Before and after are "able".
Yang mebedakannya adalah: "kecenderungan".
Sebelum kejatuhan: Cenderung untuk tidak berdosa==> but still able to sin
hehehe... itu dah yang saya maksud.
Pada bold itulah yg menimbulkan pertanyaan di benak saya :
"taunya dari mana yah - bhw sebelum makan buah, Adam cenderung utk tidak berdosa ?" ---> wong batesannya yang ada saat itu baru cuma satuuuu....
Setelah kejatuhan: Cenderung untuk berdosa==> but still able not to sin.
Kalo "setelah kejatuhan"-nya diacu ke jaman sekarang ... ya tentu yang keliatan adalah "cenderung" ... namun ini kan bukankah bisa juga dikarenakan batesannnya yang tambah bejibun, medice ?
Makanya saya selalu ngerujuknya ke yang paling pendek, yakni langsung ke KainHabil. Begimana caranya "ngulik" saya gak/belon bisa ketemu agar saya bisa sependapat bhw Habil itu manusia yg cenderung untuk berdosa
.
Setelah kejatuhan: Cenderung untuk berdosa==> but still able not to sin.
bold itu bukannya jadi "lari" dari konsep OS-nya Oom Augustine, medice ?
Here is some of what Augustine himself had to say about this.
Man's original capacities included both the power not to sin and the power to sin ( posse non peccare et posse peccare ). In Adam's original sin, man lost the posse non peccare (the power not to sin) and retained the posse peccare (the power to sin)
Post Fall Men : Able to sin - Unable to NOT sin.
http://www.monergism.com/thethreshold/articles/onsite/four-fold.html
Sebelum kejatuhan : Adam punya DUA ability.
Setelah kejatuhan : KainHabil cuma punya SATU ability.
imo, non posse non peccare after the fall harus dimengerti bahwa sebaik apa pun dan sekeras apa pun usaha utk menyenangkan Allah.... itu tidak menyenangkan Allah. Without sanctifying grace, tidak seorang pun yng baik/kudus.
Apakah
setelah dikasih sanctifying grace maka :
- A. mr.X perbuatannya (apapun itu) dibenarkan Allah dan dia pasti selamat ?
- B. otomatis perbuatan mr.X adalah perbuatan2 baik yg menyenangkan Allah - dan pasti selamat
- C. Sebagian dari perbuatan2 mr.X adalah perbuatan baik yg menyenangkan Allah - sisanya adalah perbuatan2 yg tidak menyenangkan Allah - disini nggak jelas, apakah mr.X itu selamat ato nggak
Saya yang ngajuin pertanyaan, saya juga yg coba menjawab
.
A dan B kayaknya "janggal", saya memilih C ... NAMUN, saya jadi tertuntun ke pertanyaan baru :
"lalu buat apa dikasih sanctifying grace ?" Nah, mungkin jawaban dari medice tidak berada di ketiga point diatas - bisa tolong medice jelasin ? mr.X nya diganti jadi Habil yah medice, biar gampang
.
Bro, sangat senang bermain warna.... yang buat saya justru jadi sulit menangkap maksud Anda seluruhnya.
Maap... saya akui itu kebiasaan buruk saya
. Oh ya, btw - kalo ke medice saya "takut" karena inget pernah janji ... makanya jadi "rajin" (padahal males) naroh nama kitab dan ayat keberapa kalo lagi ngajuin ayat ...hehehe
.
Natur Adam ketika diciptakan bukanlah seperti setelah kejatuhan.
Taunya dari mana donk, medice ?
btw,
keKristenan itu memegang pedoman bhw generasi2 setelah Adam itu juga diciptakan Allah, nggak sih ya medice ? ataukah setelah Adam, ya generasi berikutnya bikinan manusia belaka ?
.
Hawa berkata :
"Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan."Kalimat diatas tsb oleh keKristenan itu dimengertikan seperti apa sih ya medice ? duniawi ibarat pertolongan bidan bersalin ? ataukah secara rohani, bhw Allah berperan serta memberikan roh ke si bayi ?
