Talenta, pendidikan, hobby dan pekerjaanMembaca thread 'Talenta dan Bakat' membuat saya ingin mendalami dari sisi yang berbeda.
Talenta adalah ukuran timbangan di Timur Tengah pada zaman Alkitab sebesar 3000 syikal (sekitar 34 kilogram). Dalam zaman Perjanjian Baru satu talenta merupakan ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu enam ribu dinar (Matius 18:24, Matius 25:15-28)
Talenta biasanya diartikan sebagai bakat yang dimiliki seseorang sebagai anugrah dari Tuhan YME kepada seseorang. Talenta yang dimiliki seseorang berbeda beda.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan biasanya akan membentuk profesi kepada seseorang.
Hobi (Hobby) adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran seseorang. Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatakan kesenangan.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.
Talenta, pendidikan, hobby dan pekerjaan
Yang paling tepat adalah jika seseorang memiliki pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya, sejalan dengan hobbynya dan memiliki talenta dalam bidangnya.
Jika keempat hal itu dimiliki, maka bisa dipastikan perjalanan karier dan kehidupannya akan 'bahagia'. Itu yang dulu selalu saya impikan, dan inginkan.
Saya memiliki seorang teman, yang ketika SMA berhasil lulus karena berjanji kepada broeder kepsek saya akan meneruskan ke bidang seni. Mengapa? Karena pelajaran lainnya (Matematika/Fisika/Kimia) berada pada nilai 'tidak layak lulus'. Setamat SMA, teman saya meneruskan ke IKJ. Dan kemudian bekerja dalam bidang penyutradaraan film. Sekarang, dia sudah menjadi sutradara yang cukup dikenal. Jadi, antara talenta, hobby, pendidikan dan pekerjaannya, sungguh sejalan.
Seharusnya, tidak ada yang lebih baik lagi dari apa yang telah diperolehnya itu. Walau pada kenyataannya, ditengah kesuksesan materi dan nama besar. Ia lebih sering tidur di studionya dibandig di rumah. Mengapa? Karena hubungannya dengan istrinya retak, rumah tangganya tidak bahagia.
Jadi, walaupun dari luar orang bisa berkata bahwa semua yang diperlukan untuk sukses (menyatukan keempat hal di atas itu) dimiliki teman saya itu, ternyata yang namanya bahagia, masih belum pasti diperoleh.
Tetapi, lepas dari pengecualian yang dialami teman saya itu, saya melihat bahwa jika keempat hal (talenta, hobby, pendidikan dan pekerjaan) sudah sejalan, maka seharusnya sudah tidak ada lagi yang bisa menghalangi seseorang untuk berhasil.
Ada comment?