Author Topic: PERCAYA ???  (Read 3266 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: PERCAYA ???
« Reply #30 on: September 08, 2012, 11:50:02 AM »
Kalau perbuatan baik, itu pasti asalnya dari hati yang baik.
Kalau perbuatan jelek, itu hatinya jelek.
Disinilah yg menurut saya kesukarannya John.

IMO, penilaian "asalnya dari hati yang baik" itu...  sepertinya lebih bisa dimengertikan bhw yg ungu itu cuma Tuhan yg menilai ketimbang manusia yg menilai.

Contoh : kadar emosi/temperamen tiap2 orang berbeda beda.
Mungkin ada seorang suami menggampar istrinya ---> itu belum tentu menunjukan suami tsb berhati jelek (penuh dendam, kebencian, dlsb kepada istrinya).

Semua ada proses, bisa kemungkinan segera setelah menggampar - sang suami menyesal telah melakukan perbuatan tsb --- bisa juga mungkin setelah sekian lama barulah dia menyadari dan menyesal krn seringnya dia menggampar istri.

Contoh saya diatas tidak sempurna ... karena buegitu boanyaknya terjadinya kvariasi2 kemungkinan yang bisa terjadi pada contoh kehidupan pasutri tsb.

Quote
Beda dengan mulut.
Betul... kalo sangkutpautnya dgn mulut, saya rasa ini bukan faktor utama.

Entahlah, ayat yg menulis "mengaku dgn mulut" saya tidak tau --- apakah itu dimaksudkan literally dgn mulut - ucapan verbal, keluar audio --- ataukah lebih ke kiasan. (saya cenderung mengartikan, konteks yg disebut di ayat tsb --- berlaku pada manusia pada umumnya).

Karena kalo itu literal --- misal pada janji perkawinan ditulis Rulenya : "kedua mempelai HARUS mengucapkan I do verbally keluar audio"  --- ya artinya gak akan ada seorang yg bisu total utk bisa melakukan upacara pernikahan :D.

Kecuali pasangan yg bisu itu --- bawa bawa mp3 player yg berisi audio : I DO ! wkwkwk ...  :giggle:

salam.

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: PERCAYA ???
« Reply #31 on: September 08, 2012, 11:56:30 AM »


Saya ulang lagi pertanyaan ini:

Bagaimana jika seorang bisu.
Secara orang ini tidak bisa mengaku dengan mulut?
Apakah orang ini tidak selamat ?

begitu kira-kira.

Salam.

Yah om Han juga engga setuju kalau pengakuan dengan mulut merupakan penentuan keselamatan.

kasihan benar orang Bisu Ya  !!!
Apakah ini yang disebut Predestinasi sehingga orang yang ditentukan untuk tidak selamat dibuat menjadi bisu ???

NB : predestinasi mirip mirip istilah Takdir

Tuhan Yesus memberkati

han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: PERCAYA ???
« Reply #32 on: September 08, 2012, 08:17:17 PM »
Disinilah yg menurut saya kesukarannya John.

IMO, penilaian "asalnya dari hati yang baik" itu...  sepertinya lebih bisa dimengertikan bhw yg ungu itu cuma Tuhan yg menilai ketimbang manusia yg menilai.

Contoh : kadar emosi/temperamen tiap2 orang berbeda beda.
Mungkin ada seorang suami menggampar istrinya ---> itu belum tentu menunjukan suami tsb berhati jelek (penuh dendam, kebencian, dlsb kepada istrinya).

Semua ada proses, bisa kemungkinan segera setelah menggampar - sang suami menyesal telah melakukan perbuatan tsb --- bisa juga mungkin setelah sekian lama barulah dia menyadari dan menyesal krn seringnya dia menggampar istri.

Contoh saya diatas tidak sempurna ... karena buegitu boanyaknya terjadinya kvariasi2 kemungkinan yang bisa terjadi pada contoh kehidupan pasutri tsb.


lah bro...??

