Lalu, kenapa bro oda bilang bahwa keberadaan domba2 dan kambing2 tidak ada sangkut pautnya dng dosa warisan
AdamHawa tanpa dosa warisanpun kena hukum SebabAkibat, kan ?
tidak ada sangkut pautnya dengan “penarikan” Allah
Habil
BUKAN krn ditarik Allah shg persembahannya disukaiNYA --- demikian pula Kain
BUKAN krn TIDAKditarik Allah shg persembahannya dibenciNYA.
dan tidak ada sangkut pautnya dng Kitab Suci?
Semua orang menyadari bahwa dia kena dibawah hukum SebabAkibat.
Bukankah “Hukum Sebab-Akibat” itu adalah aturan main dari Allah
YA.
yg kemudian mengungkap dosa manusia, dan tercantum dalam kitab2 suci?
Kitab Suci hanya mengungkap seperti apa hukum SebabAkibat itu. Kalo ... Maka ..., BUKAN mengungkap dosa manusia.
Semua manusia tau akan kesalahan yg mereka lakukan. Kitab Suci (Firman) adalah panduan agar jangan sampai dilakukan kesalahan2 tsb.
Firman BUKAN utk mengungkap dosa.
IMO, fokus Firman adalah agar manusia selamat.
bukankah akhirnya kehendak Allah lah yg berperan penting, bukan kehendak manusia?
Ya... betul ..
Apa bentuk tanggungjawab (atau tidak tanggungjawab) itu?
kan contohnya keliatan pada peristiwa sesembahan KainHabil ?
Commit yang seperti apa yg disebut bertanggungjawab sbg domba/kambing?
BY FAITH --- dan sekali lagi hanya 2 being ybs sajalah yang tau.
Yang orang laen bisa tau, cuma kesimpulan berdasarkan penglihatan adanya wujud aksi ybs (tanggung jawab ato tidak tanggung jawab).
bisa ada orang yg atas kehendaknya sendiri pilih jadi kambing nggak (karena setelah menerima Taurat dihati itu dan memikirkannya, ternyata dia tidak suka)
Bisa.
Kan emang udah nggak diperhitungkan oleh Allah lagi di Yeremia 31:31 tsb ? Dan jangan lupa --- di ayat tsb literally adalah HANYA bagi bangsa pilihan - bangsa Israel
.
Tiga asumsi di atas adalah asumsi atheistik
Mungkin ...
Asumsi 1: Allah butuh alasan untuk tindakanNya
Apabila Dia yang menciptakan hukum SebabAkibat --- maka konsekwensinya adalah : pada penerapan kehidupan ciptaan2NYA di bumi PUN berdasarkan hukum SebabAkibat.
Apakah pinoq sedang berpengertian :
Kalo ada suatu rule (misal) :
melanggar lampu merah di hukum cambuk --- dan disaat ada seorang pengendara melanggar lampu merah ... maka hukuman cambuk tsb dilakukan TANPA ALASAN oleh Hukum itu sendiri ?
Jelas ADA ALASAN.
Wong
sudah dikasih tau yg ungu koook ...
.
Asumsi 2: Alasan atau penyebab yg men-drive tindakan Allah tsb bisa bersumber dari sesuatu di luar Allah, yang independen dari Allah
Ya !
Apakah masuk akal, (dalam analogi tsb) sso yg tidak melanggar lampu merah tiba2 kena hukum cambuk ?
Asumsi 3: Ada sesuatu yang independen dari Allah, yg bisa men-drive Allah.
pinoq... saya merasa aneh dgn cara pikir pinoq ... (hehehe... maap ...).
Jelas ada sesuatu yg dari luar Allah donk yaitu para manusia sebagai para pelaku hukum. Manusia itu kan bukan Allah ?
Kenapa sepertinya aneh bagi pinoq, apabila saya berpendapat gara gara Allah menciptakan manusia, dan karena dia sayang pada ciptaanNYA - maka dia mengeluarkan Hukum/Firman/Nasehat/pemberi-tahuan/SebabAkibat ato apalah itu.
Apakah aneh, kalo saya katakan SEBAB ada manusia-lah (faktor independent ... manusia bukan Allah) AKIBATnya Firman diturunkanNYA ?
Mohon diperhatikan ... saya tidak sedang berpandangan gara gara KEHENDAK manusialah maka Firman diturunkan. Walopun demikian ... TETAP, Hukum tsb adalah SebabAkibat ... dan karena Hukum diberikan ---maka konsekwensinya--- Hukum akan berjalan secara SebabAkibat pula.
Siapa yg men-drive sehingga Hukum berjalan ? Manusia ... sebagai pelaku hukum... sbg faktor indenpendent, karena manusia itu BUKAN hukum itu sendiri.
Sebab, asumsi kekristenan itu (mono)theistik (“Allah itu Uncaused cause”, Tidak ada being lain yg setara denganNya”)
Being itu mencipta gak pinoq ?
Dan bisakah ciptaanNYA (manusia) menjabarkan istilah "Uncaused cause" dgn PASTI, DETAIL dan YAKIN 100% benar ?
DI kisah Adam dan Hawa masih ada satu Hukum yang bukan “Kalo...Maka”, yaitu Hukum yang mendasari konsep “Allah itu Kasih”
Sudah saya paparkan diatas ...
KALO Allah tidak mencipta MAKA tidak mungkin terjadi "dorongan" Kasih kepada ciptaanNYA.
YA, saya percaya Allah itu Kasih sekalipun tidak ada ciptaan.
Seorang ibu bisa bersifat kasih - sekalipun belum mempunyai bayi. Dan disaat dia bikin bayi dan bayi terlahir, konsekwensinya adalah : Kasih ibu tercurah kepada bayi.
Apakah atas kehendak bayi, sang ibu mengasihinya ? BUKAN !
Tetapi tetep jelas --- KARENA ibu bikin bayi MAKA konsekwensinya adalah ibu mengasihi bayi.
Dan itu semua (Hukum Sebab-Akibat+Hukum Kasih Allah) adalah Allah sendiri
Lah... siapa yg sedang berpikiran bhw hukum Kasih (SebabAkibat) itu bukan Allah itu sendiri ?
bro oda hanya akan sampai pada kesimpulan bahwa kekristenan juga sama dengan sistem2 kepercayaan lain jika bro oda hanya menangkap Hukum Sebab-Akibat saja. Tapi, kekristenan itu sebenarnya beda sendiri oleh karena Hukum Kasih Allah itu.
pinoq, wujud Kasih itu adalah Firman
"nasehat/warning/pemberitahuan" akan adanya hukum SebabAkibat !
Kalo ... Maka ...
Kalo makan buah ... Maka mati
Kalo tidak makan buah ... Maka hidup.
Kalo percaya .. Maka ...
Kalo tidak percaya ... Maka ...
Kalo nurut ... Maka ...
Kalo tidak nurut ... Maka ...
Kalo bertanggung-jawab .. maka ...
Kalo tidak bertanggung-jawab .. maka ...
dst dst.
Itulah perwujudan Kasih.
Dan "Kalo..Maka" itulah isi Hukum Kasih.
Yang di jaman PL berfokus pada "Maka"-nya
di jaman PB berfokus pada "Kalau"-nya.
Mungkin pinoq tolong saya, dgn menjabarkan seperti apa definisi Hukum Kasih
TANPA ada kaitannya dgn SebabAkibat ?
serta penerapan Hukum Kasih pada yg terkena dibawah hukum tsb (manusia),
TANPA ada kaitannya dgn SebabAkibat ?
bersambung.