Bukankah Islam Mengajarkan Toleransi? Bukankah Kata "islam" Berarti "Damai"?
Arti kata Islam bukanlah "damai'! Dr Jane Smith, dari Harvard University berargumentasi bahwa kata Islam secara lambat laun berkembang menjadi kata yang mengacu kepada makna "tunduk" setelah masa Muhammad. Sebenarnya, sesuai dengan 'The Spiritual Background of Early Islam," oleh Dr. M. Bravman, kata "Islam" mengacu kepada keberanian seseorang yang mati di pertempuran. Mengacu kepada kekuatan dari ksatria padang gurun yang bersedia mati untuk membela sukunya. Menurut Caner bersaudara dalam bukunya "More than Prophet" di halaman 193, kata "Islam" bukan berasal dari kata damai, 'salam’ tetapi dari bentuk infinitive kata, salama' bukan damai, tetapi PACIFICATION (menghancurkan pemberontakan dengan cara kekerasan agar tercipta kedamaian).
Jadi, mungkin dari sanalah pengertian kata "tunduk" berkembang. Ini adalah salah satu bukti terbaik yang menjelaskan maksud Muhammad ketika dia menggunakan kata 'Islam.’ Pada saat Muhammad mengirim surat kepada kepala suku Arabian, meminta mereka untuk menyerah, dia menandatangani surat itu, 'Aslem Taslam!' Kata itu secara literal bermakna "menyerahlah dan kamu akan selamat." Jelas bahwa bagi Muhammad Islam berarti 'tunduk' yang didorong oleh kekuatan besar militer. Dia bukan membicarakan tentang penundukan hati secara rohani.
Siapa sebenarnya Allah (Allah yang Al-qur'an mau kita tunduk menyembah kepadanya)? Jelas bahwa dia bukanlah Tuhan dalam Alkitab. Tuhan dalam Alkitab seringkali disebut sebagai Tuhan orang Israel. Jelas Tuhan orang Yahudi bukanlah Tuhan dalam Al-qur'an, yang mengajarkan pengikut mereka untuk membenci orang Yahudi, dan membunuh mereka. Lihat dalam Sura 551, dikatakan bahwa orang muslim dilarang untuk berteman dengan orang Yahudi maupun orang Kristen. Bagaimana mungkin 'Allah' adalah Tuhan yang sama -sama disembah oleh orang Kristen dan Islam?
Jika ada yang pernah mengatakan pada saudara bahwa Islam menyembah Tuhan yang sama dengan saudara, maka undanglah dia ke gereja. Saudara dapat mengatakan kepada mereka, "orang Muslim dan Kristen menyembah Tuhan yang sama? Oh, itu bagus, karena itu marilah kita berdoa kepada Tuhan kita Yesus Kristus, disini dan sekarang, bersama! Hah, kamu tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Baiklah, kalau begitu berarti kita tidak menyembah Tuhan yang sama?". Dalam prakteknya, sederhana saja untuk membuktikan bahwa kita menyembah Tuhan yang berbeda.
Semua Tentang "Allah"
Kami telah menunjukkan kepada saudara bahwa Allah dalam Al-qur'an tidak diragukan lagi memiliki hubungan dengan penyembahan pada bintang, matahari, dan khususnya bulan. Kata, 'Allah' seperti yang telah kami sebutkan, berasal dari artikula dan kata benda, "al-ilah" yang berarti "sang dewa." Ilah berasal dari kata Babylonia "IL" yang merupakan nama dewa tertinggi mereka. Nama IL' dapat ditemukan dalam huruf tengah kata "Bab-IL-onia"
Di Arab, itu menjadi kata "Allah" dan diambil untuk menunjukkan kepada "Tuhan." Akhirnya al-ilah disingkatkan dalam kata "Allah". Satu suku dari Sabean dapat menyebut dewa bulan mereka "Wadd" dengan nama "Allah". Suku yang lainnya, untuk mengacu kepada dewa bulan mereka "ilumqah" dapat menyebutnya dengan "Allah" Orang Mekah akan memanggil Hubal, 'aDaH Sebagai tambahan, dalam kerajaan Saba, salah satu dari dewa-dewa bulan mereka bahkan dipanggil dengan nama al-ilah atau Allah.
Orang Kristen di Arab akan mengacu Tuhan Tritunggal sebagai Allah, (tetapi ketika agama baru Muhammad menjadi dominan, mereka berhenti menggunakan nama itu. Sebaliknya mereka mulai menggunakan kata "Rahman" (Sang Pemurah).
Kata Babylonian, il, sampai juga ke Kanaan. Disana, kata itu berubah menjadi bahasa Kanaan, dan kemudian dalam bahasa Ibrani, "EL" karena itu dalam bahasa Ibrani, "Elohim" adalah bentuk jamak untuk Tuhan, atau Tuhan-Tuhan. Samuel memiliki kata El di akhir namanya, demikian juga dengan Ismael dan Israel.
Sehingga orang Islam dengan cepat memberikan argumentasi, "lihat, Tuhan Ibrani juga memiliki latar belakang dari penyembahan berhala!' Akan tetapi dalam Keluaran 3:13-14, Musa dipimpin Tuhan untuk menanyakan suatu pertanyaan yang penting, sehingga tidak ada kebingungan akan identitas Tuhan, bahkan untuk beribu-ribu tahun kemudian.
"Lalu Musa berkata kepada Allah, 'tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya -apakah yang harus kujawab kepada mereka?! Firman Allah kepada Musa: 'AKU ADALAH AKU.' Lagi FirmanNya:' beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus AKU kepadamu." (Keluaran 3:13-14).
Tuhan mengizinkan umat pilihanNya memakai bahasa yang melibatkan kata-kata dari unsur yang lainnya, seperti berhala dan suku-suku. Tuhan tahu bahwa semua bahasa akan mempunyai kata seperti makna EL, yang berasal dari penyembah-penyembah berhala, karena, sebenarnya hampir sebagian besar adalah penyembah berhala (bahkan sampai saat ini). Akan tetapi, Dia tidak akan dibingungkan dengan dewa-dewa berhala, sehingga Dia memberikan Musa nama baru untuk diriNya sendiri. Sampai saat ini namaNya adalah 'AKU ADALAH AKU".
Konsep di balik nama itu yang menentukan apakah itu benar atau salah. Di balik nama Allah, Elohim, YHWH, Tuhan dari orang Kristen ada konsep yang jelas dari Alkitab tentang siapa itu Tuhan, itu yang membuatnya benar. Di balik nama itu terdapat pengetahuan yang benar tentang Tuhan.
Di satu sisi Allah, (Allah dari Al-qur'an) - apa perbedaan Allah dengan, El, IL, Ilah atau bahkan Hubal dan Wadd? Allah menggunakan nama yang sama yang digunakan penyembahnya dulu, yang membuat orang bertanya-tanya akan perbedaannya. Mereka adalah dewa-dewa palsu, satu dewa sama buruknya dengan dewa yang lain. Konsep tentang pribadi Allah dalam Al-qur'an tidak jelas, terlalu banyak kesamaan dengan konsep dengan dewa bulan. Itulah yang membuatnya berbeda, sehingga jelas Kristen dan Islam tidak menyembah Allah yang sama.
bersambung..