Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu, Siip.
Sptnya bro Husada tlalu sensitif saja...
Penekanan dlm konteks kalimat itu bukanlah di 'jemaat diajar utk membaca Alkitab'.
Tentulah tidak mungkin saya mengatakan atau mengindikasikan bhw GKR memiliki sikap/ajaran agar jemaat 'dilarang/tidak boleh' membaca Alkitab.
Wadduh, lepas dari saya sensitif ato tidak, pemaknaan seperti itu saya tarik berhubung Siip memberi kalimat pengantar:
"Gaya pmikiran GKR dan protestan itu beda disana." Kalimat pengantar itu saya artikan bahwa Siip memaksudkan, pemikiran GKR dan pemikiran Protestan itu berbeda. Saya pikir, karena perbedaan itu pula maka ada yang protes. Sampai di situ, pemikiran saya belum menspesifikkan perbedaan pemikiran yang Siip maksudkan. Intinya, pemikiran protestan itu berbeda dari pemikiran Katolik. Itu saja.
Kemudian Siip mengemukakan,
"Bagi para protestan, jemaat diajar utk membaca Alkitab dan bisa menilai sendiri ajaran pemimpin bdsk Alkitab itu". Nah, karena Siip mengemukakan
hal protestan diajar membaca Alkitab, maka benak saya menarik pemaknaan, umat Katolik berbeda dari itu, umat Katolik
tidak diajar alias dilarang membaca Alkitab. Andaikan Siip tidak mengemukakan
hal protestan diajar membaca Alkitab, maka pemaknaan saya tidak akan seperti itu, tetap berada pada
pemikiran Protestan berbeda dari pemikiran Katolik. Tetapi karena dikemukakan contoh perbedaan, maka, tentu saja hal yang oppositlah pembedanya. Kalo yang satu diajar membaca, yang lain tidak diajar membaca, kalo yang satu dibolehkan, yang lain tidak dibolehkan, kalo yang satu diberi hak menilai pemimpin, yang lain tidak diberi hak menilai pemimpin. Begitu pemaknaan saya, Siip.
Untuk menghilangkan pemaknaan seperti itu pula maka saya mengusulkan untuk merevisi redaksional dari
"Bagi para protestan, jemaat diajar utk membaca Alkitab dan bisa menilai sendiri ajaran pemimpin bdsk Alkitab itu" menjadi suatu kalimat yang lebih pas. Atau, hilangkan saja kalimat pengantar yang menyatakan perbedaan pemikiran tersebut. Dengan demikian, maka pemikiran pembacanya tidak menspesifikkan
perbedaan pemikiran itu pada
diajar membaca Alkitab.Tapi, itu semua hanya pemaknaan saya. Memang tidak harus memaknai seperti itu. Namun, saya kira, dalam hal itu, saya perlu mengemukakan pemaknaan saya.
Damai, damai, damai.