Author Topic: Rekonsiliasi Katolik dan Protestan  (Read 1277 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Duke Archangel

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 92
  • Reputation Power:
    • Duke Archangel Demaskus
  • Denominasi: Evangelical
Rekonsiliasi Katolik dan Protestan
« on: September 13, 2012, 07:59:06 AM »
Pada tanggal 31 oktober 1517 seorang imam/pastur,guru seminari dan sekaligus kepala biara di kota Wittenberg,Jerman yaitu Martin Luther menempelken 95 dalil di pintu gereja di kota tersebut.Ke-95 dalil tersebut merupakan protes atas suatu asumsi-asumsi yang keliru tentang doktrin pembenaran.Pokok ajaran pembenaran ini sangat rumit dan memerlukan penjelasan panjang dan lebar.
Secara sederhana dapat dikatakan sebagai berikut :
Bagaimanakah cara kita dapat diselamatkan Allah...?
Apakah dengan melaksanakan perbuatan baik/amal...? atau dengan anugerahNya...?
Apakah anugerah itu....?
Bagaimana kita menerimanya...?
Apakah anugerah itu datang sekaligus atau bertahap...? dan seterusnya.

Doktrin tentang pembenaran ini sangat ramai di perbincangkan pada tahun 1500-an oleh gereja di benua Eropa pada saat itu. Karena pada saat itu gereja mengenal doktrin-doktrin pembenaran dengan amal baik/pahala sampai menimbulkan ekses yang berlebihan.

Setelah Skisma Besar (baca:pertama) yang terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Timur dan Gereja Barat (alasan-alasan politik dan teologis atas skisma ini sangat kompleks).Penempelan ke-95 dalil di pintu gereja kota Wittenberg oleh Martin Luther merupakan Skisma kedua (kalau boleh di katakan begitu).
Gereja terpecah menjadi Gereja Katolik dan Gereja Protestan.
Dimana sebelumnya terjadi pertikaian,tindakan kekerasan dan bahkan saling mengutuk.Pada perkembangan selanjutnya Gereja Protestan terpecah-pecah lagi dengan berbagai aliran
(Lihat buku:Prof. Emeritus. Dr.Verkuyl dalam buku Geredja dan Bidat-Bidat (1966),yang di baharui dengan: Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (1995) oleh Dr.Jan Sihar Aritonang, keduanya diterbitan oleh BPK Gunung Mulia).
Bahkan sampai hari ini ada gereja yang sudah sangat berbeda dari Gereja Protestan dan bahkan sangat jauh dari Gereja Katolik.
Jelaslah tampak akibat yang terjadi, gereja saling berprasangka kurang baik dan tidak saling faham lagi.

Setelah Konsili Vatikan II (1962-1965) yang membuka jalan yang sangat lebar bagi kedua Gereja untuk bekerja sama bahkan kepada agama yang lain.
Maka para pemikir/teolog Katolik dan Protestan duduk bersama melakukan telaah-telaah teologis, agar di cari pemahaman mengenai  persamaan dan perbedaan doktrin tersebut. Akhirnya dengan keterbukaan hati dan penggalian Kitab Suci dengan jujur, di buatlah pernyataan bersama pada tanggal 31 Oktober 1999.
Dimana kalangan Protestan di wakili oleh Federasi Luteran se-Dunia (LWF) dan utusan Vatikan mewakili Gereja Katolik menandatangani Pernyataan Bersama tentang Doktrin Pembenaran tersebut.
Salah satu pasal dalam pernyataan itu tertulis : ”Dalam iman kita bersama yakin bahwa pembenaran adalah karya Allah Tritunggal….Kita bersama-sama mengakui:hanya oleh anugerah,oleh iman kepada karya Kristus yang menyelamatkan dan bukan sebab amal apapun dari kita,kita diterima oleh Allah dan menerima Roh Kudus,yang memperbaharui hati kita,dengan menyiapkan dan memanggil kita untuk pekerjaan yang baik”.

