Author Topic: Alkitab atau Gereja?  (Read 8476 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

bruce

  • Guest
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #90 on: October 06, 2012, 02:49:09 PM »
Masa keberatan sih, thanks ilmunya om

 :afro: :afro:

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #91 on: October 06, 2012, 02:56:09 PM »
Masa keberatan sih, thanks ilmunya om

 :afro: :afro:

Noopp.... 

Saya mencuri ilmu Suhu Limited    :dance:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

bruce

  • Guest
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #92 on: October 06, 2012, 03:01:53 PM »
Noopp.... 

Saya mencuri ilmu Suhu Limited    :dance:

siiip   :afro:

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #93 on: October 07, 2012, 11:32:47 PM »
Noopp.... 
Saya mencuri ilmu Suhu Limited    :dance:
Untung korban pencuriannya tidak kehilangan, dan malah enjoy bisa menularkan pengetahuan yang baik, nggih?
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #94 on: October 08, 2012, 05:09:08 PM »
Jika memang ternyata Gereja menemukan kesalahan pada Alkitab, dan Gereja memutuskan merubah Alkitab, memang saya akan memilih ikut Gereja, dibanding ikut Alkitab tanpa gereja.

 :pray3:
kok bisa salah ? Apakah gereja tidak ex-cathedra saat mengkanon Alkitab ?
Apakah gereja tidak mengimani bahwa pengkanonan Alkitab tsb diilhami oleh Roh Kudus sendiri ?

Sehingga bisa muncul pemikiran seandainya Alkitab salah.....

Menurut saya pribadi , jika pemikiran seandainya Alkitab salah itu muncul, maka akan otomatis memunculkan pemikiran bahwa gereja mungkin saja bisa salah jg.

Salam.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

bruce

  • Guest
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #95 on: October 08, 2012, 07:36:17 PM »
Kan ada kata 'jika'.
Jika Alkitab ternyata ada yang keliru, atau anda tetap bertahan mengikuti Alkitab yang salah?
Kalau saya jelas tidak.


Berikut saya tambahkan artikel yang kebetulan terbaca hari ini :

Kitab Suci dan Tradisi Gereja

Pertama, ketika Kristus memerintahkan para rasul-Nya untuk mewartakan Injil, membaptis, dan merayakan kenangan akan Dia, para rasul segera melakukan perintah ini. Pewartaan Injil dilakukan secara lisan dengan mempertahankan ke-ortodoks-an ajaran Kristus, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Inilah yang membentuk Tradisi Suci dalam Gereja. Baru kemudian, ajaran Kristus dicatat secara tertulis menjadi Kitab Suci. Menurut catatan terkuno, penulisan pertama itu baru terjadi sekitar tahun 47-55. Jadi, Tradisi ada terlebih dahulu sebelum Kitab Suci. Maka Kitab Suci berasal dari Tradisi dan harus dibaca dalam Tradisi.

Kedua, Gereja Katolik memandang Kitab Suci dan Tradisi sebagai sumber yang sama pentingnya dari satu pewahyuan yang diberikan Kristus dan dipercayakan kepada para rasul dalam bimbingan Roh Kudus (bdk DS 1501). Tetapi, hanya Kitab Suci yang adalah pembicaraan Allah. Kitab Suci diinspirasikan oleh Allah Roh Kudus, sedangkan Tradisi tidak diinspirasikan tetapi dilindungi dari kesalahan, sehingga wahyu Allah disampaikan secara integral (DV 9). Jadi, Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan di dalam Gereja, bukan di luar atau melawan Gereja. Dan Tradisi harus selalu diuraikan dalam kesesuaian dengan Kitab Suci, dan tidak pernah berlawanan dengan Kitab Suci. Bersama-sama, Tradisi Suci dan Kitab Suci, membentuk satu perbendaharaan keramat Sabda Allah, yang dipercayakan kepada Gereja (DV 10). Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa Gereja Katolik lebih mengutamakan Tradisi daripada Kitab Suci. Kedudukan Kitab Suci sangat sentral dalam hidup Gereja sebagai sumber iman.

