Sepertinya anda rancu/bingung dengan pemrakarsa dan persyaratan, bro.
Kalau dikatakan bahwa pemrakarsa keselamatan adalah Allah, saya percaya sepenuhnya.
Tetapi untuk mendapat keselamatan, butuh persyaratan, berupa perbuatan manusia, itu adalah suatu keniscayaan. Dan akan menjadi tidak tepat jika dikatakan bahwa keselamatan sudah diberikan oleh Allah. Karena Allah bukan memberikan keselamatan, tetapi JALAN untuk memperoleh keselamatan. Seperti juga dikatakan oleh Jesus. Akulah jalan, Akulah pintu, Akulah gembala yang baik. Disitu sangat jelas, bahwa untuk memperoleh keselamatan PERLU melalui Jesus sebagai jalan, PERLU melalui Jesus untuk masuk kepada keselamatan, PERLU mematuhi Jesus untuk selamat.Syalom
"
Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." (Yoh 14: 5-6)
Jadi, betul kata bro bruce bahwa untuk memperoleh keselamatan ("datang kepada Bapa") maka orang PERLU datang kepada Yesus. Yesus adalah jalan keselamatan.
Seandainya seluruh orang dibumi diberitahu soal hal ini, niscaya seluruh orang akan berbondong-bondong datang kepada Yesus. Tapi, apakah yang terjadi setelah itu? Ternyata datang kepada Yesus, tidak semua orang menerimaNya. Seperti yang terjadi dengan seorang pemuda yang tidak rela melakukan perintah Yesus untuk menjual harta bendanya dan membantu orang miskin dan pergi mengikuti Yesus (Lukas 18:22). Mereka sudah diberitahu ttg Jalan itu, tapi tetap saja ada yang "bersungut-sungut".
Apa penjelasan Yesus ttg hal ini?
"Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku,.." (Yoh 6:43)
Jadi, Allah adalah pemrakarsa keselamatan, dalam artian bahwa Allah bukan hanya menyediakan Jalan (Yesus) tetapi sekaligus mewujudkannya (Bapa). Prakarsa Allah, dengan demikian, complete dan comprehensive.
Saya TIDAK mengatakan bahwa keselamatan tidak ada syaratnya. Yohanes 3:16 dengan jelas menyebutkan syarat itu ("setiap orang yang percaya...). Yesus pun mengungkapkan bahwa percaya yang Ia maksud bukan sekedar percaya "omong doang" (dalam bhs inggris 'believe'), melainkan percaya yang segenap hati, segenap pikiran dan segenap kekuatan (dlm bhs inggris "believe in"). Kitab Yakobus menjelaskan juga bahwa iman yang menyelamatkan itu bukan sekedar iman yang "omong doang", melainkan iman yng terwujud dalam perbuatan2. Jadi, saya pun percaya bahwa keselamatan itu ada syaratnya.
Dan, yang memenuhi persyaratan itu adalah Allah. Di Yoh 6:43 di atas, Yesus mengungkapkan hal tsb. Karya keselamatan adalah proyek Allah. Di dalam proyek ini, iblis dihancurkan dan umatNya dibebaskan dari kuasa dosa. Ketika umatNya terbebas dari kuasa dosa, Allah hadir dan bertahta di dalam diri umatNya (Roh Kudus) dan bekerja dalam diri umatNya.
Filipi 2:13 "
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu...." Dari ayat tsb, kita tahu bahwa Allah
sudah berada di dalam orang ybs. Artinya, orang ybs sudah berada dalam status selamat. Orang ybs sudah diberi "materai" selamat. (Efesus 1:13). Jadi, pekerjaan Allah dalam konteks ayat Filipi ini bukan dalam wacana "menyelamatkan", melainkan "mendidik" orang-orang yang telah diselamatkanNya. Ayat ini bicara soal anugerah, tapi bukan irresistible saving grace (anugerah yang menyelamatkan), melainkan collaborative educational grace (anugerah yang mendidik, yang menuntut kerjasama manusia).
(Note: istilah2 grace itu buatan saya sendiri. JAdi jangan disangkutkan dengan dng TULIPnya sinode Dort)
Salam