Setelah lebih dari 500 tahun Gereja (Katolik dan Protestan) kembali saling bertemu. Setelah sejarah Gereja yang cukup pahit, dimana Gereja harus terpecah pada tanggal 31 Oktober 1517. Puji Tuhan kedua Gereja kembali bertemu dalam anugerah Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja pada tanggal 31 Oktober 1999. Pernyataan Bersama ini menghapus semua kutuk (ekskomunikasi) dan penolakan. Pernyataan Bersama ini adalah Anugerah. Sebab  itu kita sebagai orang Kristen (Katolik dan Protestan) sudah sepatutnya saling menerima Anugerah, karena Allah telah memberikan Anugerah tersebut terlebih dahulu (bdk Efesus 2:8 dan 10).
Bagaimana dengan kita...?
For there is hope of a tree, if it be cut down, that it will sprout again, and that the tender branch thereof will not cease. Though the root thereof wax old in the earth, and the stock thereof die in the ground;[Yet] through the scent of water it will bud, and bring forth boughs like a plant.

bruce

  • Guest
Re: Rekonsiliasi Katolik dan Protestan
« Reply #1 on: September 13, 2012, 08:15:29 AM »
Quote
Setelah lebih dari 500 tahun Gereja (Katolik dan Protestan) kembali saling bertemu. Setelah sejarah Gereja yang cukup pahit, dimana Gereja harus terpecah pada tanggal 31 Oktober 1517. Puji Tuhan kedua Gereja kembali bertemu dalam anugerah Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja pada tanggal 31 Oktober 1999. Pernyataan Bersama ini menghapus semua kutuk (ekskomunikasi) dan penolakan. Pernyataan Bersama ini adalah Anugerah. Sebab  itu kita sebagai orang Kristen (Katolik dan Protestan) sudah sepatutnya saling menerima Anugerah, karena Allah telah memberikan Anugerah tersebut terlebih dahulu (bdk Efesus 2:8 dan 10).
Bagaimana dengan kita...?

Suatu pemikiran yang sangat bagus, bro. Bahwa rekonsiliasi adalah lebih baik dibandingkan dengan perpecahan.

Tetapi, sepertinya yang paling penting dan utama sebagai langkah awal sepertinya adalah rekonsiliasi di dalam Gereja Protestan sendiri. Karena perbedaan antar aliran di dalam Protestan kadang bahkan lebih jauh, dibandingkan dengan perbedaan antara Katolik dan Protestan mainstream. Karena bahkan ada yang mengatakan bahwa perpecahan itu memang Alkitabiah.

Dengan bersatunya Protestan dalam satu wadah, maka rekonsiliasi dengan Katolik menjadi langkah yang jauh lebih mudah, seperti juga rekonsiliasi antara Katolik dan Orthodox.

Syalom

Offline Duke Archangel

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 92
  • Reputation Power:
    • Duke Archangel Demaskus
  • Denominasi: Evangelical
Re: Rekonsiliasi Katolik dan Protestan
« Reply #2 on: September 13, 2012, 08:47:18 AM »
Suatu pemikiran yang sangat bagus, bro. Bahwa rekonsiliasi adalah lebih baik dibandingkan dengan perpecahan.

Tetapi, sepertinya yang paling penting dan utama sebagai langkah awal sepertinya adalah rekonsiliasi di dalam Gereja Protestan sendiri. Karena perbedaan antar aliran di dalam Protestan kadang bahkan lebih jauh, dibandingkan dengan perbedaan antara Katolik dan Protestan mainstream. Karena bahkan ada yang mengatakan bahwa perpecahan itu memang Alkitabiah.

Dengan bersatunya Protestan dalam satu wadah, maka rekonsiliasi dengan Katolik menjadi langkah yang jauh lebih mudah, seperti juga rekonsiliasi antara Katolik dan Orthodox.

Syalom

Memang diakui, ada beberapa orang yg menggunakan ayat yg ditulis oleh rasul Paulus itu untuk membenarkan harus ada terjadi perpecahan.
Sy pribadi menginterpretasikannya demikian, perpecahan terjadi diantara jemaat untuk mengetahui siapa yg benar dan siapa yg salah dengan Alkitab sebagai tolak ukur penilaian itu (Sola Scriptura)

Klo mengenai bersatunya Protestan dan Katholik Roma dalam satu wadah, seperti memang sulit terwujud karena perbedaaan theologi diantara keduanya sangat besar.
For there is hope of a tree, if it be cut down, that it will sprout again, and that the tender branch thereof will not cease. Though the root thereof wax old in the earth, and the stock thereof die in the ground;[Yet] through the scent of water it will bud, and bring forth boughs like a plant.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Rekonsiliasi Katolik dan Protestan
« Reply #3 on: September 13, 2012, 09:52:54 AM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers sekalian.

