maaf ya bro Oda, ada sedikit tambahan dr sy terkait postingan anda diatas..
klo dirunut terus dan dikaitkan pd masalah OS, maka pertanyaan anda ini akan sampai pd sebuah pertanyaan serupa yg sangat menarik, yaitu :
Apakah Allah memang 'sengaja' menaruh pohon terlarang di tengah taman Eden, agar Adam dan Hawa jatuh dlm dosa..?
atau jika ingin dikaitkan dgn masalah freewill/kehendak bebas, maka pertanyaan mjd spt ini :
Apakah Allah memang sengaja memberikan freewill kpd manusia ciptaannya itu, agar manusia jatuh ke dlm dosa..?
kalo diliat secara "segera", imo YA - bisa dikatakan demikian.
Namun kalo diliat secara "tidak segera" imo tidak bisa dikatakan demikian.
Secara "tidak segera" itu ngliatnya di perihal rencana/rancangan/kehendak.
sebab mnurut sy (entah dgn anda), dgn adanya freewill ini manusia memiliki 'potensi' utk berbuat dosa
Bisa dikatakan demikian, hanya saja saya mengertikannya secara sbb pada yg saya bold tsb :
manusia diciptakan secara ABLE TO ---> able to will - able to do ---> ya, potensi.
Namun disini tidak berfokus pada potensi berbuat dosa, melainkan potensi berbuat
apa saja (tidak utk dimengertikan bhw apa saja disini = maha kuasa, bisa terbang dlsb ... hehehe )Nah,
apa saja itu baru bisa mengacu ke kategori tertentu pabila ditinjau dari pihak YLT,
dimana "apa saja" tsb possible masuk ke kategori :
1. dosa (kesalahan) ditinjau oleh pihak YLT ... KALAU perihal mengenai "apa saja" tsb dikasih tau
2. perihal yang "tidak baik" bagi pihak YLR di pov pihak YLT maupun perihal yang "tidak menyenangkan" bagi pihak YLT itu sendiri.
sebab manusia memiliki 'kontrol' atau 'kuasa' atas tindakan/perbuatannya sendiri.. jd nda spt robot yg hanya bisa digerakkan dgn menggunakan remote ato program tertentu..
IMO, bold sependapat. Namun tidak sepenuhnya saya mengertikan demikian (bold).
IMO, pabila emang bener yang dipercayai bhw manusia itu terdiri dari roh dan daging, maka manusia mendengar "dua suara", yakni "suara-roh" - "suara-daging". Diketika manusia ngedengerin yang "suara-roh" ---> maka disini Roh-lah yang mengontrol si manusia. Diketika manusia ngedengerin yang "suara-daging" ---> maka disini Daging-lah yang mengontrol si manusia.
Karena manusia hidup didalam daging dan semua segala lingkungan bersifat kasatmata/jasmani ---> maka manusia cenderung ngedengerin yang "suara-daging".
So, sebenernya manusia tidak mempunyai kontrol apa apa - karena either daging or roh lah yang mengontrol dimana
manusia memutuskan yang mana "pengontrol" yang dia dengerin.
Saya ngerti, kalimat "manusia memutuskan" tentunya dipendapati bhw disinilah manusia mengontrol.
Saya sempet nulis di thread mana lupa, bhw (imo) pabila pilihan2 sudah di"kerucutkan" menjadi
(saya istilahkan) biner-oposisi, maka ini gak bisa disebut pilihan freewill ataupun dimengertikan bhw inilah freewill.
Ilustrasi :
A. warna merah, kuning, ijo dangdut, dll ---> masuk kategori cerah.
B. warna hitam, abuabu, coklat tua, dll ---> masuk kategori muram.
Freewill :
A dan B, namun tidak ada kategori "cerah-muram".
Cuplis dihadapi pilihan kesemua warna2 yang saya tulis diatas.
Cuplis bebas memilih warna apa saja yang dia mau tanpa mengacu apakah itu cerah atopun muram
(karena memang tidak ada kategori tsb). Cuplis bisa dikatakan "berkuasa" menentukan pilihan atas warna2 tsb.
Tidak bisa dikatakan Freewill :
diketika ada kategori "cerah-muram" dimana Cuplis dihadapi pada biner-oposisi ini, maka yang mengontrol adalah si "cerah" dan si "muram".
Alesan saya :
karena kalo Cuplis milih "cerah" ya otomatis "muram" gak terpilih.
Dilain sisi, bisa dikatakan freewill kalo gak ada "cerah-muram" diketika Cuplis milih merah, maka yang tidak terpilih adalah kuning, ijo dangdut, hitam, abu2 dan coklat tua.
Adam disuruh Allah menamain binatang2.
Allah tidak menentukan batasan (kategori sehingga masuk ke biner oposisi) jenis2 nama yg harus di nama-in.
Freewill : disini Adam bebas/berkuasa/mengontrol nama2 APA aja yang dia ingini dan dia tentukan ke tiap2 binatang.
Adam disuruh Allah menamain binatang2.
Allah menentukan batasan (kategori sehingga masuk ke biner oposisi) bhw nama binatang yg berawalan huruf A = correct berawalan huruf selain A = wrong.
Tidak bisa dikatakan freewill : karena "correct" dan "wrong" itulah yang "mengontrol" si Adam
.
Kalo Adam kasih nama binatang Ayam ---> maka hukum "bilang" :
correct! (otomatis tidak/bukan wrong)
kalo Adam ngasih nama binatang Uler ---> maka hukum "bilang" :
wrong! (otomatis tidak/bukan correct)
So disini, apakah Adam BEBAS memilih ngasih nama binatang tsb Ayam Uler Kodok Kelinci dlsb sesuka dia diketika nama2 tsb di acu ke pengerucutan correct/wrong ?
IMO, nggak.
Apakah Adam bisa dikatakan BEBAS untuk memilih utk ngikutin yg mana yg "correct" yg mana yg "wrong" ?
IMO, nggak. Karena 2 hal yang berlawanan tidak bisa dikatakan pilihan
.
ilustrasi lain :
2 + 2 = 100
correct or wrong ?
Silahkan Unyil menjawabnya dengan "bebas memilih" jawaban : correct.
Namun pada kenyataannya jawaban "correct" oleh Unyil ini = wrong
.
Dimana diketika jawaban Unyil adalah "wrong" maka ini = correct
dilain sisi, 2 + 2 = 4
jawaban correct tetep correct, jawaban wrong tetep wrong
So, ini gak bisa dikatakan pilihan apalagi bebas memilih.
Kalo emang bener bisa dikatakan "bebas memilih" pada biner-oposisi ini, maka Allah gak akan perlu cape2 ngasih Firman.
Semua manusia ciptaanNYA mao pada masuk neraka kek, Allah tetep "seneng"
.
aneh ya pendapat saya, nothingman ?
hehehe....
salam.