasa hiperbola (melebih-lebihkan).  :)
Btw, bukan hanya Yesus yang pernah menangis, saya rasa semua manusia normal pernah menangis, dan emosi sedih/tangisan adalah salah satu anugerah yang indah yang diberikan Tuhan.

Salam
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Keputusan
« Reply #4 on: September 04, 2013, 09:33:25 AM »
Saya sih setuju saja dengan pendapat Husada. Tapi dalam bahasa tulisan memang kadang-kadang kita sering memakai gaya bahasa hiperbola (melebih-lebihkan).  :)
Btw, bukan hanya Yesus yang pernah menangis, saya rasa semua manusia normal pernah menangis, dan emosi sedih/tangisan adalah salah satu anugerah yang indah yang diberikan Tuhan.
Salam
Nah, oleh karena itu, saya pikir, sepanjang dalam porsi yang wajar, manusia bisa saja mengekspresikan perasaannya. Justru, agar hidup ini terasa lebih hidup, ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi suara, dll, dll, sangat perlu. Dengan catatan, dlam porsi yang wajar. :drool:

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA