... ... ...
Cuma saya tidak dapat menerima jika penekanan oleh penulis silsilah itu adalah dilakukan melalui catatan yang salah dan malah kelompok kristian ini juga seharusnya tidak akan menerima jika penulis silsilah itu menuliskan garis silsilah yang salah semata-mata untuk menekankan bahawa Jesus adalah dari keturunan Daud.
Pertama, tidak ada kesalahan dalam silsilah Lukas dan Matius. Silsilah itu berbeda, dan mungkin tidak lengkap, terutama silsilah Matius yang menggunakan metode “periscoping“.
Kedua, perbedaan itu terjadi karena (seperti yg telah aku uraikan di posting sebelumnya) kedua penulis Injil memiliki latar belakang yg berbeda, menulis pada waktu yang berbeda, di tempat yang berbeda, ditujukan kepada pembaca yang berbeda, dsb.
Ketiga, dan yang paling penting, tidak ada keraguan sama sekali bahwa baik Yusuf maupun Maria adalah dari garis keturunan Daud. Masyarakat Yahudi di jaman itu tahu dan tidak ada yg menyangkal bahwa Yusuf dan Maria adalah dari garis keturunan Daud. Jika seandainya Matius maupun Lukas tidak menuliskan silsilah Yesus, tetap tidak ada keraguan sama sekali bagi Gereja bahwa Yesus memang adalah tunas Daud, lahir dalam garis keturunan Daud. Matius dan Lukas hanya menuliskan kembali silsilah itu utk menekankan sekali lagi tentang suksesi Daud dalam diri Yesus, dan silsilah yang berbeda itu tidak ada yg salah, karena mau ditarik dari garis manapun dan dengan cara apapun (misal ayah kandung atau ayah terakhir, beberapa generasi dilompati / tidak disebut) tetap tidak akan mengubah kenyataan bahwa Yusuf dan Maria itu berasal dari garis keturunan Daud.
... ... ... Ini kerana apabila kristian dapat menerima catatan garis ssilsilah yang salah maka ia akan bertentangan dengan kepercayaan kristian itu sendiri yang mengatakan bible mereka adalah kitab kebenaran. Mari kita ambil tanggapan bahawa kelompok kristian dapat menerima kesalahan catatan garis silsilah oleh penulis, maka apakah kelompok kristian mendakwa bible mereka sebagai kitab yang benar dengan menmgakui kesalahan catatan di dalamnya? Justeru itu akan memperlihatkan kepincangan dakwaan mereka. Bagaimana kelompok kristian mendakwa benar jika mereka akui adanya kesalahan? Itu adalah jika kompok kristian mendakwa mereka dapat menerima kesalahan catatan garis silsilah Jesus dalam bible mereka.
Sepertinya perlu kita samakan dulu persepsi kita sebelum diskusi ini dilanjutkan.
Perlu Anda ketahui, umat katolik (sebagaimana umat kristen orthodox) mewarisi dan melestarikan iman orthodox sebagaimana diajarkan oleh Yesus kepada kedua belas rasul Kristus generasi pertama, diwariskan secara turun temurun kepada penerus2 rasul (saat ini jabatan penerus rasul disebut sebagai uskup / bishop) dan terus dipelihara oleh penerus2 rasul itu.
Iman kami ini bersumber pada Deposit Iman yang dapat ditemukan dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci, bukan seperti agama Islam di mana Kitab Suci dijadikan satu2nya landasan iman karena ditulis dan diturunkan langsung oleh Tuhan.
Bagi kami, Kitab Suci adalah sumber pokok iman dan moral, apa yang terkandung di dalam Kitab Suci, itu lah yg infallible, bukan huruf2 dan rangkaian kata2 dan kalimat2 dalam Kitab itu.
Iman kami bukan lah iman buku, jadi kami tidak terpatok mati pada tulisan2 dalam Kitab Suci sampai ke titik dan koma-nya. Kami bersumber pada ajaran iman dan moral yang termuat dalam Kitab itu, yang selalu selaras dan saling melengkapi dengan Tradisi Suci. Boleh jadi Anda menemukan apa yg kelihatan sebagai "loop hole" dalam Kitab Suci, tapi apa yg Anda temukan sebagai "loop hole" ini selalu dapat ditemukan jawabannya dengan terang Firman Tradisi Suci, dalam tuntunan (penerus) para rasul sebagai penjaga Firman itu dalam menginterpretasikan Kitab Suci.
