Author Topic: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah  (Read 18689 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #240 on: December 11, 2013, 09:33:35 AM »
@Oda & Nothing,
Rasanya yg saya maksudkan sudah cukup tergambar dari postingan saya.

Titik tolak free-will yg saya sambil adalah 'peluang' mengambil tindakan.

Pembatasan opsi mnrt saya bukanlah pembatasan free-will.
Pembatasan kesempatan, itulah yg merupakan free-will.

Karena ketika opsi dibatasi namun manusia tetap memutuskan mengambil opsi yg keliru, maka si manusia melanggar oleh free-will.
Jika kesempatan dibatasi dan manusia mau-tak-mau memutuskan mengambil opsi yg benar, maka manusia tidak mngambil opsi itu krn free-will.

Contohnya bgini:

Ktika Adam mmutuskan makan pohon PBJ (pngetahuan baik-jahat), maka Adam mlakukannya krn free-will karena Adam masih diberikan akses (peluangnya tidak dibatasi) menuju pohon PBJ walau Adam dilarang memakannya (opsi dibatasi).
Maka perbuatan Adam itu akan mendapat ganjaran krn Adam dg free-will telah melanggar perintah.

Jika akses ke pohon PBJ dibatasi shg Adam tidak melanggar kehendak Allah, maka ketidakpelanggaran Adam itu bukan krn free-will Adam.

Jd sudut pandang saya adalah di 'akses' yg menentukan 'kesempatan', bukan hanya 'pembatasan opsi'.

Ya spt pilihan berganda.
Si murid tau jawaban benar adalah A, tp yg ditampilkan adalah A, B, C, D.
Dg adanya 4 opsi itu, maka pemilihan si murid adalah free-will.
Jika si murid memilih A, maka ia dg free-will memilih A dan dapat penghargaan.
Jika si murid sengaja memilih B (walau ia tau A yg benar), maka si murid akan mdapat ganjaran krn ia dg free-will memilih B.

Ketika Tuhan melarang namun tidak menutup akses utk apa yg Ia larang, maka disitu free-will manusia diuji.
Kl Ia melarang dan menutup semua akses utk apa yg Ia larang, maka free-will manusia menjadi tidak berharga.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #241 on: December 11, 2013, 10:16:24 AM »
:
yup.
oom sendiri juga bukanlah penganut teori " kehendak bebas"
bold, kalo saya mengertikannya secara dua pov, Oom.

1. "bebas" sso menentukan kesenangannya sendiri
2. Tidak bebas ketika ybs mengaitkan dgn konsekwensi yg dia ketahui.

Quote
tapi juga percaya akan apa yang namanya Takdir/ skenario Allah  yang dalam Istilah Kristen dikenal dengan KEHENDAKMU atao rencana Allah
IMO, Kata "takdir" kayaknya perlu diperjelas dulu pengertiannya dari pov Oom.

Dari pov odading, "takdir" = Then....
IF-nya = suatu kondisi terpenuhi
Do-nya = berdasarkan will manusia (apa saja).

Do = Oom makan
IF = makan cabe
Takdir = Oom kepedesan.

Skenario Allah ada di IF ... Then... (dan tentu nggak sesimpel ilustrasi saya diatas) ---- sedangkan Do-nya ada di manusia.

Quote
namun demikian supaya tidak terlalu "bertengkar hebat" maka oom juga bikin istilah " Takdirnya tidak detail"
Dikatakan bold, dikarenakan pengetahuan manusia akan IF-nya itu terbatas... namun saya rasa "takdir" itu sendiri sudah detail dan mutlak.

Diatas, masih "saya rasa" loh ya Oom... karena saya sendiri masih mikirin pada perihal "intervensi" Allah ... disini yg di "intervensi" itu DO-nya ?(sehingga IF tidak terpenuhi)  ataukah THEN-nya ? (IF-nya terpenuhi, namun THEN-nya Dia rubah) :D

Nah, dari pov OOm han - "takdir" itu apa yah ?
(ini masih berkaitan dgn judul topik gak yah ? takutnya OOT.... :D).

:)
salam.