Ketiga, Tradisi Suci memainkan peran sangat penting. Melalui Tradisi kita mengetahui kitab-kitab mana yang digunakan para Rasul dan Gereja perdana, sehingga kita bisa mengetahui kanon lengkap dari Kitab Suci yang diwahyukan kepada Gereja (DV 8). Tanpa Tradisi, kita tidak akan tahu mana inspirasi Roh Kudus, dan akan sulit menentukan kitab-kitab mana yang diinspirasikan Roh Kudus. Dalam arti ini, kita bisa berkata bahwa Kitab Suci adalah bagian dari Tradisi dan merupakan hasil dari Tradisi.

Banyak hal dalam Kitab Suci tidak bisa dimengerti dengan baik jika terpisah dari Tradisi. Apa yang dilakukan dalam Tradisi merupakan petunjuk bagaimana Kitab Suci ditafsirkan dan dihayati. Melalui Tradisi, Kitab Suci bisa dimengerti secara lebih mendalam dan dilaksanakan secara konstan dalam Gereja (DV 8). Karena itu, Tradisi memberikan norma-norma penafsiran dan mempunyai konsekuensi yang mengikat. Tradisi bisa diketahui melalui para Bapa Gereja dan hidup Gereja itu sendiri. ”Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberikan kesaksian akan kehadiran Tradisi itu yang menghidupkan dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa.” (DV 8)

Santo Agustinus menyatakan: ”Ada banyak hal yang dihayati oleh Gereja universal, dan karena itu secara tepat dipercayai sebagai telah diajarkan oleh para Rasul, meskipun hal-hal itu tidak ditemukan dalam tulisan.” Hal yang sama diungkapkan oleh Konsili Vatikan II: ”Dengan demikian, Gereja menimba kepastian tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci.” (DV 9).

Keempat, ”jadi, Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan berpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber Ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama.” (DV 9) Tidak mungkin mempertentangkan yang satu dengan yang lain. Keduanya sangat diperlukan. ”Maka dari itu, keduanya (baik Tradisi maupun Kitab Suci) harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama.” (DV 9).

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM

http://www.hidupkatolik.com/2012/10/08/kitab-suci-dan-tradisi-gereja

Syalom
« Last Edit: October 08, 2012, 08:39:45 PM by bruce »

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #96 on: October 08, 2012, 09:47:16 PM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers sekalian.

Seperti biasa, saya ingin mengartikan trit ini sesuai judul, sebatas pemahaman saja, yang semoga tidak bertentangan dengan ajaran Gereja yang diteruskan dari yang didasarkan pada 'peletakan batu pertama' oleh Jesus Kristus sendiri.

Alkitab atau Gereja?

Menurut saya, paling pertama yang dapat dikerjakan terkait dengan judul trit ialah mengartikan kata yang menjadi pembentuk judul.

Alkitab, kiranya tidak akan banyak varian pemahaman terhadap Alkitab. Karena itu, saya hanya ingin mengatakan bahwa Alkitab adalah Kitab Suci Kristen yang dipercayai tidak jatuh dari langit. Artinya, Alkitab itu tidak ujug-ujug berupa kitab yang kemudian digunakan sebagai Kitab Suci yang menjiwai segala aspek kehidupan Kristen. Saya percaya, berdasarkan berbagai literatur dan sejarah dan pengajaran yang saya terima, Alkitab adalah kitab ajaran Tuhan yang diinspirasi oleh Tuhan sendiri, kemudian dikumpulkan dalam bentuk tertulis, jadilah Alkitab.

Sementara, Gereja, saya artikan sesuai dengan yang termuat dalam Wikipedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja sebagai berikut:
Quote
Etimologi

Gereja berasal dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia) memiliki beberapa arti:

    Arti pertama ialah 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung.
    Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi.
    Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll.
    Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh kalimat “Gereja menentang perang Irak”.
    Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.

Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.

gereja adalah tempat kita memuji Tuhan Yesus dan bertemu hamba hamba lain.
Dari kelima pengertian Gereja dalam Wikipedia itu, menurut hemat saya, yang paling komprehensif ialah pengertian pertama, yaitu 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung. Yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima, menurut hemat saya merupakan dampak ikutan dari pengertian pertama.