Kalau manusia sudah menyesal, berarti dia tau bahwa dia melakukan perbuatan jahat.
Iya ngga ?

Kan di dalam hati kita ada yg namanya 'hati kecil' sebagai pemberian Tuhan pada setiap manusia.

Betul... kalo sangkutpautnya dgn mulut, saya rasa ini bukan faktor utama.

Entahlah, ayat yg menulis "mengaku dgn mulut" saya tidak tau --- apakah itu dimaksudkan literally dgn mulut - ucapan verbal, keluar audio --- ataukah lebih ke kiasan. (saya cenderung mengartikan, konteks yg disebut di ayat tsb --- berlaku pada manusia pada umumnya).

Karena kalo itu literal --- misal pada janji perkawinan ditulis Rulenya : "kedua mempelai HARUS mengucapkan I do verbally keluar audio"  --- ya artinya gak akan ada seorang yg bisu total utk bisa melakukan upacara pernikahan :D.

Kecuali pasangan yg bisu itu --- bawa bawa mp3 player yg berisi audio : I DO ! wkwkwk ...  :giggle:

salam.

Setuju. bro.

Salam.

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: PERCAYA ???
« Reply #33 on: September 09, 2012, 03:09:18 AM »
Dari kitab Yakobus kita tahu bahwa iman Kristen tidak bisa sekedar angan-angan di kepala (ide/pemikiran). Iman Kristen juga tidak bisa sekedar kata-kata di mulut. Iman Kristen adalah iman yang terwujud dalam perbuatan, dalam tindakan yang nyata.

Perbuatan yang merupakan wujud dari iman Kristen itu seperti apa? Jelas, perbuatan tsb adalah perbuatan-perbuatan yang diinginkan Allah untuk dilakukan oleh umatNya.

Nah, ada satu perbuatan yang unik, yang khas milik iman Kristen saja. Perbuatan ini adalah pengakuan iman secara terbuka, alias “mengaku dengan mulut”.

Tuhan Yesus berkata, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.

Dari perkataan Tuhan Yesus tsb, kita tahu bahwa Allah menghendaki umatNya untuk tidak menutupi-nutupi imannya. Allah menghendaki umatNya untuk melakukan pengakuan iman secara terbuka. Pengakuan ini bukan sekedar acara pelafalan dengan bibir yang dilakukan di gereja atau di rumah atau di kamar atau di dalam hati. Pengakuan ini merupakan pemberian kesaksian kepada semua manusia di dunia mengenai Kebenaran iman Kristen.

Paulus menegaskan pentingnya pengakuan iman kepada dunia ini dengan menulis, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9)

Dengan kata lain, Paulus “menuduh” bahwa orang yang mengaku dirinya Kristen tapi tidak mau mengakui imannya secara terbuka kepada dunia maka dia sebenarnya bukan orang Kristen (bukan orang yang diselamatkan).

Sekali lagi, pengakuan ini bukan sekedar acara pelafalan di bibir, melainkan pemberian kesaksian iman kepada dunia. (Kalau sekedar pelafalan di bibir, Tuhan Yesus pun menghardik, “ Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”)

Dengan pemahaman seperti ini, apakah kita akan masih bertanya “bagaimana dengan orang bisu? Apakah dia tidak diselamatkan?” Menurut saya, aneh sekali pertanyaan itu. Aneh dan merendahkan orang bisu. Jelas, pemahaman yang menimbulkan pertanyaan macam itu adalah bahwa pengakuan iman merupakan pelafalan saja. Padahal, inti dari pengakuan iman bukan di pelafalannya, tapi di pemberian kesaksian iman secara terbuka kepada dunia (“mengaku dengan mulut” → membuat orang lain dengar, tahu). Apakah orang bisu tidak bisa memberikan kesaksian iman secara terbuka kepada dunia? Ow bisa sekali! Kebisuan, ketulian, kecacatan, dll tidak menghalangi seseorang untuk mengaku secara terbuka kepada dunia bahwa dirinya adalah orang Kristen, kalau dia memang orang Kristen (baca: mau dan berani untuk bersaksi ttg Yesus).

