Author Topic: Gubernur DKI paling cocok  (Read 20801 times)

0 Members and 16 Guests are viewing this topic.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #180 on: August 15, 2012, 03:48:32 PM »
Damai bagi FIKERS.

Putaran pertama Pilkada DKI sudah berlalu. Saya menyimpulkan bahwa pemilih DKI sudah didominasi oleh masyarakat yang cerdas. Dari anlisis beberapa analis mengungkapkan bahwa meski juragannya PKS ikut mencalonkan diri, dan pada Pileg yang lalu menunjukkan bahwa PKS mendapat tempat di DKI, ternyata di Plkada DKI, kandidat PKS keok mati kutu. Itu menggambarkan bahwa para pemilih di pilkada tidak melihat partainya lagi, melainkan melihat program yang ditawarkan oleh kandidat.

Menurut saya, keberpihakan partai-partai kepada Foke itu sangat sarat kepentingan para elit partai. Indikatornya ialah, bahwa pada kampanye putaran I, partai-partai itu juga mengkritik habis-habisan kebijakan Foke. 'e'eee... segarang seperti mengemis untuk dapat diterima oleh Foke. Hmmm... seperti menjilat ludah yang sudah dibuang. Tapi, yahhh... mungkin itulah politik. Bukan urusan saya sih,  :D  :D  :D

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #181 on: August 15, 2012, 04:10:40 PM »
Damai bagi FIKERS.

Putaran pertama Pilkada DKI sudah berlalu. Saya menyimpulkan bahwa pemilih DKI sudah didominasi oleh masyarakat yang cerdas. Dari anlisis beberapa analis mengungkapkan bahwa meski juragannya PKS ikut mencalonkan diri, dan pada Pileg yang lalu menunjukkan bahwa PKS mendapat tempat di DKI, ternyata di Plkada DKI, kandidat PKS keok mati kutu. Itu menggambarkan bahwa para pemilih di pilkada tidak melihat partainya lagi, melainkan melihat program yang ditawarkan oleh kandidat.

Menurut saya, keberpihakan partai-partai kepada Foke itu sangat sarat kepentingan para elit partai. Indikatornya ialah, bahwa pada kampanye putaran I, partai-partai itu juga mengkritik habis-habisan kebijakan Foke. 'e'eee... segarang seperti mengemis untuk dapat diterima oleh Foke. Hmmm... seperti menjilat ludah yang sudah dibuang. Tapi, yahhh... mungkin itulah politik. Bukan urusan saya sih,  :D  :D  :D

Damai, damai, damai.

Yaah, semoga saja apa yang memang bertujuan membangun Jakarta tanpa kepentingan pribadi yang menang nanti.

Coblos Kotak kotak !!!

 :whistle:

bruce

  • Guest
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #182 on: August 16, 2012, 04:45:48 PM »
Ini bukti bahwa kampanye yang cerdas tidak butuh issue sara.

Game "Selamatkan Jakarta" Tembus Pasar Internasional


Game Jokowi, "Selamatkan Jakarta", belum dilaunching tapi sudah dimainkan 50.000 kali. Game ini dapat diakses melalui jejaring sosial facebook.

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski belum resmi diluncurkan, game "Selamatkan Jakarta" yang menjadi personal branding baru dari pasangan Jokowi-Ahok mampu menembus pasaran internasional. Beberapa media asing, seperti Tech Asia, Asian Wall Street Journal, dan The Strait Times Singapura, mengulasnya.

Koordinator Bidang Komunikasi dan Media Center Tim Kampanye Jokowi-Basuki, Budi Purnomo, mengatakan bahwa game ini juga mulai populer di kalangan peselancar dunia maya. Begitu pula di sosial media, permainan ini mulai menjadi pembicaraan.

"Kami mengharapkan dukungan para penggiat media sosial untuk terus-menerus menyosialisaikan game edukatif ini," kata Budi, di Jakarta, Kamis (16/8/2012).

Ia menjelaskan bahwa hingga pukul 12.00 WIB hari ini, yang memainkan game ini sudah menembus angka 100.000 kali baik yang masuk melalui jalur web metric, Facebook, maupun fun game. Permainan yang formatnya hampir sama dengan Angry Birds ini memang dapat diakses melalui jejaring sosial Facebook.

"Kami sangat surprise melihat perkembangan ini, mudah-mudahan membawa pengaruh yang baik pada putaran kedua nanti," ujar Budi.



Viva Jokowi-Basuki   :afro: :afro: :afro:
« Last Edit: August 16, 2012, 04:51:06 PM by bruce »

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #183 on: August 16, 2012, 05:20:42 PM »
yang jadi musuhnya digame itu apa bro?....
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

bruce

  • Guest
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #184 on: August 16, 2012, 05:22:37 PM »
yang jadi musuhnya digame itu apa bro?....