Jadi, cikal-bakal Gereja itu sudah terbawa sejak jaman PL, yaitu kebiasaan atau tradisi kumpulan orang yang sejak Adam diupayakan diorganisir, namun mulai berbentuk semakin solid sejak Abram, terutama Kemudian setelah dia menjadi Abraham. Pewahyuan-pewahyuan yang diterima tokoh-tokoh Alkitab dihimpun, jadilah Alkitab. Artinya, menurut pemahaman saya, Alkitab itu menjadi terbentuk seperti yang sekarang adalah hasil dari tradisi, yang kemudian dinobatkan sebagai Tradisi Suci. Arti lebih luasnya, Tradisi Suci yang dinamik dalam Gerejalah yang menghasilkan Alkitab, bukan sebaliknya Alkitab menghasilkan Gereja.

Nah, karena itu, menurut pemahaman saya, antara Alkitab dan Gereja, saya lebih memberi penilaian utama kepada Gereja yang dinamis oleh Tradisi Suci. Namun, karena Alkitab memuat Injil yaitu Titik Sentral keimanan Kristen, maka antara Gereja dan Alkitab menjadi sejajar. Bahwa seluruh Tradisi Suci itu, justru mengisahkan Terang Kristus, Terang Perjanjian Baru. Mungin, pemikiran seperti itu pula yang melahirkan inti pikiran yang menyatakan bahwa Perjanjian Lama harus diartikan menurut Perjanjian Baru. Pikiran semacam itu dapat pula dibaca pada:
Secara ringkas, Perjanjian Lama meletakan dasar dan untuk mempersiapkan bangsa Israel untuk kedatangan Mesias yang akan mengorbankan diriNya bagi dosa-dosa mereka (dan bagi dosa-dosa dunia). Perjanjian Baru menceritakan kehidupan Yesus Kristus dan kemudian menoleh ke belakang kepada apa yang dilakukanNya dan bagaimana seharusnya kita menanggapi karunia hidup kekal dan menghidupi kehidupan kita dengan rasa syukur untuk segala yang telah diperbuatNya bagi kita (Roma 12). Kedua Perjanjian ini mengungkapkan Allah yang sama sucinya, sama pemurahnya dan sama adilnya, yang harus menghukum dosa namun ingin membawa orang-orang berdosa kepada diriNya melalui pengampunan yang hanya dimungkinkan melalui korban penebusan Kristus sebagai pembayaran untuk dosa. Dalam kedua Perjanjian, Allah mengungkapkan diriNya kepada kita dan bagaimana kita harus datang kepadaNya melalui Yesus Kristus. Dalam kedua Perjanjian kita mendapatkan segala yang kita perlukan untuk hidup kekal dan hidup yang saleh (2 Timotius 3:15-17).

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #97 on: October 09, 2012, 10:00:19 AM »
Kan ada kata 'jika'.
Jika Alkitab ternyata ada yang keliru, atau anda tetap bertahan mengikuti Alkitab yang salah?
Kalau saya jelas tidak.
Saya jg membaca om menggunakan kata "jika".
Tapi tetap saja jadi tersirat seperti ada kemungkinan kalo Alkitab itu bisa salah.

Padahal kalo ternyata Alkitab itu ada yg keliru/salah, maka tradisi sebagai pengkanon akan ikut terbawa2.
Ketiga, Tradisi Suci memainkan peran sangat penting. Melalui Tradisi kita mengetahui kitab-kitab mana yang digunakan para Rasul dan Gereja perdana, sehingga kita bisa mengetahui kanon lengkap dari Kitab Suci yang diwahyukan kepada Gereja (DV 8). Tanpa Tradisi, kita tidak akan tahu mana inspirasi Roh Kudus, dan akan sulit menentukan kitab-kitab mana yang diinspirasikan Roh Kudus. Dalam arti ini, kita bisa berkata bahwa Kitab Suci adalah bagian dari Tradisi dan merupakan hasil dari Tradisi.
Jadi kalo ada undang2 yg keliru, maka yg harus bertanggung jawab adalah DPR sebagai lembaga yg menetapkan undang2 itu sendiri.

Jika Alkitab salah, maka Tradisi (sbg pengkanon Alkitab) jg salah. Ini sy jg menggunakan kata "jika" ya...
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #98 on: October 09, 2012, 10:25:20 AM »
Saya jg membaca om menggunakan kata "jika".
Tapi tetap saja jadi tersirat seperti ada kemungkinan kalo Alkitab itu bisa salah.