Offline nothingman

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 81
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #242 on: December 11, 2013, 04:34:58 PM »
@Oda & Nothing,
Rasanya yg saya maksudkan sudah cukup tergambar dari postingan saya.

Titik tolak free-will yg saya sambil adalah 'peluang' mengambil tindakan.

Pembatasan opsi mnrt saya bukanlah pembatasan free-will.
Pembatasan kesempatan, itulah yg merupakan free-will.

Karena ketika opsi dibatasi namun manusia tetap memutuskan mengambil opsi yg keliru, maka si manusia melanggar oleh free-will.
Jika kesempatan dibatasi dan manusia mau-tak-mau memutuskan mengambil opsi yg benar, maka manusia tidak mngambil opsi itu krn free-will.

Ok bro Siip, sy sudah memahami maksud penjelasan anda..
pd intinya sptnya sama dgn pemahaman sy dan mungkin bro Odading, hanya cara/metode penyampaiannya yg beda..  :afro:

Syalom,  :peace:

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #243 on: December 11, 2013, 04:50:01 PM »
Maka itu kadang sso tidak bbuat dosa bukan krn rohani/akhlaknya kuat tetapi krn tidak ada ksempatannya.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #244 on: December 11, 2013, 11:26:02 PM »
Titik tolak free-will yg saya sambil adalah 'peluang' mengambil tindakan.
Ya ... ya... disini kita sependapat kok siip. (beda cara pemaparan aja :)).

Quote
Karena ketika opsi dibatasi namun manusia tetap memutuskan mengambil opsi yg keliru, maka si manusia melanggar oleh free-will.
Namun imo, bold itu nggak mutlak = hanya bold.

Saya melibatkan "pemenuhan kepuasan/kepentingan diri" ybs, siip.
Pemenuhan ini bisa disebabkan :
A. mengabaikan informasi yg dia ketahui (ibaratnya sengaja menutup mata)
B. dikarenakan tidak mengetahui informasi tsb
C. lupa akan informasi-nya (alpa, lalai)
D. terpengaruh faktor2 eksternal lainnya
E. tidak percaya bunyi informasi tsb

Point2 diatas tsb semua ngerujuk SEBAB untuk kepuasan/kepentingan diri (alasan)

Quote
namun manusia tetap memutuskan mengambil opsi yg keliru
Pada kalimat diatas, ini menuntun saya utk berpendapat bhw ybs intentionally mengambil opsi yg keliru, dimana alasannya tidak ngerujuk ke kepuasan diri yang tidak berkaitan dgn hukum itu --- yg akhirnya saya simpulkan ybs ini memang sedang sengaja menantang/menentang hukum tsb. Saya istilahkan : "ngajak perang" ---> inilah kepuasan diri ybs berkenaan dgn hukum tsb :D.

Quote
Ya spt pilihan berganda.
Si murid tau jawaban benar adalah A, tp yg ditampilkan adalah A, B, C, D.
Dg adanya 4 opsi itu, maka pemilihan si murid adalah free-will.
Jika si murid memilih A, maka ia dg free-will memilih A dan dapat penghargaan.
Jika si murid sengaja memilih B (walau ia tau A yg benar), maka si murid akan mdapat ganjaran krn ia dg free-will memilih B.
Nah itu... dengan sengajanya si murid memilih B, kalimat ungu siip menuntun saya berpendapat :  memilihnya B tsb ibarat si murid memang sengaja ngelawan "hukum".

Si murid TAU bhw A adalah jawaban yang benar.
Dan dengan sengaja (mungkin utk membuktikan bhw dia capable) dia memilih jawaban yang salah.

Ketika ditanya :
"kenapa kamu sengaja milih B ?"

jawaban yang paling pas adalah :
"suka suka gue donk... gue kan mao pilih A bisa .. mao pilih B juga able to do it" ....

dan kalo tetep dikejar :
"ya ... okelah suka2 elu, sekarang alesan elu apa ??"

Apakah murid akan menjawab :
  • "alesannya ya karena gue KEPINGIN gak naek kelas" ?
  • "karena gue mao buktiin walo gue pilih B, gue bisa tetep naek kelas" ?
  • "gue gak punya alesan spesifik kok ... cuma mao buktiin bhw gue berani utk memilih B" ?