Wk wk wk wkw kwk

Tadinya saya harapkan si kumis dan sicambangdangdut, tetapi rupanya digambarkan sebagai pengusaha jahat.

 :dance: :dance:

Offline RHCP

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1033
  • Reputation Power:
  • KASIH
  • Denominasi: Kharismatik
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #185 on: August 17, 2012, 12:43:48 AM »
Wk wk wk wkw kwk

Tadinya saya harapkan si kumis dan sicambangdangdut, tetapi rupanya digambarkan sebagai pengusaha jahat.

 :dance: :dance:

aburizal bakrie dong,....tambahin musuhnye...pejabat korup....
Iman dan harapan akan hilang tapi Kasih adalah kekal.

Offline detik

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1692
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #186 on: August 23, 2012, 09:32:41 AM »
Wk wk wk wkw kwk

Tadinya saya harapkan si kumis dan sicambangdangdut, tetapi rupanya digambarkan sebagai pengusaha jahat.

 :dance: :dance:

saya pakai kumis neh mod..
 :takethat:

bruce

  • Guest
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #187 on: August 23, 2012, 11:09:15 AM »
saya pakai kumis neh mod..
 :takethat:

Model Hitler atau model yang lain ?









 :rofl:

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #188 on: August 23, 2012, 11:19:30 AM »
Model Hitler atau model yang lain ? :rofl:
Ada nggak, yang kumisnya dipilin-pilin sampai melintir kayak spiral?  :afro:  :peace:  :think:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

bruce

  • Guest
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #189 on: August 23, 2012, 11:23:01 AM »
Ada nggak, yang kumisnya dipilin-pilin sampai melintir kayak spiral?  :afro:  :peace:  :think:

Seperti ini?



 :rofl: :rofl:

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #190 on: August 23, 2012, 11:30:17 AM »
Seperti ini?



 :rofl: :rofl:
Nah, yang gini ini mungkin kumisnya brot detik. :giggle:  :giggle:  :giggle:
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline detik

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1692
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #191 on: August 23, 2012, 02:57:57 PM »
boleh jadi model utk kumis saya kedepan neh.. :D

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #192 on: August 25, 2012, 07:58:26 AM »
Wk wk wk wkw kwk

Tadinya saya harapkan si kumis dan sicambangdangdut, tetapi rupanya digambarkan sebagai pengusaha jahat.

 :dance: :dance:

wk wk wk.,  :lol:

bruce

  • Guest
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #193 on: August 25, 2012, 08:12:10 AM »
Quote
Ahok dan Cina


*Penulis: Soe Tjen Marching, Pendiri Lembaga Bhinneka, Komponis dan Penulis


Apa beda Marissa Haque dan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama? Banyak. Tentunya tidak perlu saya sebutkan lagi. Tapi, apa persamaannya? Mereka sama-sama mencalonkan diri menjadi Wakil Gubernur (Banten dan Jakarta). Marissa dengan leluasa mengatakan tentang kakeknya, Siraj Ul Haque yang berasal dari Uttar Pradesh, India Utara. Bahkan dalan satu blognya dijelaskan bahwa kakeknya adalah orang India asli, sedangkan ayahnya adalah orang Pakistan. Namun ini tidak menjadi masalah. Marissa Haque tetap orang Indonesia.

Bandingan Marissa dengan Ahok, berkali-kali Ahok menekankan bahwa dia adalah orang Indonesia. Seakan dia harus berjuang hanya untuk mendapatkan pengakuan buat hal yang satu ini.
PR yang tidak perlu dikerjakan oleh Marissa saat ia mencalonkan diri sebagai wagub. Beberapa kecaman tentang Ahok bertebaran, menyebut dia Cina dan mempertanyakan rasa nasionalismenya terhadap Indonesia. Apa sebenarnya arti kata “Cina” di Indonesia? Kebanyakan menyebutkan, orang Cina pantas disebut demikian karena nenek moyang mereka berasal dari Cina, bukan dari Indonesia.

Inilah yang tidak terjadi pada Marissa Haque, yang nenek moyangnya juga berasal tidak dari Indonesia. Tidak ada yang ragu akan nasionalismenya, dengan menyebut dia sebagai orang Pakistan atau India. Padahal jelas sekali dia menyatakan bahwa kakek dan ayahnya bukan orang Indonesia. Inilah diskriminasi yang masih mengakar, dan sering kali tidak disadari di Indonesia.

Padahal menurut penjelasan UU Nomor 13 Tahun 2006, konsep Indonesia asli adalah orang uang menjadi warga negara sejak lahir dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiri. Lalu, ketentuan pasal 4 menegaskan bahwa anak yang dilahirkan di wilayah Negara Republik Indonesia dianggap sebagai warga negara Indonesia, sekalipun status kewarganergaraan orang tuanya tidak jelas. Jadi, mengidentifikasi Ahok sebagai “Cina” sudah bisa dianggap melanggar hukum.