Padahal kalo ternyata Alkitab itu ada yg keliru/salah, maka tradisi sebagai pengkanon akan ikut terbawa2.Jadi kalo ada undang2 yg keliru, maka yg harus bertanggung jawab adalah DPR sebagai lembaga yg menetapkan undang2 itu sendiri.

Jika Alkitab salah, maka Tradisi (sbg pengkanon Alkitab) jg salah. Ini sy jg menggunakan kata "jika" ya...
jika iya berarti Protestan yang berpegang pada kanon PB katolik juga salah  :D
In Omnibus Caritas

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #99 on: October 09, 2012, 01:33:09 PM »
jika iya berarti Protestan yang berpegang pada kanon PB katolik juga salah  :D
Ya, konsekuensinya memang begitu. :)
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

bruce

  • Guest
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #100 on: October 09, 2012, 01:44:53 PM »
Saya jg membaca om menggunakan kata "jika".
Tapi tetap saja jadi tersirat seperti ada kemungkinan kalo Alkitab itu bisa salah.

Namanya juga pekerjaan manusia, bro. Sekalipun diterangi Roh Kudus, tetap saja bisa berbeda. Dan kalau kemudian Roh Kudus memberikan koreksi, apa kita menolakNya?

Quote
Padahal kalo ternyata Alkitab itu ada yg keliru/salah, maka tradisi sebagai pengkanon akan ikut terbawa2.Jadi kalo ada undang2 yg keliru, maka yg harus bertanggung jawab adalah DPR sebagai lembaga yg menetapkan undang2 itu sendiri.

Jika Alkitab salah, maka Tradisi (sbg pengkanon Alkitab) jg salah. Ini sy jg menggunakan kata "jika" ya...

Tidak juga, seperti juga Taurat, menurut anda salah atau tidak, itu pemberian Tuhan juga kan? Dan toh 'berubah' sejak kedatangan Jesus. Bahkan banyak aturan dalam Taurat yang dinyatakan tidak lagi berlaku.

Syalom

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #101 on: October 09, 2012, 03:29:49 PM »
Namanya juga pekerjaan manusia, bro. Sekalipun diterangi Roh Kudus, tetap saja bisa berbeda. Dan kalau kemudian Roh Kudus memberikan koreksi, apa kita menolakNya?

Tidak juga, seperti juga Taurat, menurut anda salah atau tidak, itu pemberian Tuhan juga kan? Dan toh 'berubah' sejak kedatangan Jesus. Bahkan banyak aturan dalam Taurat yang dinyatakan tidak lagi berlaku.

Syalom
Tepat sekali! :afro:

PL Vs PB  :takethat: :scold: :deal:
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #102 on: October 09, 2012, 06:45:52 PM »
Namanya juga pekerjaan manusia, bro. Sekalipun diterangi Roh Kudus, tetap saja bisa berbeda. Dan kalau kemudian Roh Kudus memberikan koreksi, apa kita menolakNya?
Tidak juga, seperti juga Taurat, menurut anda salah atau tidak, itu pemberian Tuhan juga kan? Dan toh 'berubah' sejak kedatangan Jesus. Bahkan banyak aturan dalam Taurat yang dinyatakan tidak lagi berlaku.

Syalom
Maksudnya jadi nanti bisa ada kemungkinan, bahwa Tradisi Suci ternyata bisa salah mengambil keputusan dan kemudian mengoreksi ketetapan yg telah diputuskan ? Lantas dimana posisi Ex-Chatedra dan infabilitas dalam hal ini ?

Dinyatakan tidak berlaku lagi itu BEDA dgn dinyatakan keliru om.
Uang palsu dan uang jaman dulu yg sudah tidak laku lagi itu beda om.

Menurut saya hukum taurat itu tidak salah, hanya dinyatakan tidak berlaku lagi. Dinyatakan tidak berlaku lagi bukan karena salah/palsu. Lagipula hukum taurat hanya berlaku utk bangsa israel :)
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #103 on: October 09, 2012, 09:04:27 PM »
Yah, awalnya mungkin dari Luther, yang kemudian disetujui Bapa2 reformator lainnya, dan kemudian diteguhkan melalui sidang2 sinode yang menghasilkan Pengakuan Iman.
Ini jawaban sementara saja supaya tanggapan saya tidak terlalu lama, karena saya juga sedang mencoba mempelajari dan menggali informasi lebih banyak.

