Apakah adhi sedang berasumsi, karena AdamHawa tidak/belum bisa membedakan yg mana baik yg mana buruk maka mereka tidak bisa membandingkan mesti percaya yg mana ? percaya Allah ato percaya uler ? (please CMIIW)
IMO, bisa !
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu BAIK untuk dimakan dan SEDAP kelihatannya ---> uler tidak ngerumpi bhw 'apel' tsb baik atopun sedap.
Jwb: telah terjawab diatas.( membandingkan 2) Jadi saya simpulkan dari jawaban adhi :
AdamHawa, krn nggak tau yg mana yg baik - mana yg buruk, mereka belum/tidak bisa membandingkan apakah omongan Penciptanya itu baik atau buruk, tipuan ato bukan ---setara juga--- mereka nggak bisa tau apakah omongan uler itu baik atau buruk, tipuan ato bukan.
Mari kita lihat mundur apa yg adhi paparkan sebelumnya : ---> ternyata pada situasi tsb, mereka lebih percaya kata2 uler. Sekalipun mereka tidak tau sdg ditipu uler ---namun kondisinya kan sama--- merekapun tidak tau bahwa perintah Allah itu tipuan ato bukan.
Lagipula, apakah Allah akan 'repot2' memberi nasehat - dimana Dia tau (menurut asumsi adhi) AdHa belon bisa membedakan mana baik mana buruk, kan AdHa palingan cuma nganggep 'nasehat'NYA sekedar rumpi-an belaka yg gak akan ada bedanya dgn rumpi-an si uler ?
Nah ... gimana donk ?
ini solusinya IMHO :
=========================
AdamHawa diciptakan sebagai manusia... yang mulia, berImanPercaya dan kenal penciptanya. Kondisi mereka sblm makan buah tidak Mati. Dan sebagai manusia, AdamHawa bisa berkehendak, tergoda, berpikir, dan bisa pula mewujudkan kehendaknya dgn melakukan suatu aksi.
Terserahlah... aksi yg dilakukan itu dikarenakan tergoda Allah kek, tergoda iblis kek atopun tidak perlu adanya godaan kek ---> POKOK intinya : AdamHawa bisa mewujudkan kehendaknya dgn melakukan aksi.
btw, terserah juga --- perwujudan aksi tsb cenderung berupa peng-aktualisasi-an kematian mereka kek, cenderung peng-aktualisasi-an kehidupan mereka kek ... pokok intinya yang coklat.
Dan tidak pula menjadi hal yg spesial bagi AdamHawa ... mao dia mulia kek, kotor kayak kaen topo kek, berImanPercaya atopun gak punya Iman kek, kenal penciptanya kek - gak kenal penciptanya kek.... pokok intinya yang coklat.
=========================
Apakah adhi setuju dgn MHO tsb ?
(bersambung euy ... )
Apakah adhi sedang berasumsi,
karena AdamHawa tidak/belum bisa membedakan yg mana baik yg mana buruk maka mereka tidak bisa membandingkan mesti percaya yg mana ? percaya Allah ato percaya uler ?
(please CMIIW)
IMO, bisa !
Jwb:
Kej3:22 Berfirmanlah Tuhan Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Ini Allah firmankan setelah mrk jatuh.
IMO, bisa !
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu BAIK untuk dimakan dan SEDAP kelihatannya ---> uler tidak ngerumpi bhw 'apel' tsb baik atopun sedap.
Jwb:Saat itu mrk blm jatuh, jd Allah belum berfirman :Kej3:22.
Jadi saya simpulkan dari jawaban adhi :
AdamHawa, krn nggak tau yg
mana yg baik - mana yg buruk, mereka belum/tidak bisa membandingkan apakah omongan Penciptanya itu baik atau buruk, tipuan ato bukan ---setara juga--- mereka nggak bisa tau apakah omongan uler itu baik atau buruk, tipuan ato bukan.
Jwb:Bukan demikian, saat itu kita bisa bayangkan bhw mrk itu sangat2 lugu ( polos, tdk punya curiga, prasangka, tdk pernah menilai sesuatu mengandung maksud buruk dll), mrk diciptakan oleh Allah dr kead tidak ada, jd mrk tahu bhw Allah penciptanya/Allahnya mrk mengamini semua kt Allah ( terbukti dg tdk makan buah ppbj sebelum ditipu), ttp saking polosnya mrk jg tdk tahu bhw kata2 iblis itu menjebaknya, mrk hanya melihat
tampak baiknya dr kata2 iblis itu.
---> ternyata pada situasi tsb, mereka lebih percaya kata2 uler. Sekalipun mereka tidak tau sdg ditipu uler ---namun kondisinya kan sama--- merekapun tidak tau bahwa perintah Allah itu tipuan ato bukan.
Jwb:Bisa dibayangkan tidak ada kamus
tipuan dalam hidup mrk, semua baik.
Lagipula, apakah Allah akan 'repot2' memberi nasehat -
dimana Dia tau (menurut asumsi adhi) AdHa belon bisa membedakan mana baik mana buruk, kan AdHa palingan cuma nganggep 'nasehat'NYA sekedar rumpi-an belaka yg gak akan ada bedanya dgn rumpi-an si uler ?
Nah ... gimana donk ?
Jwb: Tidak, Allah tahu persis dg ciptaanNya itu yg segambar dan serupa dg diriNya.
ini solusinya IMHO :
=========================
AdamHawa diciptakan sebagai manusia... yang mulia, berImanPercaya dan kenal penciptanya. Kondisi mereka sblm makan buah tidak Mati. Dan sebagai manusia, AdamHawa bisa berkehendak, tergoda, berpikir, dan bisa pula mewujudkan kehendaknya dgn melakukan suatu aksi.
Terserahlah... aksi yg dilakukan itu dikarenakan
tergoda Allah kek, tergoda iblis kek atopun tidak perlu adanya godaan kek ---> POKOK intinya :
AdamHawa bisa mewujudkan kehendaknya dgn melakukan aksi.btw, terserah juga --- perwujudan aksi tsb cenderung berupa
peng-aktualisasi-an kematian mereka kek, cenderung peng-aktualisasi-an kehidupan mereka kek ... pokok intinya yang
coklat.
Dan tidak pula menjadi hal yg spesial bagi AdamHawa ...
mao dia mulia kek, kotor kayak kaen topo kek, berImanPercaya atopun gak punya Iman kek, kenal penciptanya kek - gak kenal penciptanya kek.... pokok intinya yang
coklat.
=========================
Apakah adhi setuju dgn MHO tsb ?
Jwb: Akan Bertentangan antara : diciptakannya Adam dan Hawa yg segambar dan serupa Allah ><
mao dia mulia kek, kotor kayak kaen topo kek, berImanPercaya atopun gak punya Iman kek, kenal penciptanya kek - gak kenal penciptanya kek.... pokok intinya yang
coklat.Gby