Sso melanggar lampu merah, BUKAN krn dia tidak sabaran, BUKAN krn dia terburu buru, melainkan dia memang sengaja memancing kemarahan polisi yg sedang berjaga di dekat situ ... dan diapun tidak perlu ngebut, hayu aja nylonong wae pelan2 melanggar lampu merah tsb didepan idung polisi :D

Sso membunuh, idem.... dia emang sengaja melakukan tindakan membunuh tanpa alasan, ataupun dengan alasan ingin masuk penjara ... ato bisa juga cuma sekedar utk membuktikan bhw dia capable utk membunuh tanpa ditangkep masuk penjara.

Apakah maksud siip kira2 seperti demikian ? Please CMIIW.

Karena ilustrasi2 saya diatas itu dari pov saya nggak logik (atau mungkin si pelaku itu ragil / gak punya logik / ndableg :D) - oleh karena itulah saya mengertikan bhw FREEwill itu sulit utk dimengertikan (krn terasa janggal) apabila pengasumsian opsi yang ada itu telah "mengerucut" ke biner-oposisi dimana informasi konsekwensinya diketahui dan si pelaku dgn kesadaran penuh - memang sengaja menentang/menantang "hukum" tsb.

Masih bisa dikatakan "free" apabila itu menyangkut/dikarenakan (alasannya) kepuasan/kepentingan dirsen ybs ... atau bisa juga dikatakan dikarenakan "kelemahan daging".

Quote
Ketika Tuhan melarang namun tidak menutup akses utk apa yg Ia larang, maka disitu free-will manusia diuji.
he-he-he... kalo ngliat kisah Adam... buat saya masih terasa janggal utk berpendapat bold :D.

Hiks!  :( ... Kenapa cuma saya aja yg merasa janggal yah - ketika saya mengertikan bhw:  dilarangnya Adam makan buah adalah utk menguji freewill Adam ?

:)
salam.

Offline nothingman

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 81
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #245 on: December 12, 2013, 01:09:17 AM »
Maka itu kadang sso tidak bbuat dosa bukan krn rohani/akhlaknya kuat tetapi krn tidak ada ksempatannya.

lhooo kok jd ada kesimpulan sperti itu ya bro..?? 
waah, brarti diantara kita masih blum ada kesepahaman, ato mungkin sy salah dlm memaknai penjelasan anda sebelumnya ya.. :think:

Ooh mungkin sy salah dlm memaknai pernyataan anda yg ini:
Quote
Pembatasan opsi mnrt saya bukanlah pembatasan free-will.
Pembatasan kesempatan, itulah yg merupakan free-will.

mnurut sy, ada atau tidaknya opsi/pilihan atao banyak/sedikitnya pilihan tdk berpengaruh terhadap ada/tidak adanya kesempatan, karna tindakan yg dpt diambil/ditentukan dlm freewill itu ujung2nya cuma pd 2 kondisi yaitu utk taat/tidak taat(rumusan biner 0/1, Yes/No) thd rule/law yg diberikan Tuhan..

makanya bro Odading jg mengatakan :
Quote
Pada informasi Law yg diketahui, Kehendak itu sendiri bernilai 1 ---> ADA kehendak ... bernilai 0 ---> tidak ada kehendak. Jadi, nggak bisa dikatakan BEBAS

oleh karena itulah saya mengertikan bhw FREEwill itu sulit utk dimengertikan (krn terasa janggal) apabila pengasumsian opsi yang ada itu telah "mengerucut" ke biner-oposisi dimana informasi konsekwensinya diketahui dan si pelaku dgn kesadaran penuh - memang sengaja menentang/menantang "hukum" tsb.

