Damai sejahtera menyertai FIKers.
Begitu juga Hendardji sudah menyatakan mendukung Jokowi-Ahok, dan sepertinya juga Faisal. Yang sepertinya tetap mendukung Foke adalah Alex Nurdin.
Menurut saya, Faisal secara pribadi mungkin condong ke Jokowi, tetapi dia sangat menghargai intelektualitas konstituennya, katanya, dia tidak akan menghimbau atau mengarahkan pemilihnya.
Yang akan menjadi kontra produktif bagi Foke adalah apabila dia menerima dukungan dari Alex Nurdin. Sebab, (ini menurut saya yang bukan psikolog, ya?), selama sebelum putaran pertama berakhir, kandidat yang paling trengginas ingin menjatuhkan Foke adalah Alex, dan sebagian besar pemilih mengetahui itu. Nah, apabila Alex pada putaran kedua nanti memperlihatkan dukungan nyata kepada Foke, dan diterima dengan segala senang hati oleh Foke, alamt karam deh kapal perolehan suara untuk Foke.
Masyarakat Jakarta sudah cerdas. Tentu mereka akan membandingkan 'ketrengginasan' Alex ingin menjatuhkan Foke di putaran pertama, kemudian berbalik di putaran kedua, maka kecerdasan masyarakat akan mempertanyakan, "Ada apa dengan Alex?" Dampak akhirnya, kecerdasan itu pula yang mengarahkan masyarakat tidak mengikut Alex, maka pilihan Alex adalah pilihan salah, dan masyarakat akan berpaling dari Foke,
Hehhehheee... analisis pegamat pinggir kali, alias pokrol bambu.