Bro Oda,
Mau urun suara dikit mengenai "makan buah terlarang".
Bayangkan waktu kita masih kecil banget, belum tau apa-apa, yang ada cuman perasaan seneng aja.
Pernahkan kita berada dalam "state" itu ? inget engga ? pasti inget dong...
Seturut dengan usia bertambah, kita makin bertumbuh, otak makin besar,... dan kita b e l a j a r.
Kita belajar dari siapa ? dari ortu, temen, sodara, tetangga org di sekitar kita dll dll.
oke... sampe sini saya sependapat.
Apa yg kita pelajari ? Rasa.
Rasa sakit, emosi, ini jelek, itu baik, ini jahat, itu bener.
sampe sini juga sependapat, dengan tambahan dari saya : HARUS ADA faktor eksternal yang bersifat "corporeal" / jasmani ---> tidak hanya makhluk hidup .... pohon, batu, benda2pun bisa jadi sebagai faktor eksternal.
Alesan saya : begimana manusia bisa merasakan sakit pabila tidak ada yg "corporeal" menyebabkan dia sakit ? begimana manusia bisa marah kalo tidak ada yg "corporeal" menyebabkan dia marah / emosi ?
Oke sampe sini setuju kan...?
sip ... saya setuju
.
Gavin setuju nggak dengan tambahan saya ?
Lanjut.
Sekarang kita ke zaman adam dan hawa.
Bayangkan adam dan hawa itu seperti anak kecil di atas, yang engga punya siapa-siapa.
Engga punya ortu, temen, tetangga, orang sekitar dll dll.
Tentunya mereka engga pernah belajar apa itu jahat dan apa itu baik (kan engga ada yg ngajarin)
Sebelonnya saya mesti kasi tau dulu, pendapat saya berikut ini adalah secara asumsi AdamHawa literally cuma dua manusia di bumi.
Nah ... disini saya nggak sependapat.
Karena menurut saya, Allah justru yang ngajarin AdamHawa.
Allah yang ngasih tau yang mana yang jangan - yang mana yang boleh.
Ketika adam hawa makan,
1. mereka BELAJAR,
2. jadi TAU, bahwa
a. itu melanggar,
b. itu jahat,
c. itu tidak baik.
pernah gak gavin membayangkan pabila tidak ada pemberitahuan bhw selain PBJ (pohon baik jahat) boleh dimakan, yang pbj jangan dimakan ?
saya pernah, dan di benak saya ... mao dikasi tau Allah kek, nggak kek ... suatu saat, pasti buah PBJ tsb kena dimakan ... baik mungkin itu oleh dua manusia pertama tsb (AdamHawa) atopun keturunan2nya.
Alesan saya adalah :
karena sesuatu yang "corporeal" itu ADA ---> yakni pohon2 dan juga binatang2 dlsb. So... disini saya sependapat dengan gavin pada point 1 dan point 2c.
ilustrasi :
AdamHawa cuma berdua aja di Eden. Tidak ada Allah, tidak ada iblis.
Disitu ada pohon mangga, jeruk, pare, asem.
Secara cuma ada 4 pohon yang saat itu ada disitu, cepat ato lambat pasti buah dari masing2 pohon itu kena dimakan baik oleh AdamHawa atopun keturunannya (terserah yang keberapa).
Untuk mempersingkat cerita ilustrasi, taroh kata AdamHawa makan ke empat jenis tumbuhan tsb. Dari situ AdamHawa BELAJAR mengenai rasa pengecapan di mulut. Pabila AdamHawa sepakat nggak suka rasa buah asem atopun mungkin makan buah asem mereka jadi moncor2... maka buah asem adalah buah yg jelek di pov AdamHawa ---> so, disini AdamHawa belajar yg mana baik yg mana nggak baik.
KainHabil lahir.
AdamHawa ngajarin/ngasih tau KainHabil
tumbuhan laen boleh dimakan, tumbuhan asem jangan dimakan.
Habil nggak makan itu asem...
Kain
makan itu asem ... akibatnya Kain moncor2.
Siapa yang "rugi" ? siapa yang "untung" ?
Habil untung nggak moncor2, tapi dia rugi nggak bisa tau rasa asem.
Kain untung bisa tau rasa asem, tapi dia rugi karena moncor2.
siapa yang "belajar" ?
Habil belajar secara pengetahuan (dari hasil ngliat Kain moncor2)
Kain belajar secara makna (experience)
Sekarang,
sekalipun AdamHawa nggak ngasih tau perihal ungu --- posibilitas ijo tetep ada ... baik itu mungkin dilakukan oleh KainHabil sendiri, atopun mungkin keturunan KainHabil.
So, dari sini kesimpulannya (imo) --- manusia itu
(yang normal) begimanapun naturnya pasti "belajar"
.
Dari situlah pikiran mereka berubah, dari :
1. Hanya tau kebahagiaan saja, menjadi,
Nah... bagaimana bisa dikatakan
TAU kebahagiaan, pabila ybs TIDAK TAU ke tidak-bahagiaan ? jawabannya (imo) bisa ada dua, yakni hanya SETELAH
1. berdasarkan pengetahuan : bhw sikon bla3x disebut ketidak-bahagiaan.
2. berdasarkan makna, ngerasain sendiri sikon bla3x tsb (experience).
Dari penambahan pengetahuan inilah, mereka tau apa itu malu, apa itu cinta pada lawanjenis, apa itu emosi dll.
Dan pengetahuan ini diturunkan pada anak cucu mereka
saya sependapat dengan kalimat gavin diatas ---> ini "masuk" di point-1. Namun (imo) kita juga ga bisa mengabaikan bhw TANPA adanya pemberitahuan dari orang lainpun ... "pembelajaran/pengetahuan" itu sendiri bisa dialami melalui experience (ngrasain sendiri).
Langsung maksudnya diajarkan bahwa ini salah itu bener.
Dari sinilah adanya istilah "dosa turunan"
Karena dari pelanggaran satu orang, maka dosa masuk dan "diturunkan" pada anak-anak, dan lalu pada seluruh manusia di bumi.
gavin menggunakan tanda petik pada kalimat "dosa turunan". Saya simpulkan, menurut gavin :
Pengetahuan mana yg baik - mana yg tidak baik = "dosa" (dengan tanda petik).
Please CMIIW.
Lalu gimana caranya kita "menghapus" dosa turunan ini?
Ya dengan pengetahuan juga.
Pengetahuan bahwa ada satu orang yg taat sampai mati agar manusia bisa kembali kepada Tuhan.
terus terang saya nggak ngliat/nangkep koneksinya antara ungu dan orange, gavin ...
.
Alesan saya, bahkan sebelum Yesus ada di bumipun :
X. ada manusia yang kembali kepada Tuhan
Y. ada manusia yang tidak kembali kepada Tuhan
Namun disini saya nggak lagi berpendapat bhw adanya Yesus di bumi itu adalah hal percuma, karena (imo) adanya Yesus di bumi = meningkatkan
probabilitas point-1 ... dimana
posibilitas fifty fifty itu sendiri tetep ada, yakni point-1 dan point-2 s/d jaman sekarang.
Roma 5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
saya sempet ngebahas ayat ini, lupa dimana...
anyway, secara singkatnya dalam ilustrasi ... pengertian ayat diatas ibaratnya seperti sbb :
sebelum Yesus di bumi :
SEMUA manusia yg hidup di bumi = susu sebelangga yang menjadi rusak karena nila setitik.
setelah Yesus di bumi :
SEMUA manusia yg hidup di bumi = susu sebelangga yang rusak tsb menjadi tidak rusak karena "formula" setitik.
nila = AdamHawa.
"formula" = Yesus.
Kalo memang demikian pengertian ayatnya secara ilustrasi diatas tsb ... maka (imo) itu = janggal
.
Alesan saya, baik sebelum Yesus dibumi maupun sesudah dibumi - point X dan point Y diatas eksis.
Yang saya inginkan dari temen2 disini, tolong tunjukan kesalahan saya.
Misal :
"oda salah... sebelum Yesus ada di bumi itu, tidak ada point X ... yang eksis HANYA point Y dengan kata lain : SEMUA manusia tidak ada yang kembali kepada Tuhan .... Nah, baru setelah Yesus ada di bumi, point-Y itu nihil ... yang eksis HANYA point-X, yakni : SEMUA manusia kembali kepada Tuhan"makasih atas masukan2 gavin.
salam.