Berdoa tentu boleh bro, terutama bagi keluarganya yang ditinggalkan.
Tetapi tetap juga bahwa yang bersangkutan wajib mempertanggung jawabkan perbuatannya dihadapan Tuhan. Dan ksalahan yang dilakukannya biar bagaimanapun adalah kesalahan dalam kategori dosa berat. Bukankah begitu?
Alasan kenapa orang bunuh diri didoakan adalah karena pengharapan akan kehidupan abadi (surga) bagi si Orang tsb. [Dalam hal ini, judul Topik ini jelas jawabanya adalah "TIDAK".]
Kita manusia hanya 'meraba-raba' soal perbuatan yg telah terjadi/dilakukan oleh seseorang termasuk apa yg diketahui indera kita sebagai 'nyata'(peccatores manifesti). Tetapi yang tahu persisnya hanyalah Allah.
Misalnya seorang bunuh diri dengan 'gantung diri'.... kita hanya melihat 'luarnya' saja. Lalu kita simpulkan itu sebagai 'kenyataan'. Namun kita tidak pernah tahu hal-hal apa yg menimpa si orang tsb [Saya percaya, bahwa tidak ada orang yg secara dalam kesadaran penuh dan kewarasan 100% melakukan tindakan bunuh diri; pasti ada sesuatu yg 'salah' pada dirinya, khususnya secara kejiwaan]
Lalu kita juga tidak tahu apakah sepermilyar detik sebelum nyawanya melayang ada penyesalan atau tidak. [Hanya Allah yg tahu].
Sedikit di masalah ini, bro :
Maksudnya bagaimana ya? Jelas bukan berarti orang Katolik dilarang di kremasi.
Bisa dijabarkan.
Thanks
Syalom
Walaupun Gereja lebih menganjurkan pemakaman konvensional, namun
kremasi tidaklah dilarang [Bahkan panduan Liturgis untuk Pemakaman dengan cara Kremasi ini ada].
Tapi jika Kremasi kudu dipilih demi hal-hal yg ada hubungannya dengan misalnya: tahyul/budaya tertentu yg bertentangan dengan ajaran Kristen [mis: kalau gak dikremasi rohnya jadi gentayangan; atau orang-orang yg ditinggalkannya akan cilaka], itu dilarang.
Saya kurang paham kebudayaan orang-orang yg menganut kremasi seperti orang-orang Tionghoa.
Tapi pada intinya, jika kremasi dipilih karena alasan-alasan seperti yg saya contohkan di atas, itu tidak boleh.
====
Salam,