TS ..
Agar tidak terjadi pembahasan yg berulang-ulang ada baiknya difahami sekelumit sejarah al-Quran... Seperti penjelasan sebelumnya bahwa al-Quran turun secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril secara lisan/dibacakan kepada Nabi Muhammad, bukan berupa teks/tulisan
Allah berfirman, “Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. “ (QS. Al- Isra’: 106).
Nabi membacakannya kepada para sahabat. Para sahabat menerima dg cara menghafalkannya, sebagian yg bisa baca tulis, menuliskannya dalam berbagai media. Dan tulisan/catatan para sahabat ini dikenal dg istilah “mushaf.” .. Wahyu (al-Quran) yg turun secara berangsur-angsur itu baru selesai selama 22 tahun lebih, ada yg turunnya disebabkan adanya suatu peristiwa (asbabun nuzul), ada yg turun begitu saja tanpa adanya sebab terjadinya suatu peristiwa.
Wahyu pertama yg turun adalah surat al-‘Alaq atau ada yg menyebut surat iqra’ (yg dipostingkan bang Yopi) terdiri dari 19 ayat. Sebagian ayatnya berbunyi,
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dst...
Dalam tafsir al-Misbah dijelaskan mengenai kata “iqra’” yg dimaknai dg “bacalah”... Iqra’ terambil dari kata kerja “qara’a” yg bermakna menghimpun, yaitu bila kita merangkai kata kemudian kita mengucapkan rangkaian tersebut, maka kita telah menghimpunnya atau membacanya. Dengan demikian, realisasi perintah pada surat ini tidaklah mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai obyek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karena ditemukan beragam makna dari kata tersebut, antara lain bermakna, menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meniliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dsb, yg kesemuanya bermuara pada arti menghimpun. Jadi,ayat tersebut tidak menyebutkan obyek bacaan, dan Jibril ketika itu juga tidak membaca teks tertulis. Oleh karena itu dalam satu riwayat dinyakan bahwa Nabi Muhammad bertanya, ma aqra’? Apakah yang saya harus baca?
Adapun al-Quran yg dipegang kaum muslimin sekarang ini adalah hasil upaya Khalifah Ustman dalam mengumpulkan dan menuliskan al-Quran dalam satu mushaf, yaitu disebut dg mushaf Ustmani.