Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu Kit.
Saya coba mengomentari
postinganmu.
kesimpulan akhir:
- pria yang dekat dengan saya cenderung lebih suka bercerita (padahal tipe-nya pendiam)
Menurut hemat saya, secara tidak kalian berdua sadari, ternyata ada kecocokan di antara kalian. Pasanganmu (eh, tepatnya calon pasangan, deh) itu, pada saat bersamamu, seolah mendapat media yang pas untuk menumpahkan semua yang dipendam, dipikir, dirasa selama ini. Kamu yang memang dari sononya punya karakter siap mendengar sambil mikir-mikir mencoba menangkap, memahami (yang kamu istilahkan dengan 'mengimbangi'), menjadi 'lahan' yang pas bagi dia untuk mencurahkan segalanya.
Ketika suatu atau beberapa bahan yang ingin dicurahkan sudah selesai (habis), sebelum mengingat apa lagi yang ingin dicurahkannya, pada saat itulah dia menanyakanmu, mengapa kamu diam saja. Mendapat perrtanyaan seperti itu, kamu menjadi blingsatan dan 'gelagapan'. Sebab, sebelumnya kamu tidak menyiapkan diri untuk bercerita, kamu hanya memformat diri untuk mendengarkan (reaksi atas dia yang bercerita), yahh sambil itu tadi, mencoba menangkap dan memahami. Begitu ditodong untuk bercerita, sementara formatmu masih mendengar, ya jadi blingsatan (gelagapan) deh.
Artinya, meski kepada orang lain calon pasanganmu itu dikategorikan sebagai 'pendiam', ternyata, denganmu dia bisa lebih
enjoy mengeluarkan semua uneg-uneg yang terpendam. Jadi, kepadamu, dia tidak terkategori pendiam.
- saya relatif supel dan ramah terhadap orang lain, tapi terhadap orang terdekat biasanya jadi lebih pendiam (untuk mengimbangi).
Artinya, apapun klasifikasi kejiwaan Kitty menurut teksbuk, tidak akan komprehensif,
to? Ternyata, kependiaman Kitty kepada orang dekat itu adalah dalam rangka berupaya menyelaraskan sikap dan tindakan. Negatifnya, ketika menurut pertimbangan Kitty sudah sangat banyak ketidaksesuaian dengan selera Kitty, dalam arti, sangat banyak kondisi Kitty yang harus dipermak untuk mengharmoniskan relasi, maka Kitty akan mengamuk sejadi-jadinya.
(semoga salah prakiraan saya).
Sepanjang baru hanya satu, dua, tiga, yahh... sampai batas toleransi yang Kitty tetapkan, Kitty siap mengubah diri atau sikap. Tetapi begitu ambang batas terlampaui, Kitty tidak mau bahkan untuk melihat sajapun. Kitty ingin men
delete orang itu dari orbit bumi.
(Emang
draft?).
Saran saya, sadarilah bahwa
tidak ada yang sempurna di dunia ini yang benar-benar sempurna, kesempurnaan dunia itu relatif, tergantung sebesar apa toleransi yang kita sediakan. Jadi, mumpung masih dalam batas toleransi yang Kitty sediakan, jadikan saja calon pasanganmu itu menjadi pasanganmu.
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu, dan orang-orang yang engkau kasihi.