sy tadinya mengira bhw maksud "pembatasan kesempatan" dr bro Siip ini merujuk pd posisi biner(Yes/No atau Taat/Tdk Taat) tsb bro.. tp sptnya "pembatasan kesempatan" maksud anda ini pd ada ato tidaknya akses terhadap rule/larangannya ya..? ato spt bgmn sih mksud anda ttg kesempatan ini sy kok masih blum mudeng dgn maksud anda.. CMIIW

menurut sy, sebuah akses thd rule itu tidak bisa dibatasi/dihilangkan selama rule tsb berlaku scr efektif, karna akses tsb adlh part/bagian dr rule itu sendri bro..
jd selama ada rule/hukum yg diterapkan Tuhan, akses utk Taat/Tidak Taat harus selalu ada, manusia mau-tidak mau, suka-tidak suka harus mengambil keputusan(dgn freewill), sehingga tidak ada istilah/kesimpulan yg spt anda sebutkan diatas bhw "sso tidak berbuat dosa karna tidak ada (akses)kesempatannya"

Syalom,  :peace:

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #246 on: December 12, 2013, 01:56:35 AM »
Kalau saya liat2 (duga),
sepertinya/kayaknya siip memegang konsep Libertarian Free Will.
Please CMIIW.

Dan mohon maaf, kalo saya baru tau bhw konsep ini ada... dan kalo siip memang Libertarian Free Will, sekali lagi saya mohon maap krn sudah "cerewet" ke siip :D.

:)
salam.

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #247 on: December 12, 2013, 02:32:01 AM »
Ketika Tuhan melarang namun tidak menutup akses utk apa yg Ia larang, maka disitu free-will manusia diuji.
Kl Ia melarang dan menutup semua akses utk apa yg Ia larang, maka free-will manusia menjadi tidak berharga.

Maap, pengen komentar dikit.

Saya ingat saya pernah nge-post di awal thread ini ttg will manusia yg lumayan nyerempet dng poin dari bro siip di atas.

Saya bilang: ekspresi will manusia yg terbaik (alias free-will) adalah ketika manusia melawan Allah.

Namun, manusia bisa melawan Allah pun adalah karena Allah tidak menutup akses bagi terjadinya hal tsb.

Jadi, mengapa manusia mlawan Allah? Karena Allah membuatnya mampu dan membiarkannya; Karena Allah menghendakinya: Karena Allah punya rencana (menciptakan manusia sesuai imageNya).

***********

Btw, mengapa kalau bicara freewill, perbuatan yg dibahas adalah yg tipe positif ya (will untuk aktif melakukan sesuatu)? Kenapa nggak yg tipe negatf (will untuk pasif melakukan sesuatu)? Kita berdosa tidak hanya karena kita melakukan sesuatu, tetapi juga karena kita tidak melakukan sesuatu.



Cheers
« Last Edit: December 12, 2013, 02:37:55 AM by budi »

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #248 on: December 12, 2013, 08:58:11 AM »
bold, kalo saya mengertikannya secara dua pov, Oom.

Dari pov odading, "takdir" = Then....
IF-nya = suatu kondisi terpenuhi
Do-nya = berdasarkan will manusia (apa saja).

Do = Oom makan
IF = makan cabe
Takdir = Oom kepedesan.

Skenario Allah ada di IF ... Then... (dan tentu nggak sesimpel ilustrasi saya diatas) ---- sedangkan Do-nya ada di manusia.
 Dikatakan bold, dikarenakan pengetahuan manusia akan IF-nya itu terbatas... namun saya rasa "takdir" itu sendiri sudah detail dan mutlak.

Diatas, masih "saya rasa" loh ya Oom... karena saya sendiri masih mikirin pada perihal "intervensi" Allah ... disini yg di "intervensi" itu DO-nya ?(sehingga IF tidak terpenuhi)  ataukah THEN-nya ? (IF-nya terpenuhi, namun THEN-nya Dia rubah) :D

Nah, dari pov OOm han - "takdir" itu apa yah ?
(ini masih berkaitan dgn judul topik gak yah ? takutnya OOT.... :D).

:)
salam.
Kalo nurut oom "takdir" itu engga masuk ke " IF and -Then tapi "Whatever and Sure"
1)nah takdir yang detail adalah semisal bro oda ditakdirkan kepedesan makan cabe
maka apapun yang bro oda makan gehu, nasi kuning dan lain lain ,jika saat takdirnya tiba maka pasti gehunya ato nasikuningnya mengandung cabe dan bro oda akan kepedasan

2) kalo takdirnya tidak detail adalah semisal bro oda ditakdirkan kepedasan

Bro oda masih bisa milih (kehendak bebas terbatas )
mau makan cabe kek
mau makan cengek kek
mau makan merica kek
mau makan semut  kek
pokoknya judulnya bro oda "kepedasan"

Tapi karena Takdirnya (rencana skenario Allah) bro oda kepedasan
maka kehendak bebas engga berdaya melawan takdir walaupun diusahakan
jadi semisal bro oda berniat buat puasa tidak makan apapun menahan lapar demi gagalnya takdir
maka bro oda bakalan "kerasukan" dan ketika bro oda yang kerasukan ditanya sama orang pinter : mau apa  ??
maka Roh yang merasuk di brooda akan menjawab :
mau mibaso "mercon janda" level 37
dan ketika ritual " pelepasan " dilakukan , mercon janda udah keburu masuk mulut dan ditelan


maka jadilah sesuai takdir" Bro oda Kepedasan"


(ini masih berkaitan dgn judul topik gak yah ? takutnya OOT.... :D).

Lha kalo sedikit sedikit main semprit, tidak ada penjelasan yang bakalan tuntas
karena kalo bikin lapak  baru pembeli bakalan berkurang karena engga tau lokasi
ato males karena engga ada tangga jalan

Tuhan Yesus memberkati

Han


« Last Edit: December 12, 2013, 09:05:46 AM by hanhalim2 »
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #249 on: December 12, 2013, 09:06:38 AM »
Sso membunuh, idem.... dia emang sengaja melakukan tindakan membunuh tanpa alasan, ataupun dengan alasan ingin masuk penjara ... ato bisa juga cuma sekedar utk membuktikan bhw dia capable utk membunuh tanpa ditangkep masuk penjara.

Karena ilustrasi2 saya diatas itu dari pov saya nggak logik (atau mungkin si pelaku itu ragil / gak punya logik / ndableg :D) - oleh karena itulah saya mengertikan bhw FREEwill itu sulit utk dimengertikan (krn terasa janggal) apabila pengasumsian opsi yang ada itu telah "mengerucut" ke biner-oposisi dimana informasi konsekwensinya diketahui dan si pelaku dgn kesadaran penuh - memang sengaja menentang/menantang "hukum" tsb.

Manusia itu tidak hanya logic tp juga emotional dan emosi itu besar impact-nya.

Kita ambil contoh mbunuh ya.
- Sso tau bhw membunuh itu salah, dia punya ksempatan utk mbunuh, dan membunuh.

Bisa jadi dia membunuh krn :
- Udah tau salah tp saking emosi dan dendam hingga dia tabrak aturan dan mbunuh (emosi)
- Udah tau salah tp mbunuh juga krn mnemukan kpuasan dlm mbunuh (emosi)
- Udah tau salah tp sngaja adu pandai sama polisi (emosi)
- Udah tau salah dan sngaja pengen masuk penjara/pengen mati (emosi)
- Udah tau salah dan ngga sngaja mbunuh krn mbela diri (logic)

Scara hukum legal, apapun alasannya, dia tetap salah dan harus diganjar.
Hanya saja berat hukumannya beda-beda utk tiap kasus.

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #250 on: December 12, 2013, 09:19:45 AM »
menurut sy, sebuah akses thd rule itu tidak bisa dibatasi/dihilangkan selama rule tsb berlaku scr efektif, karna akses tsb adlh part/bagian dr rule itu sendri bro..
jd selama ada rule/hukum yg diterapkan Tuhan, akses utk Taat/Tidak Taat harus selalu ada, manusia mau-tidak mau, suka-tidak suka harus mengambil keputusan(dgn freewill), sehingga tidak ada istilah/kesimpulan yg spt anda sebutkan diatas bhw "sso tidak berbuat dosa karna tidak ada (akses)kesempatannya"

Syalom,  :peace:

Kasusnya tentu saja ada bro.

Misalnya,
Sso mlarang anaknya main telepon rumah, maka dikuncilah telepon rumah dan telepon itu diawasi terus shg anaknya pasti tidak akan melanggar.

Walau si anak 'sepertinya' taat krn tidak main telepon rumah, tp dia bisa taat krn kondisi mjadikannya taat.
Pd akhirnya ya si anak tidak bersalah.

Kondisi spt inilah yg namanya 'bounded free-will' alias 'free-will yg ngga bener-bener free'.

Ya ndak masalah juga krn ending-nya baik.

Namun akan beda kualitas anak yg 'dilarang namun dbri akses' dg anak yg 'dilarang dan ditutup aksesnya'.

---------

Adalah kasih karunia Tuhan ketika sso ditutup akses sbanyak-banyaknya thd ancaman pelanggaran (walau pasti ngga semua akses thd kesempatan pelanggaran pasti ttutup).

Misal,
Jika seorang anak dbesarkan oleh ayah-ibu yg akhlaknya baik, yg ekonominya memadai, yg lingkungannya supportif, maka ini mengecilkan kemungkinan si anak menjadi kriminal.
Sbaliknya jika seorang anak dbesarkan oleh ayah-ibu yg akhlaknya buruk, yg ekonominya sulit, yg lingkungannya keras, maka ini mbesarkan kmungkinan si anak menjadi kriminal.

sso tidak berbuat dosa karna tidak ada (akses)kesempatannya

Ini lebih ke perenungan sih...
Misalnya,
Sso bisa jadi tidak pernah selingkuh di kantor bukan karena akhlaknya mulia, tp krn ia kerja di pabrik yg semua pegawai adl laki-laki.
Jika sso kerja di kantor dg mayoritas wanita cantik yg masih muda dan ia tidak selingkuh, maka itu baru terbukti free-will-nya dlm area selingkuh di kantor (tolong jangan dilebarkan ke area selingkuh di taman  :giggle:).
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline nothingman

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 81
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #251 on: December 12, 2013, 11:44:30 AM »
thanx to bro Siip atas tangapan yg anda berikan..  :afro:

Kasusnya tentu saja ada bro.

Misalnya,
Sso mlarang anaknya main telepon rumah, maka dikuncilah telepon rumah dan telepon itu diawasi terus shg anaknya pasti tidak akan melanggar.
mnurut sy pelarangan (merah) itu jd tidak ada gunanya/tidak ada artinya lg, sebab tidak ada peluang utk terjadinya pelanggaran dgn adanya penutupan akses (biru).. bahkan rule pelarangan (merah) itu dpt dihilangkan, cukup pake yg biru aj, tp itu jg menutup kemungkinan adanya freewill atau kehendak utk taat/tidak taat..

Quote
Walau si anak 'sepertinya' taat krn tidak main telepon rumah, tp dia bisa taat krn kondisi mjadikannya taat.
Pd akhirnya ya si anak tidak bersalah.
mnurut sy dlm contoh diatas, si anak sama sekali tidak punya peluang/kondisi utk taat atau tidak taat bro, karna rule/larangannya tidak efektif/nihil dgn ditutupnya akses.. itu ibarat membuang telponnya, jd klo tidak ada telpon bagaimana si anak mau maen/tidak maen telpon..?!?

Quote
Kondisi spt inilah yg namanya 'bounded free-will' alias 'free-will yg ngga bener-bener free'.
weleeeh, sy bru tau ada istilah itu dan spt itu maknanya bro Siip.. klo mnurut sy sih tidak ada freewill yg bener2 free, pasti ada batasan2nya..

tp klo pun kejadian spt yg dicontohkan ol bro Siip itu emg ada beneran, mungkin sy akan menggunakan istilah 'predestinasi' bro, bukan freewill sebab suka/tidak-suka, mau/tidak mau, si anak tinggal ngikuti aj kemauan bapaknya krn si anak sama sekali tidak punya pilihan, kehendak ato kemauan sendiri..  :grining:

Quote
Adalah kasih karunia Tuhan ketika sso ditutup akses sbanyak-banyaknya thd ancaman pelanggaran (walau pasti ngga semua akses thd kesempatan pelanggaran pasti ttutup).
setuju bro.. tp benarkah Tuhan menutup akses pelanggaran atas rule/perintahnya itu cuma khusus bagi sso aj, sedang sifat rule-Nya itu sendiri kan universal..? CMIIW

