Damai sejahtera menyertaimu striker.
betul, Al Qur'an tdk sama dengan kitab njenengan yg terdapat karangan.., seperti injil karangan matius, karangan markus dll.
Lha, sekarang semakin kuat, bahwa kita sama-sama sadar sesadar-sadarnya atas perbedaan itu,
nggih? Puji Tuhan. Ternyata kita masih sama-sama memiliki kemampuan analisis obyektif.
tiada paksaan utk mengikuti ataupun meneladani Nabi, anda merdeka utk itu.
Betul. Saya merdeka untuk lebih percaya kepada empat orang yang menceritakan tentang Jesus Kristus, daripada percaya kepada seorang yang ratusan tahun kemudian menceritakan tentang Isa al Masih yang diaku didapat dari Tuhan tanpa disaksikan orang lain.
Masalah menenteng ataupun enebas leher musuh, itu sebaiknya njenengan pelajarai tentang sejarah peperangan dlm perjuangan Isam, jadi tdk serta merta kesana kemari nenteng padang lalu menebas leher orang sembarangan.
Mau sembarangan, atau teratur, atau apapun alasannya, bagi pemahaman saya, orang yang memiliki pedang (bukan parang pemotong kayu, ya?) artinya tidak menghargai kemanusiaan. Merasa diri sebagai pihak yang kompeten mengambil nyawa orang lain, berarti sama dengan hewan yang merasa kompeten memangsa hewan lain.
karena dlm ajaran beliau memang tdk diajarkan kalau ditebas kanan kanan, berilah tangan kirimu sekalian.
Kan malah tdk masuk akal lagi kalau orang tua njenengan itu Kristen, dan melahirkan anak yg masih balita menganut agama Islam, lalu umur 8 tahun njenengan kembali ikut ajaran orang tua njenengan lagi.
atau ortu njenengan tdk islam dan tdk kristen, melainkan hindu atau budha?
striker, untuk membuka pemahamanmu atas perjalanan keagamaanku, baca saja trit yang saya berikan di
Reply#41 di atas.
Tenangkan batinmu, untuk dapat menimbangnya secara obyektif.
Damai sejahtera menyertaimu.