Masalah justru bukan timbul dari orang-orang yang memiliki kekurangan fisik, tapi dari orang-orang yang berpikiran bahwa menjadi Kristen adalah menjadi sama dengan dunia (baca: sama-sama baik). Masalah justru timbul dari orang yang berpikiran bahwa kekristenan adalah perihal moralitas belaka. Orang-orang seperti ini biasanya enggan mengakui kepercayaannya kepada Tuhan Yesus secara terbuka kepada dunia. Orang seperti ini biasanya berpikiran bahwa iman Kristen adalah sesuatu yang cukup untuk diri pribadi saja, tidak perlu dibuka kepada orang lain. Lebih parah lagi, ada orang macam ini yang malah berpikiran bahwa pengakuan secara terbuka itu “berbahaya” bagi “kehidupan bermasyarakat” karena “tidak pluralis”. Ujung-ujungnya, orang macam ini akan berkata bahwa percaya kepada kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia itu tidak penting karena itu sekedar “simbol” yang intinya adalah mendorong kehidupan moral manusia. Bagi orang macam ini, orang tidak perlu percaya bahwa Yesus adalah Allah dan Juruselamat asal orang tsb berbuat baik ke semua orang.

Jelas, orang yang berpikiran macam itu:

- melawan ketetapan Allah: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

- melawan kehendak Allah:“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus"

Jadi, lagi-lagi saya katakan, “mengaku dengan mulut” bukan sekedar acara pelafalan syahadat iman rasuli, melainkan sebuah perbuatan baik orang Kristen, yaitu kesaksian iman secara terbuka kepada dunia. Perbuatan yang satu ini adalah perbuatan yang dikehendaki Allah untuk dilakukan oleh umatNya.

Senada dengan apa yang diungkapkan Paulus, Petrus menulis: “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu .”

Yang saya garis bawahi menunjukan tiga dimensi realita iman Kristen di dunia ini:
- percaya di hati (pekerjaan Bapa)
- percaya di mulut (pekerjaan Anak)
- percaya di perbuatan (pekerjaan Roh Kudus)
Tiga dimensi realita, tapi satu hakikat. Tidak terpisahkan.



Salam.
« Last Edit: September 09, 2012, 03:15:52 AM by pinoq »

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: PERCAYA ???
« Reply #34 on: September 09, 2012, 07:22:49 AM »
Dari kitab Yakobus kita tahu bahwa iman Kristen tidak bisa sekedar angan-angan di kepala (ide/pemikiran). Iman Kristen juga tidak bisa sekedar kata-kata di mulut. Iman Kristen adalah iman yang terwujud dalam perbuatan, dalam tindakan yang nyata.

Perbuatan yang merupakan wujud dari iman Kristen itu seperti apa? Jelas, perbuatan tsb adalah perbuatan-perbuatan yang diinginkan Allah untuk dilakukan oleh umatNya.

Nah, ada satu perbuatan yang unik, yang khas milik iman Kristen saja. Perbuatan ini adalah pengakuan iman secara terbuka, alias “mengaku dengan mulut”.

Tuhan Yesus berkata, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.

Dari perkataan Tuhan Yesus tsb, kita tahu bahwa Allah menghendaki umatNya untuk tidak menutupi-nutupi imannya. Allah menghendaki umatNya untuk melakukan pengakuan iman secara terbuka. Pengakuan ini bukan sekedar acara pelafalan dengan bibir yang dilakukan di gereja atau di rumah atau di kamar atau di dalam hati. Pengakuan ini merupakan pemberian kesaksian kepada semua manusia di dunia mengenai Kebenaran iman Kristen.

Paulus menegaskan pentingnya pengakuan iman kepada dunia ini dengan menulis, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9)

Dengan kata lain, Paulus “menuduh” bahwa orang yang mengaku dirinya Kristen tapi tidak mau mengakui imannya secara terbuka kepada dunia maka dia sebenarnya bukan orang Kristen (bukan orang yang diselamatkan).

Sekali lagi, pengakuan ini bukan sekedar acara pelafalan di bibir, melainkan pemberian kesaksian iman kepada dunia. (Kalau sekedar pelafalan di bibir, Tuhan Yesus pun menghardik, “ Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”)

Dengan pemahaman seperti ini, apakah kita akan masih bertanya “bagaimana dengan orang bisu? Apakah dia tidak diselamatkan?” Menurut saya, aneh sekali pertanyaan itu. Aneh dan merendahkan orang bisu. Jelas, pemahaman yang menimbulkan pertanyaan macam itu adalah bahwa pengakuan iman merupakan pelafalan saja. Padahal, inti dari pengakuan iman bukan di pelafalannya, tapi di pemberian kesaksian iman secara terbuka kepada dunia (“mengaku dengan mulut” → membuat orang lain dengar, tahu). Apakah orang bisu tidak bisa memberikan kesaksian iman secara terbuka kepada dunia? Ow bisa sekali! Kebisuan, ketulian, kecacatan, dll tidak menghalangi seseorang untuk mengaku secara terbuka kepada dunia bahwa dirinya adalah orang Kristen, kalau dia memang orang Kristen (baca: mau dan berani untuk bersaksi ttg Yesus).

Masalah justru bukan timbul dari orang-orang yang memiliki kekurangan fisik, tapi dari orang-orang yang berpikiran bahwa menjadi Kristen adalah menjadi sama dengan dunia (baca: sama-sama baik). Masalah justru timbul dari orang yang berpikiran bahwa kekristenan adalah perihal moralitas belaka. Orang-orang seperti ini biasanya enggan mengakui kepercayaannya kepada Tuhan Yesus secara terbuka kepada dunia. Orang seperti ini biasanya berpikiran bahwa iman Kristen adalah sesuatu yang cukup untuk diri pribadi saja, tidak perlu dibuka kepada orang lain. Lebih parah lagi, ada orang macam ini yang malah berpikiran bahwa pengakuan secara terbuka itu “berbahaya” bagi “kehidupan bermasyarakat” karena “tidak pluralis”. Ujung-ujungnya, orang macam ini akan berkata bahwa percaya kepada kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia itu tidak penting karena itu sekedar “simbol” yang intinya adalah mendorong kehidupan moral manusia. Bagi orang macam ini, orang tidak perlu percaya bahwa Yesus adalah Allah dan Juruselamat asal orang tsb berbuat baik ke semua orang.

Jelas, orang yang berpikiran macam itu:

- melawan ketetapan Allah: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

- melawan kehendak Allah:“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus"

Jadi, lagi-lagi saya katakan, “mengaku dengan mulut” bukan sekedar acara pelafalan syahadat iman rasuli, melainkan sebuah perbuatan baik orang Kristen, yaitu kesaksian iman secara terbuka kepada dunia. Perbuatan yang satu ini adalah perbuatan yang dikehendaki Allah untuk dilakukan oleh umatNya.

Senada dengan apa yang diungkapkan Paulus, Petrus menulis: “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu .”

Yang saya garis bawahi menunjukan tiga dimensi realita iman Kristen di dunia ini:
- percaya di hati (pekerjaan Bapa)
- percaya di mulut (pekerjaan Anak)
- percaya di perbuatan (pekerjaan Roh Kudus)
Tiga dimensi realita, tapi satu hakikat. Tidak terpisahkan.



Salam.

Jadi dengan demikian kita sudah sama persepsinya mengenai "MENGAKU MULUT".

Mengaku mulut bisa berarti "perbuatan baik".

Kalau dibalik : perbuatan baik sama artinya dengan melafalkan mulut.

Sebab meski mulut tidak melafalkan, tetapi perbuatan baik telah 'melafalkan' pada semua orang tentang kristus.

CMIIW.

salam.



Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: PERCAYA ???
« Reply #35 on: September 10, 2012, 06:04:54 PM »
, “Menurut saya, orang sulit percaya karena orang tsb sedang mempertahankan sesuatu di dalam dirinya, atau dengan kata lain, tidak rela kehilangan sesuatu di dalam dirinya. “Sesuatu dalam dirinya” ini adalah bagian yang amat sangat penting dalam dirinya. Saking pentingnya, kalo dia kehilangannya, rasanya seperti mati. i sehingga ia bisa alani sebuah kehidupan yang ia anggap baik dan benar[/i]. Orang ini akan berpikir seperti ini (tp biasanya ini tidak diakui) : ”Kalo aku percaya hal ini maka aku tidak bisa lagi begini atau begitu, atau aku harus begini dan begitu. Dan, itu berarti aku akan kehilangan alasan untuk hidup secara waras, baik, benar.”


Yang menarik buat saya, fenomena ini tidak hanya terjadi pada diri orang-orang non-kristen (baik yg pernah mendengar ttg Yesus maupun yg belum pernah mendengarNya), tapi juga pada diri orang-orang Kristen. Banyak orang Kristen yang pola perilakunya dan pola pikirnya tidak mengekspresikan kepercayaan mereka kepada Kristus. Mereka masih memegangi “sesuatu dalam diri mereka” seolah-olah tanpanya mereka tidak dapat hidup.

Misal:
- Ada orang Kristen yang melaksanakan Hukum Taurat dengan pemikiran bahwa kalo mereka tidak melakukannya, maka mereka tidak selamat.




Bro pinoq,
dengan pejelasan diatas om jadinya memahami apa yang  disebut sesuatu zona nyaman dan aman itu..
Om sendiri merasa betapa sulitnya , om memberitakan kabar baik yaitu Taurat telah batal bagi para pengikut Yesus yang menghargai mahalnya,darah Yesus (cukup nilainya untuk membatalkan taurat melalui kematiannya)
betapa gigihnya orang mempertahankan taurat untuk tetap berlaku, walaupun lukas telah menentukan batas ahir msa berlakunya itu.

Rupanya ada suatu zona nyaman  yang ingin dipertahankan  yaitu untuk memperoleh uang /harta tanpa harus kerja keras ,tinggal mungutin aja jika taurat masih berlaku terus.

Tuhan Yesus memberkati

Han
« Last Edit: September 10, 2012, 06:07:49 PM by hanhalim2 »
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: PERCAYA ???
« Reply #36 on: September 11, 2012, 01:44:56 AM »
Bro pinoq,
dengan pejelasan diatas om jadinya memahami apa yang  disebut sesuatu zona nyaman dan aman itu..
Om sendiri merasa betapa sulitnya , om memberitakan kabar baik yaitu Taurat telah batal bagi para pengikut Yesus yang menghargai mahalnya,darah Yesus (cukup nilainya untuk membatalkan taurat melalui kematiannya)
betapa gigihnya orang mempertahankan taurat untuk tetap berlaku, walaupun lukas telah menentukan batas ahir msa berlakunya itu.

Rupanya ada suatu zona nyaman  yang ingin dipertahankan  yaitu untuk memperoleh uang /harta tanpa harus kerja keras ,tinggal mungutin aja jika taurat masih berlaku terus.

Tuhan Yesus memberkati

Han

Saya kurang paham dng yang dimaksud om Han itu. ("memperoleh uang/harta tanpa harus kerja keras, tinggal mungutin aja jika taurat masih berlaku terus")

Kalo menurut saya, "zona nyaman/aman" tsb tidak berkaitan dengan uang atau harta, tapi lebih pada suatu "sikap hidup".

Sikap hidup ini bersifat sangat mendasar dalam diri orang. Sikap hidup ini membuat orang nyaman/aman dengan dirinya sendiri, meskipun ia harus menjalani tantangan2 hidup yang beragam.