Mohon ijin berbagi pemikiran.
Memang diakui, ada beberapa orang yg menggunakan ayat yg ditulis oleh rasul Paulus itu untuk membenarkan harus ada terjadi perpecahan.
Menurut pemahaman saya, adalah mustahil menyatukan pemikiran semua orang. Sering saya contohkan, bahkan orang yang kembar sekalipun, pemikirannya pasti bervariasi di sana-sini, apalagi kalau orang yang beda orang tua, beda lingkungan, beda budaya, dan beda-beda lainnya.

Namun, saya pikir, ada nilai-nilai universal yang berterima bagi semua yang berpikiran normal. Meski selalu ada anomali, misalnya karena kelainan jiwa atau apalah. Contoh ekstrim, ternyata ada juga pengidap sakit jiwa yang merasa puas kalau disakiti, misalnya digigit sampai berdarah, atau dicambuk sampai bilur-bilur, dll. Namun, nilai universal, kayaknya bisa berterima bagi semua.

Jadi, perbedaan pemikiran adalah suatu keniscayaan. Hanya saja, semestinya, atau idealnya, atau sewajarnya, perbedaan pemikiran itu tidak sampai memisahkan haluan dan tujuan, seperti pepatah yang sering terdengar, Banyak jalan menuju Roma, yang secara sederhana, mengakui adanya perbedaan, tetapi tujuan hanya satu.
Quote
Sy pribadi menginterpretasikannya demikian, perpecahan terjadi diantara jemaat untuk mengetahui siapa yg benar dan siapa yg salah dengan Alkitab sebagai tolak ukur penilaian itu (Sola Scriptura)
Nah, tentang ini juga, mungkin Duke dengan orang lain, termasuk saya belum tentu sepemahaman.

Maksud saya begini. Tentang keniscayaan perbedaan pemikiran itu, kita sepemahaman, bahwa memang tidak akan mungkin pemikiran seseorang identik dengan orang lain. Demikian juga, bila memaknai Alkitab adalah satu-satunya tolok ukur penilaian, belum tentu semua PENGIKUT KRISTUS memahami sedemikian itu. Sebab, ada orang, termasuk saya, yang tidak membatasi bahwa Firman Tuhan hanya yang tertulis di Alkitab saja. Berkat ajaran Gereja, saya memahami bahwa Alkitab merupakan Firman Tuhan yang tertulis, dan selain itu masih ada Firman Tuhan yang tidak tertulis. Jadi, kalau untuk menilai kebenaran atau kesalahan suatu pemikiran Pengikut Kristus, menurut saya, tidak cukup hanya dengan Alkitab.
Quote
Klo mengenai bersatunya Protestan dan Katholik Roma dalam satu wadah, seperti memang sulit terwujud karena perbedaaan theologi diantara keduanya sangat besar.
Tapi, seperti yang Duke sampaikan sebelumnya,
Quote
Setelah lebih dari 500 tahun Gereja (Katolik dan Protestan) kembali saling bertemu. Setelah sejarah Gereja yang cukup pahit, dimana Gereja harus terpecah pada tanggal 31 Oktober 1517. Puji Tuhan kedua Gereja kembali bertemu dalam anugerah Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja pada tanggal 31 Oktober 1999.[/u]
apakah pertemuan yang begitu itu kurang kuat sebagai awal persatuan, untuk mencapai Ut Omnes Unum Sint?

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline Duke Archangel

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 92
  • Reputation Power:
    • Duke Archangel Demaskus
  • Denominasi: Evangelical
Re: Rekonsiliasi Katolik dan Protestan
« Reply #4 on: September 13, 2012, 11:28:19 AM »
Mohon ijin berbagi pemikiran.
Thanks 4 get involved in this...

Menurut pemahaman saya, adalah mustahil menyatukan pemikiran semua orang. Sering saya contohkan, bahkan orang yang kembar sekalipun, pemikirannya pasti bervariasi di sana-sini, apalagi kalau orang yang beda orang tua, beda lingkungan, beda budaya, dan beda-beda lainnya.

Namun, saya pikir, ada nilai-nilai universal yang berterima bagi semua yang berpikiran normal. Meski selalu ada anomali, misalnya karena kelainan jiwa atau apalah. Contoh ekstrim, ternyata ada juga pengidap sakit jiwa yang merasa puas kalau disakiti, misalnya digigit sampai berdarah, atau dicambuk sampai bilur-bilur, dll. Namun, nilai universal, kayaknya bisa berterima bagi semua.