Bro shakes_peare,
maaf aku bertanya lagi, apakah sudah ada update info yg bisa dibagikan di sini?

Siapa bapa2 reformator yg Anda sebutkan di atas, yg menyetujui usulan kanon 39+27 itu?
Sinode2 mana yg menyetujui/mengesahkan kanon 39+27 itu?


Saya tidak bicara spesifik Protestan, melainkan dari sudut pandang global. Tidak ada satupun otoritas duniawi yang bisa menetapkan kanon, dan menganggap kanon lain keliru. Ini hanyalah masalah iman. Sama seperti agama, tidak ada otoritas duniawi manapun yang bisa menetapkan satu agama benar dan lainnya salah.

IMHO, argument Anda ini memiliki banyak celah / loop hole yg menimbulkan banyak pertanyaan lain.

Jika Anda katakan tidak ada satupun otoritas dunia yg dapat menetapkan kanon 39+27 sementara protestant mengamini kanon 39+24 itu, artinya kanon tersebut datangnya dari Allah.
Lalu bagaimana caranya Allah  mewahyukan kanon 39+27 itu utk dapat diterima oleh protestant?
AFAIk, tidak ada satupun sejarah/kisah/ayat yg menyatakan bahwa Allah mewahyukan 39+27 itu.
AFAIK, justru 39+27 itu adalah hasil pemikiran seorang Luther semata, yg kemudian diterima oleh semua protestant.

Jika, seperti yg Anda katakan, tidak ada otoritas duniawi manapun yg dapat menyatakan kanon lain itu keliru, seharusnya kanon GK 46+27 itu jg tidak bisa dianggap keliru oleh protestant, bukan? Lalu mengapa protestant justru mengatakan ke7 kitab yg ada di kanon GK itu sebagai apokripa, bahkan ada yg mengatakan sesat? Bukankah ini berkontradiksi dengan yg baru saja Anda kemukakan?

Hanya otoritas illahi-lah yang bisa memastikan mana kanon yang benar. Dari sudut pandang ini, secara iman Protestan meyakini bahwa kanon sekarang (39+27 kitab) adalah final bagi Protestan (bukan bagi lainnya). Jika Katolik memandang ini salah, itu hak Katolik. Bagi Protestan ototitas illahi-lah yang bekerja. Hanya 39 kitab PL lah yang menunjukkan diri memiliki otoritas illahi, sedang 7 kitab lainnya tidak.

Bro shakes_peare, please don't get me wrong.
Tidak pernah sekalipun aku mengatakan bahwa iman protestant itu salah. Itu adalah iman Anda, dan aku hormati iman ini.

Aku hanya bertanya dan berusaha memahami dasar dari iman kanon 39+27 itu?
Fakta1: Allah tidak pernah mewahyukan kanon 39+27 itu secara langsung kepada umat kristen.
Fakta2: tidak ada konsili/sinode yg menetapkan kanon 39+27 itu.
Fakta3: hanya Luther seorang AFAIK yg menetapkan 39+27, sementara Luther ini tidak diimani sebagai infallible oleh protestant.

Lalu atas dasar apa protestant mengimani bahwa kanon Alkitab adalah 39+27?
Kalo Anda hanya mengatakan dasarnya adalah iman, i.e. it is true because I believe so, ya artinya memang ini adalah iman protestant yg tidak bisa dijawab. Diskusi akan kita akhiri di sini, karena sudah tidak ada lg yg bs didiskusikan.
Dan kalo demikian, berarti memang aku tidak/belum bisa memahami iman protestant ttg kanon Alkitab ini.

Begini lho Bro
Kalau saya katakan warisan jangan dianggap harafiah ada yang mewariskan/memberikan. Juga mengenai istilah deuterokanonika hanya untuk memudahkan diskusi kita dalam konteks sekarang. Kalau bagi Protestan malah terang2an menyebut deuterokanon sebagai apokrif.

Jadi ketika Luther meninggalkan Katolik, awal mulanya tentu saja yang dia pegang adalah Alkitab Katolik (bukan Alkitab Ortodoks). Mengapa dia kemudian "membuang" 7 kitab lainnya dari PL Katolik? Tentu bukan tanpa alasan, apalagi semata-mata karena tidak setuju dengan ajaran2 Katolik yang didukung kitab2 tsb.


Menarik....
Bisa tolong dibagikan di sini apa tepatnya alasan Luther membuang kitab2 tersebut?

Nyatanya yang jelas2 ajaran Katolik dan ditentang Luther paling2 cuma dua:?   mendoakan orang mati (surat Makabe)


Nope, Luther tidak menentang mendoakan orang mati:

According to the 'Apology to the Augsburg Confession' (one of the main statements of Lutheran belief) we read:

"Now, as regards the adversaries' citing the Fathers concerning the offering for the dead, we know that the ancients speak of prayer for the dead, which we do not prohibit; but we disapprove of the application ex opere operato of the Lord's Supper on behalf of the dead."


Thus informed Lutherans who understand and take the Lutheran Confessions seriously do NOT prohibit prayers for the dead. As a Lutheran, you can certainly pray for your deceased family member.
Source(s):
Apology of the AC (Article XXIV, 94).
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20100321222340AAO0pAm



Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Alkitab atau Gereja?
« Reply #104 on: October 09, 2012, 09:04:47 PM »

dan keselamatan melalui perbuatan (Tobit).

Luther tidak jadi membuang surat2 Yakobus, yg artinya masih memegang ajaran keselamatan melalui iman DAN PERBUATAN.


Meskipun keimaman Luther mungkin tidak diakui Katolik, tetapi adalah fakta bahwa Luther seorang Doktor Teologia dalam Kitab Suci. Maka besar sekali kemungkinan bahwa Luther tidak serta merta menyingkirkan ke-7 kitab hanya karena anti Katolik. Kemungkinan besar justru karena (setidaknya) dalam ranah akademik status ke-7 kitab tersebut terus menjadi perdebatan.

Luther adalah seorang imam katolik, dan imamat itu tetap melekat pada diri Luther sampai dia meninggal.

Luther adalah doktor teologia?
Ini perlu dipertanyakan, doktor menurut siapa dulu?
Luther mengejar gelar doktor dari universitas2 teologi Gereja Roma.
Thesis Luther dalam mengejar gelar doktornya telah ditolak oleh Gereja Roma. Otomatis dia gagal dalam mendapatkan gelar doktornya.
IMO, absurd kalo tetap mau mengatakan bahwa Luther adalah seorang doktor teologia dalam kasus ini. Setidaknya dia bukanlah doktor dalam teologi gereja Latin sampai abad ke15.

Entah kalo dia lalu diakui sebagai doktor oleh perguruan tinggi - perguruan tinggi teologi protestant, dan AFAIk perguruan2 ini tidak/belum ada selama masa hidup Luther.

Hampir semua teolog Protestan, terutama yang mendalami Systematic Theology, akan sependapat hanya mengakui 39 Kitab PL dan menolak 7 kitab deuterokanon

Pertanyaan 1:
Apakah jika 100 orang mengatakan A, dan hanya 1 orang mengatakan B, maka A adalah kebenaran?

Pertanyaan 2:
Apakah ini berarti 39 PL itu ditentukan/diterima karena disepakati oleh sebagian besar teolog2 protestant, i.e. teolog2 protestant itu infallible?
 

Bagi Protestan kanon 39 PL+27 PB fallible, dan sudah cukup alasan untuk bersola scriptura. Bukan otoritas manusia yang menetapkan, melainkan otoritas illahi (kewibawaan kitab2 itu sendiri) yang menegaskan.

Question, fallible atau infallible?
Kalo fallible, IMO, aneh juga sesuatu yg fallible kok dijadikan satu2nya sumber iman?

Secara kasar mungkin urutannya begini:
Mula2 Luther punya kitab Katolik, tapi ada perdebatan dan kesangsian atas 7 kitab PL Katolik (di lingkup akademik), dan di sisi lain ada referensi kanon Ibrani dengan 39 kitab.Berdasar adanya keraguan tsb (sama seperti keraguan terhadap tradisi suci), Luther memutuskan untuk mengambilnya dari kanon, dan mengikuti kanon Ibrani. Ingat, Luther juga sempat meragukan kitab Ibrani dan surat Yakobus.