Secara natural, tantangan2 hidup sebenarnya tidak menjadi masalah bagi orang.Yang menjadi masalah adalah apakah orang kehilangan dirinya atau tidak (baik dalam artian kehilangan nyawa atau kehilangan martabat). Orang sebenarnya masih bisa tahan bila kehilangan uang/harta, tapi ia tidak akan tahan bila kehilangan nyawa/martabat. Bila dirinya terancam, manusia akan berontak (baik secara fisik maupun secara intelektual).

Sementara itu, keselamatan dalam kekristenan membuat orang "kehilangan dirinya" (tumbuh kehendak untuk menyangkal diri). Jadi, orang Kristen adalah orang yang kehilangan diri karena mendapatkan diri. (Warnanya sengaja saya bedakan untuk menunjukan perbedaan makna).

Diri adalah diri yang nyaman/aman dalam zonanya. Diri adalah diri yang tidak nyaman/aman lagi dengan zonanya. Diri berasal dari dunia (pola pikirnya, pola motivasinya). Diri tidak berasal dari dunia. Diri hidup dengan iman kepada dirinya sendiri. Diri hidup dengan iman kepada Yesus Kristus.

Semua orang tidak rela kehilangan diri-nya. Orang Kristen berusaha menghilangkan/menyangkal diri-nya, dengan cara menghidupi diri-nya.

Contoh2 kasus:

Kain dan Habil sama-sama mendapatkan pengajaran dan perintah untuk melaksanakan persembahan kurban. Habil melakukan persembahan kurban sesuai dengan yang diajarkan kepadanya. Kain memilih untuk pakai caranya sendiri. --> Kain tidak mau kehilangan pandangannya ttg bagaimana persembahan kurban dilakukan.

Sara, istri Abraham, tertawa ketika Allah beritahu bahwa dia akan punya anak --> Sara tidak mau kehilangan logikanya (aku kan sudah tua, sudah menopause).

Istri Lot menjadi tiang garam karena menoleh ke belakang ke kota itu --> "menoleh ke belakang" berarti ada sesuatu yang tidak rela ia tinggalkan.

Ada orang-orang Israel yang, ketika di padang pasir, bersungut-sungut ingin pulang ke Mesir --> tidak mau kehilangan kehidupannya di Mesir, meskipun ia menghadapi tantangan hidup di sana (jadi budak)

Petrus, tidak lama setelah Yesus "mentahbiskan"nya sebagai batu karang pondasi Gereja, berkata, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." -->Petrus tidak mau kehilangan keyakinan diri-nya akan Yesus

dan masih banyak lagi contoh lain.....

Dari contoh-contoh tsb, kita dapat melihat suatu pola "tidak mau kehilangan diri" karena diri tsb begitu penting, begitu mendasar, begitu primordial dalam diri manusia.

Darimana asal diri itu? Menurut saya, ia tercipta ketika Adam dan Hawa percaya bahwa perkataan si ular benar, dan/maka menganggap bahwa perkataan Allah salah.

Oleh sebab itu, keselamatan diberikan melalui iman, sesuatu yang seolah-olah sederhana namun sebenarnya tidak sederhana, seolah-olah gampang -- bahkan terlalu gampang -- namun sebenarnya sulit, bahkan sangat sulit karena iman tsb harus terwujud dalam setiap aspek kehidupan manusia (hati, pikiran, perbuatan). Iman tsb "berbahaya" dan "subversif" karena ia menuntut penyangkalan diri.


