Damai Tuhan Jesus Kristus menyertai kita sekalian.
Bagi saya, siapapun yang jadi DKI 1 dibayangi DKI 2, rasanya ndak masalah, sebab saya bukan warga DKI. Namun, mengingat DKI ini merupakan barometernya Indonesia, saya lebih setuju pada orang yang inclucive.
Ngomong-ngomong tentang pemimpin, kelihatannya pemimpin negeri ini baru menambah koleksi 'kekonyolan' ya? Mosok kejelekan partai dibuat jadi bahan bandingan? Seolah-olah bilang, "Nih... borok partai ane cuman cilik-cilik. Tuh... borok partai lain, waw... gwedhw-gwedhe," gitu.
Nah, nyang begituan jangan dipilih.
Damai, damai, damai.