Kembali ke topik yg Anda lemparkan, silsilah yg ditulis Lukas dan Matius itu memang berbeda.
Mungkin tidak lengkap karena Matius menuliskan secara periscoping, tetapi itu silsilah ini bukanlah ajaran iman dan moral, jadi "loop hole" ini sama sekali tidak meruntuhkan iman orthodox akan infallibility Kitab Suci.
Ajaran iman dan moral dari silsilah ini adalah bahwa Yesus merupakan Mesias yang dijanjikan dalam nubuat para nabi, yang akan lahir dari garis keturunan Daud. Terang Firman dalam Tradisi Suci mengukuhkan dan melengkapi ajaran moral dan iman ini, sehingga perbedaan dalam silsilah Matius dan Lukas itu tidak menggoyahkan iman kami sama sekali, dan kami tetap menerima Kitab Suci sebagai sumber ajaran pokok iman dan moral yang infallible.
Saya tidak mengguna pakai pendapat hanhlim2 yang mengatakan catatan sejarah dalam bible adalah bukannya firman Tuhan kerana lazimnya kelompok kistian mengatakan bible mereka adalah firman Tuhan. Sekarang kita teruskan dengan melihat penjelasan kamu berkenaan permasalahan ini. Saya mengatakan pada awalnya bahawa saya sengaja meletakkan perbezaan antara Lukas 3:33 dam Matius 1:4 untuk melihat reaksi kelompok kristian berkenaannya.
Ya, aku juga kurang sependapat dengan bro hanhalim. Kitab Suci adalah Firman Allah, tidak dapat dibedakan perikop ini adalah Firman, perikop itu bukan Firman, dsb. Keseluruhan Kitab Suci adalah Firman Allah, ini adalah iman kami yang tidak dapat diganggu gugat.
Tapi aku paham dan setuju dengan konteks tulisan bro hanhalim, bahwa natur Firman Allah dalam Kitab Suci harus dipahami sebagai tulisan yang TIDAK ditulis langsung oleh tangan Allah, melainkan ditulis oleh tangan manusia sehingga memiliki keterbatasan, sekalipun ajaran2 yang terkandung di dalamnya adalah infallible.
Fakta berbicara bahwa tulisan2 dalam Kitab Suci kami adalah hasil tulisan tangan manusia. Tapi seperti yg sudah aku uraikan di atas, natur Firman Allah dalam Kitab Suci adalah dalam konteks ajaran iman dan moral yang terkandung di dalamnya, yang artinya tulisan2 itu adalah diinspirasi Roh Kudus, sehingga sekalipun tulisan itu tidak sempurna secara etymology, tetapi ajaran yg disampaikannya adalah ajaran yang sempurna dan infallible.
Dan kamu mengatakan,
Apakah catatan kedua-dua penulis ini harus berbeza?
IMHO, justru pertanyaan yang tepat adalah: "mengapa keduanya harus sama?".
Perlu diingat dan digaris bawahi, Injil Matius ditulis oleh rasul Matius sekitar tahun 70-110, ditulis dalam bahasa Yahudi, ditujukan kepada umat Yahudi yang konvert menjadi Kristen. Injil Lukas ditulis oleh Lukas sekitar tahun 80-100, ditulis dalam bahasa Yunani Koine, ditujukan kepada umat gentiles yang menjadi Kristen. Mereka tidak saling koordinasi ketika menuliskan Injil, dan terpisah jarak pula. Matius menuliskan Injilnya di Yerusalem sebelum meninggalkan negeri itu untuk menyebarkan Injil ke negeri2 lain. Lukas menjalankan misi evangelisasinya di Filipi.
IMO, wajar sekali kalo ada perbedaan dalam tulisan mereka, dan justru menjadi kesaksian yang kuat bahwa sekalipun berbeda, kedua Injil ini memberikan ajaran iman dan moral yang sama tentang iman Kristen. Justru menjadi kecurigaan besar kalo sampai dua orang yang terpisah jarak dan waktu dan juga latar belakang budaya ini menuliskan Injil yang sama persis.