Ternyata banyak juga ya yang mengalami kisah2 hidup yang mirip. Saya dahulu juga dididik orangtua (Bapak) yang keras, yang sering menghukum dengan hukuman fisik. Dulu kadang2 muncul juga perasaan marah ketika diperlakukan demikian. Tapi syukurlah justru karena didikan orangtua yang demikian, anak-anaknya tidak ada yang cengeng.
Kalau diingat2 sekarang, ketika sudah dewasa, baru saya sadar bahwa Bapak saya sebenarnya sangat menyayangi anak-anaknya. Dulu apapun permintaan kami, baik buku2, pakaian, perlengkapan pelajaran, alat2 menggambar, musik, mainan, sepanjang memang kami butuhkan selalu dipenuhi. Bapak juga sering mengajak kami wisata ke luar kota, terutama di hari2 libur sekolah. Saya juga sering diajak ketika Bapak harus dinas ke luar kota. Bahkan dulu saya pernah tahu, ketika abang saya kuliah dan minta dibelikan peralatan diving, Bapak saya rela menjual meubel di rumah demi memenuhi permintaan abang saya (waktu itu Bapak berpesan agar abang saya tidak perlu tahu. Ketika abang saya pulang, tahu2 meubelnya sudah ganti baru karena Bapak sudah dapat rejeki). Waktu itu kondisi ekonomi memang sedang sulit karena Bapak baru saja terkena PHK. Untunglah Bapak orang yang kreatif dan selalu mau berusaha sehingga ekonomi kami juga semakin membaik, dan ke-5 anak-anaknya bisa menyelesaikan kuliah, dan bisa dibilang sekarang semuanya cukup berhasil.
Sekarang saya bersyukur bahwa di hari-hari tua beliau, hubungan kami menjadi sangat dekat.