Syalom,  :peace:

Offline nothingman

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 81
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #252 on: December 12, 2013, 11:49:13 AM »
Kalau saya liat2 (duga),
sepertinya/kayaknya siip memegang konsep Libertarian Free Will.

waaah, ada istilah yg baru sy kenal lg tuh.. "Libertarian Free Will"... sptnya menarik..  :think:  :think1:

bro Oda tolong jelasin donk, konsepnya spt apa sih..?!?  :D  :whistle:

Syalom,  :peace:

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #253 on: December 12, 2013, 12:02:17 PM »
Sekedar melengkapi urusan larangan telepon. Ini kisah nyata tetangga Saya sendiri :

Suatu ketika, karena tagihan telepon melonjak drastis, SI tetangga marah2 Dan melarang prt nya bertelepon, dilengkapi dengan mengunci teleponnya.

Bulan berikut tagihan tetap tinggi, sambil bingung SI tetangga KE telkom cek pemakaian. Dari hasil cek terlihat memang telpon digunakan sepanjang SI tetangga ngantor.

Si prt diperiksa, Dan ditemukan pesawat telpon di tas nya. Jadi pesawat telpon dikunci tidak masalah, tinggal ganti pesawat telpon, sudah bisa digunakan.

Itu dari kisah nyata, bahwa memang karena freewill, sudah dilarang Dan dikuncipun tetap bisa dilalukan.

Syalom

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #254 on: December 12, 2013, 01:06:44 PM »
Kalo nurut oom "takdir" itu engga masuk ke " IF and -Then tapi "Whatever and Sure"
Nah, Oom disini sepertinya mengertikan "takdir" itu ke perihal loncat kedepan.

Terlihat dari kalimat Oom disini :
Quote
1)nah takdir yang detail adalah semisal bro oda ditakdirkan kepedesan makan cabe
maka apapun yang bro oda makan gehu, nasi kuning dan lain lain ,jika saat takdirnya tiba maka pasti gehunya ato nasikuningnya mengandung cabe dan bro oda akan kepedasan

Padahal, kalo dari pov odading ... makan gehu, nasi kuning, eskrim, dll TIDAK KEPEDESAN itu sendiri adalah = "takdir", Oom :).

DO makan
IF makan = makanan yg pedas, THEN kepedesan
ELSE nggak kepedesan
Loop DO.

Quote
2) kalo takdirnya tidak detail adalah semisal bro oda ditakdirkan kepedasan

Bro oda masih bisa milih (kehendak bebas terbatas )
mau makan cabe kek
mau makan cengek kek
mau makan merica kek
mau makan semut  kek
pokoknya judulnya bro oda "kepedasan"


SET makanan pedes = cabe, cengek, merica, semut, bla3x.
DO makan
IF makan = makanan pedas, THEN kepedesan
ELSE nggak kepedesan
Loop DO.

Tetep ini berdasarkan IF... THEN..., Oom.
 :ballspin:

Quote
Tapi karena Takdirnya (rencana skenario Allah) bro oda kepedasan
maka kehendak bebas engga berdaya melawan takdir
IMO, Rencana/Skenario Allah itu = sistem ... "takdir", Oom.

Intervensi Allah itulah yg melawan "takdir" - diluar logik sistem tsb... (supranatural?) ---> Dan saya sendiri masih belon bisa mengertikannya, itu yang di intervensi yg mana yah ?

Quote
maka Roh yang merasuk di brooda akan menjawab :
mau mibaso "mercon janda" level 37
dan ketika ritual " pelepasan " dilakukan , mercon janda udah keburu masuk mulut dan ditelan
  :grining:  :lol:  :D ... hahaha... Oom Han kocak banget...  :dance:

Quote
maka jadilah sesuai takdir" Bro oda Kepedasan"
Oke... oke... saya mengerti sekarang bhw Oom mengertikan "takdir" itu loncat kedepan... sedangkan odading di "any time".

Buru2 kabur akh dari OOT takdir, sebelon disemprot :D.

:)
salam.