Bro shakes_peare,
sekali lagi, AFAIK tidak pernah ada kanon Ibrani 39.
Bahkan setelah yg disebut2 sebagai konsili Jamnia itu, telah aku tunjukkan bahwa tidak pernah ada kanon Ibrani yg menyatakan bahwa PL=39 kitab.

AFAIK, konsili/perguruan tinggi Jamnia itu adalah teori saja, dan sampai sekarang belum ada bukti yg menunjukkan bahwa di tahun 78 AD itu telah dikanonkan Kitab Suci Hebrew seperti yg dipegang oleh protestant sekarang.

In 1871 Heinrich Graetz, drawing on Mishnaic and Talmudic sources, theorized that there must have been a late 1st century Council of Jamnia which had decided the Jewish canon.[2] This became the prevailing scholarly consensus for much of the 20th century. However, from the 1960s onwards, based on the work of Jack P. Lewis, Sidney Z. Leiman, and others, this view came increasingly into question. In particular, later scholars noted that none of the sources actually mentioned books that had been withdrawn from a canon, and questioned the whole premise that the discussions were about canonicity at all, asserting that they were actually dealing with other concerns entirely.
http://en.wikipedia.org/wiki/Council_of_Jamnia


Bahkan dikatakan bahwa di abad ke2 pun (yg seharusnya sudah ada kanon 39 berdasar konsili Jamnia) ternyata kanon Hebrew itu tidak  hanya terdiri dari 39 kitab.

Jacob Neusner published books in 1987 and 1988 that argued that the notion of a biblical canon was not prominent in second-century Rabbinic Judaism or even later and instead that a "notion of Torah" was expanded to include the Mishnah, Tosefta, Jerusalem Talmud, Babylonian Talmud and midrashim.[3]
http://en.wikipedia.org/wiki/Council_of_Jamnia


Kalo bro shakes_peare mengatakan ada, tolong dong info dan referensinya...

Keputusan Luther dikonfirmasi, dan disetujui bapa2 reformasi lainnya.

Maaf kalo dianggap bawel, tapi bisa aku minta referensinya?
Siapa bapa2 reformasi yg Anda maksud, dan kapan dan melalui konsili/otoritas mana mereka mengkonfirmasi usulan Luther?

Ketika jemaat Protestan terbentuk, perlu diadakan sidang sinode untuk merumuskan pengakuan iman mereka, di sini kanon Protestan diterima. Termasuk prinsip untuk bersola scriptura mengacu kepada kanon baru tsb.

Pertanyaan 1:
Bisa tolong disebutkan (dengan referensinya) sinode2 mana yg menerima dan mengukuhkan kanon 39+27 ini?

Pertanyaan 2:
Kalo kanon 39+27 ini (katakanlah kemungkinan yg Anda ajukan ini benar adanya) berasal dari Luther dan akhirnya disetujui oleh bapa2 reformasi dan sinode2 protestant, bukankah ini sama saja artinya bahwa kanon 39+27 itu ditetapkan oleh otoritas duniawi?
Diyakini sebagai keputusan Roh Kudus (diinspirasi oleh Roh Kudus) tentunya, tapi sama saja mekanismenya dengan GK.
Bedanya GK meyakini bahwa konsili itu memiliki kuasa infabillity, makanya kanonnya adalah infallible.
Kalo protestant? Bagaimana bapa2 reformasi dan sinode2 yg tidak infallible ini bisa menghasilkan sesuatu yg diyakini sebagai satu2nya sumber, yg secara implisit menyatakan bahwa kanon mereka ini adalah infallible?

Teolog2 Protestan berikutnya mungkin ada yang mempertanyakan keputusan ini, tetapi berdasar riset/studi atas kitab2, mereka setuju bahwa kanon 66 kitab adalah final bagi Protestan.

Bisa tolong diberikan risetnya di sini, bro shakes_peare?

Sekali lagi mohon maaf kalo aku dianggap bawel, tapi IMHO, dalam diskusi kita, seharusnya kita berargument secara objective dan disertai dengan bukti dan referensi.

Much appreciated in advance....
And God bless.... :)
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)