Jadi, perbedaan pemikiran adalah suatu keniscayaan. Hanya saja, semestinya, atau idealnya, atau sewajarnya, perbedaan pemikiran itu tidak sampai memisahkan haluan dan tujuan, seperti pepatah yang sering terdengar, Banyak jalan menuju Roma, yang secara sederhana, mengakui adanya perbedaan, tetapi tujuan hanya satu.

Qt memiliki pemahaman yg sama berkaitan dengan hal di atas.
Meskipun secara implementasi, Katholik Roma diakui memiliki interpretasi yg sama secara keseluruhan dalam memahami sebuah ayat atw pengajaran.
Berbeda dgn Reformed Christian yg seolah diberi kebebasab untuk menginterpretasikan sebuah ayat atw pengajaran sejauh pemahaman itu sesuai dengan yg diajarkan dalam Alkitab.
Setidaknya, Sy masih bisa bersyukur bahwa ada sebagian Reformed Christian yg g' menggunakan ayat2 tertentu untuk membenarkan tindakan atw interpretasinya terhadap kehidupan, pemahaman 'n pengajarannya.

Nah, tentang ini juga, mungkin Duke dengan orang lain, termasuk saya belum tentu sepemahaman.

Quote
Sy pribadi menginterpretasikannya demikian, perpecahan terjadi diantara jemaat untuk mengetahui siapa yg benar dan siapa yg salah dengan Alkitab sebagai tolak ukur penilaian itu (Sola Scriptura)

Maksud saya begini. Tentang keniscayaan perbedaan pemikiran itu, kita sepemahaman, bahwa memang tidak akan mungkin pemikiran seseorang identik dengan orang lain. Demikian juga, bila memaknai Alkitab adalah satu-satunya tolok ukur penilaian, belum tentu semua PENGIKUT KRISTUS memahami sedemikian itu. Sebab, ada orang, termasuk saya, yang tidak membatasi bahwa Firman Tuhan hanya yang tertulis di Alkitab saja. Berkat ajaran Gereja, saya memahami bahwa Alkitab merupakan Firman Tuhan yang tertulis, dan selain itu masih ada Firman Tuhan yang tidak tertulis. Jadi, kalau untuk menilai kebenaran atau kesalahan suatu pemikiran Pengikut Kristus, menurut saya, tidak cukup hanya dengan Alkitab.

Memang demikian adanya, kelompok Sola Scriptura selalu (semoga Sy bisa menjadi yg termasuk didalamnya sepenuhnya) berusaha untuk mengembalikan setiap pengajaran ttg Allah, Kristus dan berbagai pengajaran Kristen lainnya kepada Alkitab yg diakui sebagai Firman Allah yg tertulis.

Quote
Klo mengenai bersatunya Protestan dan Katholik Roma dalam satu wadah, seperti memang sulit terwujud karena perbedaaan theologi diantara keduanya sangat besar.

Tapi, seperti yang Duke sampaikan sebelumnya,

Quote
Setelah lebih dari 500 tahun Gereja (Katolik dan Protestan) kembali saling bertemu. Setelah sejarah Gereja yang cukup pahit, dimana Gereja harus terpecah pada tanggal 31 Oktober 1517. Puji Tuhan kedua Gereja kembali bertemu dalam anugerah Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja pada tanggal 31 Oktober 1999.


apakah pertemuan yang begitu itu kurang kuat sebagai awal persatuan, untuk mencapai Ut Omnes Unum Sint?

Ketika dituliskan "...Puji Tuhan kedua Gereja kembali bertemu dalam anugerah Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja pada tanggal 31 Oktober 1999..."
Bisa disimpulkan bahwa kedua Gereja akhirnya mengakui secara bersama-sama Tuhan Yesus adalah Kepala Gereja tetapi tetap, keduanya memiliki kesulitan u/ bersatu dalam satu wadah (maksudnya kepemimpinan Gereja di dunia)  karena pemahaman 'n pengajaran theologis mereka berbeda.
Berkaitan dengan Kristus, memang bisa dikatakan g' ada perbedaan, tp ketika sudah menyentuh doktrin diluar itulah yg kemudian menyebabkan keduanya g' bisa bersatu dalam satu wadah.


Thanks.
For there is hope of a tree, if it be cut down, that it will sprout again, and that the tender branch thereof will not cease. Though the root thereof wax old in the earth, and the stock thereof die in the ground;[Yet] through the scent of water it will bud, and bring forth boughs like a plant.