Kl saya mlihatnya sbg 'potensi'.
Tuhan ciptakan manusia sgambar dg Dia, dalam artian punya 'potensi'.
Akal budi manusia (dan yg dimiliki jg sama malaikat) mjadikan manusia punya kemampuan berpikir yang sangat luas.
Sependapat.
Ktika Tuhan firmankan: 'Lakukan A',
Maka akal budi manusia berpotensi mmikirkan: 'Yang bukan A itu adalah B, C, D, E'.
Dan ini baru bisa disebut pilihan
.
Sistem digit 0 - 1 : "lakukan A" ---> fokusnya ke Yes/No (On-Off) ... sulit utk bisa dikatakan ini sebuah pilihan berdasarkan kehendak bebas, karena kalo Yes ya otomatis tidak No, kalo No ya otomatis tidak Yes, absolut ... ibarat switch On-Off pada saklar lampu
.
Kmudian dg adanya kehendak bebas, maka manusia punya potensi melakukan yang 'bukan A', yaitu B,C,D,E.
Sependapat.
Ktika manusia memilih mlakukan yang 'bukan A', maka itu adalah 'dosa'.
IMO, masih tergantung pilihan lainnya yg B, C, D, E tsb. Apakah salah satu dari B, C, D, E tsb ada yg nggak masuk kategori dosa ?
IMO, kalo sudah mengaitkan dengan kata "dosa", maka ini sudah mengerucut - karena dari 5 pilihan tsb (a b c d e) dipilah kedalam dua kelompok (biner) : dosa - tidak dosa.
Paulus mnulis:
Rm 7:9
Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
'
Di ayat atas, penulis sudah melibatkan informasi ... dimana dari sekian banyak apa ... dia menyeleksinya masing2 kedalam dua kelompok, yakni apa apa yg baik dan apa apa yg jahat (mengerucut).
Jd awalnya adalah potensi di pikiran kita.
Pikiran kita mampu menganalis banyak hal.
Sependapat.
Kl kita mdengar dosen berkata: 'Jangan buka buku',
Maka pikiran kita juga akan berpikir: 'Bukalah buku sendiri', atau 'bukalah buku teman', atau 'bukalah buku dosen'.
Nah... informasi ke "spesifikan" buku yg mana saja itulah yg imo "berkembang" sesuai perkembangan jaman, perkembangan otak logika manusia, sosbud di era yg berlaku dan semakin kompleks
.
Ktika kita tpikirkan itu, maka potensi bbuat pelanggaran sudah menunggu. Jika potensi itu dilakukan, maka itulah dosa.
IMO, tergantung dari informasi pencanangan-nya, apakah sudah diketahui ? ataukah belum diketahui dari pihak yang melakukan.
Dari buku dosen, buku sendiri, buku teman --- yang mana yg dimaksud "jangan dibuka" ? ---> oleh karena itu disini perlu terlibatnya informasi, sehingga mengerucut ke dua kelompok : buku mana2 saja yg jangan dibuka, buku mana2 saja yg bisa/boleh dibuka.
Tentu saja Tuhan tidak mciptakan pikiran yang jahat.
Sependapat. Tapi ini tidak masuk di konsep predestinasi. Terlepas dari pengertian logika manusia bhw kata "jahat" = negative sense ...(imo) cukup jelas dalam konsep predestinasi, Allah
menciptakan dua hal SBJ : yang satu dikasihi, yang satu dibenci
.
salam.