Mengapa sebutan Cina ini begitu ditekankan? Padahal ada yang banyak sekali migran dari India dan Timur Tengah di Indonesia. Tapi hanya Cina yang seolah berbeda. Dan apa arti Cina itu sendiri? Cina yang mana? Sedangkan garis perbatasan negara selalu berubah-ubah. Yang dinamakan Cina sekarang bukan lagi Cina yang dulu. Ada Taiwan dan RRT yang keduanya disebut Cina, tapi ideologi keduanya cukup berbeda. Kalau kita menganggap bahwa suku Han adalah etnis Cina asli, etnis yang dianggap asli pun sudah banyak tercampur dengan mereka-mereka yang tinggal di perbatasan Kazakstan dan Afganistan. Karena itulah di bagan itu banyak orang yang berhidung mancung dibandingkan dengan yang lain.

Bila kita menganggap murni sebagai yang lebih tua sebenarnya sebagian nenek moyang penduduk Nusantara berasal dari Yunan (Cina selatan). Beribu-ribu tahun lalu mereka bermigrasi dan menyebar ke beberapa kepulauan di Indonesia. Jadi bukankah mereka sebenarnya bisa dianggap sebagai Cina yang lebih murni dibandingkan Cina di negara yang telah bercampur dengan darah Mongolia?

Antara Cina dan bukan Cina di Nusantara seharusnya tidak menjadi masalah karena mayoritas dari mereka yang merasa pribumi sendiri adalah para migran. Kalau banyak orang yang ngotot bahwa identitas itu bergantung pada dari mana nenek moyang kita berasal, mungkin orang Indonesia akan berganti dengan orang Persia, orang Arab, orang India dan orang Cina, karena yang nenek moyangnya berasal dari tempat yang disebut Indonesia akan jarang sekali, bila kita memang mau menelusuri di belakang. Namun pemerintah penjajah Belanda menginginkan adanya adu domba. Sejak abad ke-18 diadakan pemisahan antara mereka yang dianggap Cina dan mereka yang disebut pribumi. Hal ini dilanjutkan dengan adanya Staats Regeling, Staatsblad Nomor 1917-30, yang mengharuskan mereka mempunyai identitas sebagai Cina atau pribumi. Mereka yang merasa dan diharuskan menjadi Cina ironisnya adalah orang-orang yang baru saja datang dari Cina-yaitu mereka yang kebanyakan telah tercampur dengan Mongolia. Sedangkan para pendatang dari Yunan akhirnya harus disebut Indonesia pribumi. Tentu, dalam masa perang seringkali ada kekacauan identitas. Perkawinan silang juga terjadi dari dulu, plus adanya perselingkuhan dan lain-lain yang menambah tidak mungkin seseorang memiliki etnis murni.

Diskriminasi pun berlanjut, dari kolom KTP sampai parpor, stempel Cina masih melekat. Sekarang stempel seperti ini telah ditiadakan, tapi sebutan Cina bergentayangan. Tidak peduli mereka lahir dan besar di Indonesia dan nenek moyangnya telah beregenerasi tinggal di Indonesia. Yang dianggap Cina sering kali tetaplah Cina.

Diskrimininasi seperti ini bisa dianggap sepele. Namun ketika kerusuhan Mei 1998 terjadi, kita bisa melihat diskriminasi ini bukan hal yang remeh. Begitu juga dengan munculnya tokoh seperti Ahok sebagai calon wakil gubernur. Masih saja yang dijadikan bahan untuk menjatuhkan dia adalah kecinaannya. Tentu saja diskriminasi bisa datang dari berbagai pihak, Mereka yang merasa “Cina” misalnya melarang anaknya berpacaran dengan yang dianggap “Pribumi”. Memang kebanyakan manusia menderita amnesia sejarah, sehingga mereka berpaku pada etnisitas yang bisa menimbulkan rasisme luar biasa tanpa disadari.

Saya telah tinggal di beberapa negara dan kebanyakan dari teman saya di luar negeri menyebutkan saya lahir dan besar di negara yang sekarang bernama Indonesia. Namun ketika saya pulang ke tempat saya dilahirkan saya masih disebut “Cina”. Sebutan yang sangat mengejutkan beberapa teman saya dari negara lain. Sebab, bagi mereka, tempat kelahiran dan kewarganegaraan saya sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menyebut saya orang Indonesia.

Aneh ketika saya mempertanyakan sebutan “Cina” ini di negara saya dilahirkan, justru disinilah masih banyak yang menuduh saya mengada-ada, tidak hanya dari mereka yang dianggap “Pribumi” tapi juga yang disebut “Cina”. Rasisme yang ditanamkan oleh pemerintah Kolonial Belanda masih mempunyai dampak luar biasa”  [Koran Tempo]

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Gubernur DKI paling cocok
« Reply #194 on: August 25, 2012, 10:32:46 AM »
Kasian Koko Lim...



 :sad_bye: