Terus terang pada perihal ini masih tetep aja "ngglitik" saya siip. Saya tentu gak bisa ngotot, tapi kasih kesempatan ke saya utk memaparkan apa yang ada di benak saya, ya... .
(23) Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
IMO, ayat diatas pada kata "maut" bisa tiga pengertian - yakni maut yg berupa :
1. mati jasmani
2. mati rohani
3. mati kekal
Kalimat ayat menggunakan kata "tetapi", dan ini menuntun saya utk berpendapat bhw kata "maut" disitu bukan dari padanan "hidup kekal", dimana padanan "hidup kekal" adalah no.3 (mati kekal).
Secara bahasa sehari hari :
upah dosa ialah maut (mati jasmani), tetapi karunia Allah itu BUKAN perihal mati jasmani atopun jadi tidak mati jasmani - melainkan hidup kekal.
Saya kadang denger kalimat sbb :
Yesus membayar upah dosa semua orang ialah maut dengan mati jasmani ---> apabila kata "maut" disitu = mati kekal, begimana ceritanya dibayar oleh Yesus dengan mati jasmani ?
Dari paparan diatas, saya mengertikannya sbb :
Yesus mati jasmani adalah utk menebus dosa bbrp contoh list di TS yang dilakukan oleh setiap manusia, dimana seharusnya sekarang sudah banyak orang yg pada mati jasmani terkena death penalty dari Allah... NAMUN lebih dari itu, bagi orang yang percaya - mempunyai kesempatan utk menerima karunia Allah, yakni hidup yang kekal.
Begitu pengertian saya, siip.
Sekarang siip bisa tolong paparkan pengertian siip bhw "upah dosa adalah maut" itu beda makna-nya antara PL dan PB ? apakah kata "maut" disitu di pov siip adalah mati rohani ataupun mati kekal ?
Ini beda topik Bro.
Kita bahas di ksempatan lain saja.
Skrg, marilah kita gunakan definisi 'hukuman mati oleh Taurat'.
Lah tapi kok Israel masih ngaju-in "argumen" (sekalipun itu utk nge-test Yesus) bhw perempuan berbuat asusila tsb mesti di stoned to death siip ? Apa yang terjadi kalo Yesus menjawab : "ya.. lemparin aja dia batu ampe mati, itu kan emang Law-nya"
Jauh sblm tjadi pcobaan ini, org Farisi mnuduh Kristus sbg:
Pelahap, peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Pernah ada kjadian prempuan bdosa (kmungkinan psk) yg datang mcuci kaki Kristus dan Kristus mnerima prempuan itu serta mberkatinya.
Bahkan, majority simpatisan Kristus adl orang-orang yg tadinya dianggap pendosa.
Nah, dg latar-blakang spt itu, mnrt Oda apa alasan dari para pencoba itu mbawa ke hadapan Kristus seorang pezina?
1. Mreka ingin mlihat sikap Kristus thd Taurat.
Jika Kristus tidak mhukum prempuan itu, maka Kristus tidak btindak ssuai Taurat atau dg kata lain bukan 'nabi yg sah'.
Tp jika Kristus putuskan utk mrajam prempuan ini, maka Kristus dg sndirinya bhadapan dg otoritas Roma.
Jd situasinya pelik Bro. Maju kena mundur kena.
Maka itu jawaban Kristus atas kasus ini sangatlah cerdas dan tak satupun yg nyangka akan diserang balik sdmikian.
2. Ada upaya mdiskreditkan Kristus di hadapan majority simpatisanNya.
Jika Kristus mlempari prempuan itu, maka Kristus akan dianggap ngga jauh beda dari otoritas agama dan akan mngurangi pngikutnya scr signifikan.
Jika Kristus tidak mlempari prempuan itu, maka Kristus akan smakin khilangan dukungan dari kaum agamawi yg memang dari sananya sudah sangat tendensius negatif thd pendosa.
Saya nggak ngerti, tadinya saya pikir hukuman tsb justru karena mereka tidak menjalankan Law secara benar di pov Allah.
Yg pasti ngga double-dosa.
Sejak kapan yah perihal 23 orang hakim ini ditetapkan ? Bisa nggak ya kalo dikatakan bhw perihal 23 orang hakim ini = Israel nambah2in ayat Alkitab ?
Dalam hal 23 hakim ini, mnrt saya Israel tidak mnambah-nambahkan Taurat (dlm artian negatif).
Soal sjarah pnetapannya, Oda mgkn bisa cari sendiri.
Ketik aja '23 judges of sanhedrin'.
Disini juga saya nggak ngerti.... Law dari penjajah itu ada juga perintah sunat ato kagak yah ? Yesus disunat itu ngikutin Law-nya penjajah ?
Mksdnya, tidak smua hukum Taurat dpt dlaksanakan pd saat itu.
Sunat boleh, sabat bisa, tp hukuman mati tidak bisa.
Oke saya mengerti siip pada bold. Namun maksud saya, dari kisah wanita tsb - mereka juga tidak bertindak apa apa ketika Yesus merespond mereka, yang padahal mereka tidaklah salah setelah berdasarkan apapun itu respond Yesus - terlepas bhw mereka juga orang yg berdosa utk membawa wanita tsb ke wewenang Roma utk dihakimi lalu di eksekusi oleh Roma, kan siip ?
Itu mnegaskan bhw mreka mbawa prempuan itu utk mcobai Kristus saja.
Pd dasarnya mreka ga pduli thd prempuan itu or thd perbuatan prempuan itu.
Saya bisa mbayangkan bhw mreka akan mrasa repot skali kl harus bawa prempuan itu ke Roma.
Asumsi saya, mreka sngaja cari-cari orang bdosa utk dseret ke Kristus dg tujuan mcobai.
Maka itu tuduhan mreka (skalipun dg standar Taurat) mjd tidak berdasar (ingat syarat hukuman mati Taurat).
Lagi saya gak ngerti .... jaman itu mereka dibawah Law penjajah... Lalu kenapa mereka rese ngajuin "argumen" mengenai Law Allah ttg hari Sabbath ya ? Bukankah Law Allah saat itu lagi nggak berlaku ?
Yg ga berlaku itu 'hukuman mati'.
Kl Sabat masih bisa diterapkan krn tidak akan mnganggu kwenangan Roma.
Sama spt syariat Islam.
Di Islam ada hukum potong tangan.
Tp hukum ini tidak bisa dlaksanakan di NKRI krn NKRI mnganut KUHP.
Namun kl org mau sholat, mau idul adha, mau idul fitri, itu masih bisa.
juga ayat sbb : (ini menyangkut juga dgn pertanyaan no.2 di awal post)
Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? (4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya PASTI dihukum mati.
Dari ayat tsb tertuntun ke pengertian bhw saat itu Yesus ibaratnya meng-afirmasi Law dimana yg berbuat dosa upahnya adalah death penalty. Lalu di jaman tsb, siapa eksekusionernya ? Roma ? ---- mao dibilang berlaku, kayaknya berlaku - tapi gak bisa juga dibilang berlaku karena eksekusioner-nya gak ada....
Ya.
Memang pd saat itu tidak bisa diberlakukan.
Jd perkataan Kristus ini dtujukan bukan utk mnegakkan sisi 'death penalty' krn toh tidak bisa dlakukan oleh otoritas Yahudi, mlainkan utk mnekankan sisi moralitas di balik printah tsb.