Coba bro sesekali fokus ke soal 'non daging'.
sungguh, saya lumayan cukup setengah mati utk berusaha "mengambil" pengertiannya dalam perihal "non daging", medice ... tapi tetep aja gak ketemu, yang ada malah saya jadi "muter2" sendiri terus
. Karena....
Karena kalau melulu soal daging memang sulit melihat perbedaan natur Adam sebelum dan sesudah kejatuhan.
Karena baik secara "daging" ataupun "non-daging" tetep aja saya bold
.
kata "mati" disitu, karena saya sendiri belon bisa berpegang ke either "daging" or "non-daging" (walopun dihati cenderung memilih secara rohani) maka utk sementara saya anggap itu kata "mati" dengan menambahkan "mati di pov Allah" ---> pokok suatu hal yang Allah tidak kehendaki terjadi pada diri manusia ... yang bukan Adam saja, namun ya semua manusia.
Again: OS ==> fokus ke soal JIWA. Ketiadaan sanctifying grace tdak terlihat di daging.
Apakah maksudnya SEBELUM makan buah, jiwa Adam in the state keberadaan bold ? SETELAH makan buah, jiwa Adam in the state Ketiadaan bold ?
Saya pernah berandai-andai.... Sekiranya pelanggaran Adam & Eva teradi setelah Kain lahir..... dan melahirkan Abel setelah melakukakan pelanggaran... maka akan ada dua natur manusia.
ijinkan saya juga berandai-andai ya medice
.
IMO, grace itu dikasih lagi dikasih lagi dikasih lagi oleh Allah s/d saat Allah cabut nyawanya
.
So sejak bayi lahir, bayi sudah mendapat grace dari Allah, jiwanya "tidak bercela" dimatanya. Anyway, simpelnya - state si bayi itu tidak "mati" dihadapan Allah
.
Entah tepatnya sampe umur berapa, namun sepertinya balita masih bisa dikatakan "tidak bercela" dimataNYA ... evil days "belum datang".
Di Pengkotbah bilang diketika youth, evil days "siap2 datang" --- Pengkotbah ngajarin : SEBELUM evil days datang, ingatlah selalu akan Allah.
So, kesimpulan odading adalah : "mati" dihadapan Allah itu terbuka kemungkinannya terjadi hanya diketika youth ... yakni diketika youth ini melanggar batasan pertama kalinya --- dan ini BUKAN karena youth ini berada didalam dosa turunan.
Itu saja... simpel kan, medice ?
Menjadi tidak simpel, ketika saya "masuk2"in konsep OS dan sekarang ditambah lagi dengan "sanctifying grace".
Konsep OS juga mengikut sertakan bayi - bayi terlahir dengan jiwa in the state whatever pokok in negative sense. Belum lagi diketika youth, dia unable not to sin, able-nya always to sin ---> ini sudah gak masuk pada paparan "simpel" saya diatas.
Secara pov medice, Konsep OS adalah "cenderung", maka ini masuk ke probabilitas. Ketika youth, anggaplah KainHabil
90% berbuat dosa -
10% tidak berbuat dosa.
Nah, sekarang saya masuk ke sanctifying grace (SG)
Saya mencoba mengertikannya yah :
Whatever perbuatan-A, perbuatan-B, perbuatan-C oleh Kain/Habil yang didalam biru,
without (ketidak-ADA-an) SG - tetep tidak menyenangkan Allah.
Dengan ADA-nya SG maka perbuatan-A, perbuatan-B, perbuatan-C itu bisa menyenangkan Allah.
Perbuatannya sama (A-B-C), perbedaannya :
tidak menyenangkan Allah without SG
menyenangkan Allah with SG
btw, cara ngitung persentasi "kecenderungan" itu kayaknya ada dua metode :
1. Dari pov mr.X yang sudah mengetahui batasan - dimana mr.X PERLU melihat dulu perbuatan dosa
(perbuatan dosa dari pov mr.X) mr.Y ---> (tidak mementingkan apakah mr.Y mengetahui/kagak batasan tsb).
2. Dari pov dirsen mr.Y - dimana mr.Y PERLU mengetahui batasan tsb.
Sebelon saya nyrocos yg laennya, please CMIIW pada pengertian saya diatas yah medice
.
Makasih atas masukan2nya.
salam.