St Lazarus lahir di Betania, sebuah kota kecil dekat Yerusalem. Yesus mengenal ayahnya yang bernama Simon dan biasa mengunjungi rumah mereka setiap kali ia berada di daerah tersebut. Ia bersahabat dekat dengan Lazarus, yang mengikuti ajaran dan cita-cita-Nya.
Pada usia tiga puluh Lazarus sakit sangat parah. Saudara-saudara perempuannya Martha dan Maria memberitahu Yesus tentang betapa serius kondisinya namun Ia tampak tidak khawatir. Pada saat Yesus tiba di Betania, Lazarus sudah terlanjur wafat dan dikuburkan selama empat hari. Yesus langsung pergi ke kuburannya, dia berdoa dan kemudian mengangkat suaranya: "Lazarus, keluarlah!". Dan memang, beberapa saat kemudian Lazarus keluar dari kubur, terbungkus dengan kain kafannya. Dia dilepaskan dari kain kafannya dan kembali bersama Yesus ke rumahnya, ditemani orang banyak. Setelah keajaiban ini, bahkan lebih banyak orang percaya kepada Kristus dan mengikuti ajaran-ajarannya. Inilah alasan mengapa para pemimpin agama orang Yahudi memutuskan untuk membunuhnya. Ketika Lazarus mengetahui tentang rencana mereka ia menemukan tempat berlindung di Kition (Larnaca) di daerah Siprus. Di sana ia ditemui oleh Rasul Paulus dan Barnabas, yang kemudian menahbiskannya sebagai uskup pertama Kition. Lazarus menjadi contoh seorang Kristen. Kehadirannya secara fisik adalah bukti kasih Allah bagi umat-Nya sementara kegiatan rohaninya melambangkan cinta manusia bagi Allah.
Lazarus meninggal pada usia 60 tahun dan dimakamkan dalam sebuah sarkofagus di Kition dengan tulisan "Lazarus-empat hari, sahabat Kristus". Pada tahun 890 Kaisar Byzantium Leon VI Sophos memindahkan relikwi Lazarus ke Konstantinopel dan sebagai imbalannya ia membangun sebuah gereja di Larnaca dikhususkan untuk St Lazarus. Gereja tersebut berdiri sampai saat ini.
http://www.nostos.com/church/Lazarus.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/LarnacaSarkofagus St Lazarus
St Lazarus
Lazarus dari Betania seringkali dijadikan contoh yang kurang baik dalam beberapa denominasi. Pernah pada suatu saat saya mendengar sebuah khotbah yang membandingkan antara Lazarus dan Pothini, yaitu perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus di sebuah sumur.
Perempuan Samaria tersebut dijadikan contoh penginjil yang rendah hati dan rela hati karena "namanya tidak dicatat dalam Alkitab", namun Lazarus ini dijadikan contoh pribadi yang tidak tahu terimakasih, karena setelah dibangkitkan oleh Kristus, bukannya menginjil tapi malah tidak melakukan apapun (karena kisahnya sama sekali tidak ditulis di Alkitab dan tidak ada lanjutannya). Dahulu saya manggut-manggut saja dan mencoba mengamini apa kata Pendeta tersebut. Kini saya bersukacita bahwa Lazarus ternyata adalah contoh kasih Allah kepada manusia melalui keberadaannya di Siprus dan melalui kenangannya yang terus hidup sampai detik ini.
Αγίου Λαζάρου, προσευχηθείτε για μας.