Salam


Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: PERCAYA ???
« Reply #37 on: September 12, 2012, 06:02:08 AM »
Saya kurang paham dng yang dimaksud om Han itu. ("memperoleh uang/harta tanpa harus kerja keras, tinggal mungutin aja jika taurat masih berlaku terus")



Begini nip pinoq.
om kan suka jalan jalan mengembara juga ke kristen non  K ( boleh aja nip atau siapaun berpendapat bahwa om adalah katholik yang tidak setia )
tetapi sahabat /rekan om terdiri juga dari denom non katholik. jadi om merasa tidak bermasalah kalau om menemani mereka jika mereka mengajak om ikut dalam kebaktiang di non Katholik sejauh Tuhannya sama (JESUS)
Kekelenteng pernah masuk (bukan kebaktian )  ke Mesjid belum sekalipun menginjak walau suka menyumbang pembangunannya.,.sekali kali

nah Kesulitan om , memberitakan Batalnya taurat (selalu dibantah dengan keras )
adalah kepada hamba Tuhan yang menganut "Perpuluhan wajib"
apalgi jika om katakan bahwa Perjanjian lama juga sudah habis masa berlakunya sekarang ini .karena hanya berlaku sampai zaman (angkatan ) Yohanes
mereka menentang dengan sangat keras.

Rupanya ada suatu zona nyaman , yang akan hilang yaitu income gratis sepersepuluh dari keuntungan perusahaan perusahaan besar akan hilang jika kewajiban perpuluhan dari taurat  o sudah dibatalkan oleh kematian Yesusr


Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: PERCAYA ???
« Reply #38 on: September 12, 2012, 07:53:42 AM »

Begini nip pinoq.
om kan suka jalan jalan mengembara juga ke kristen non  K ( boleh aja nip atau siapaun berpendapat bahwa om adalah katholik yang tidak setia )
tetapi sahabat /rekan om terdiri juga dari denom non katholik. jadi om merasa tidak bermasalah kalau om menemani mereka jika mereka mengajak om ikut dalam kebaktiang di non Katholik sejauh Tuhannya sama (JESUS)
Kekelenteng pernah masuk (bukan kebaktian )  ke Mesjid belum sekalipun menginjak walau suka menyumbang pembangunannya.,.sekali kali

nah Kesulitan om , memberitakan Batalnya taurat (selalu dibantah dengan keras )
adalah kepada hamba Tuhan yang menganut "Perpuluhan wajib"
apalgi jika om katakan bahwa Perjanjian lama juga sudah habis masa berlakunya sekarang ini .karena hanya berlaku sampai zaman (angkatan ) Yohanes
mereka menentang dengan sangat keras.

Rupanya ada suatu zona nyaman , yang akan hilang yaitu income gratis sepersepuluh dari keuntungan perusahaan perusahaan besar akan hilang jika kewajiban perpuluhan dari taurat  o sudah dibatalkan oleh kematian Yesusr

Ooo soal income itu. Hahaha.. iya om, bisa jadi itu juga alasan kenapa orang, terutama mereka yg "kerja"nya mungutin uang perpuluhan, sulit percaya bahwa Taurat batal.

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: PERCAYA ???
« Reply #39 on: September 14, 2012, 04:54:09 PM »
Ooo soal income itu. Hahaha.. iya om, bisa jadi itu juga alasan kenapa orang, terutama mereka yg "kerja"nya mungutin uang perpuluhan, sulit percaya bahwa Taurat batal.

Jadi percaya itu ,suatu hal yang tidak mudah karena :
1) Harus percaya bahwa Yesus  itu Tuhan  MAKA Tuhan BISA MELAKUKAN APA SAJA TERMASUK MEMBATALKAN TAURAT (  lAGU :KAU YANG MEMULAI KAU YANG MENGAHIRI )T
2 ) harus percaya Yesus telah mati dan bangkit
Sebab dengan matinya Yesus selyruh perintah dan ketentuan Taurat telah batal
3) HARUS PERCAYA BAHWA DARAH Yesus ITU CUKUP BERHARGA BUAT NGEBATALIN TAURAT banyak ortang ngga mau percaya bahwa DARAH Yesus brharga mahal bahkan lebih dari cukup buat nge batalin Taurat.
4) Harus percaya pada perkataan Yesus diantaranya ada manusia keturunan ular beludak

Dan masih banyak lagi yang harus dipercaya

Tuhan Yesus memberkati

han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: PERCAYA ???
« Reply #40 on: September 20, 2012, 06:25:55 PM »
Mar 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA