Author Topic: Bahasa Roh  (Read 57981 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Bahasa Roh
« Reply #270 on: November 20, 2012, 04:13:21 PM »


Ikut menikmati diskusi sambil membawa catatan






Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Bahasa Roh
« Reply #271 on: November 20, 2012, 05:04:48 PM »
First and foremost, I am totally not against gift of tongues. But what I am against, are the false teachings of the whole Bible, not just about the gift of tongues. I do acknowledge different interpretation, but can also decide if the interpretation seem to disagree with a different part of the Bible. I've been trying to write, like an article about "Bridging Calvinism and Arminianism", it's just a mater of their interpretation of the issue of salvation, but I know they're talking the same thing, but from a different point of view. And this kind of interpretation, nope.
Mungkin memang tidak against, tetapi terlihat bahwa bro amat skeptis dgn karunia2 Roh saat2 ini. Dan ini cenderung, sekali lagi cenderung, membuat anda menolak praktek karunia Roh nowdays.

Perlu ditekankan, adanya fenomena toronto blessing yg anda anggap keliru tidak membuat keseluruhan karunia Roh yg terjadi sekarang ini menjadi false jg.

Saya pun sudah dibaptis dengan Roh Kudus, bahasa Roh keluar ketika Roh Kudus yang memampukan saya melakukannya, juga karunia-karunia lain seperti perkataan hikmat, karunia iman, dlsb. So at this matter, I can argue from theological/scriptural aspect, as well as my own experience.
Jika saya seskeptis anda, maka saya pun akan meragukan bahasa roh yg anda praktekan itu asli atau tidak.

Dan hal ini tidak baik. So, will be better jika kita saling support dan menguatkan iman saudara2 kita saja, ketimbang "menjudge" praktek bahasa roh org lain.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #272 on: November 21, 2012, 07:58:12 AM »
1 Kor 14 : 2
Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.


Aku yakin Anda akan setuju bahwa berdoa  itu membuat seseorang semakin dekat dengan Allah, i.e. semakin peka dengan bimbingan Roh Kudus.  Berdoa dalam bahasa roh itu kita mengucapkah hal2 yg rahasia kepada Allah, in a way we have an advantage by praying in tongue compared to normal praying.
Kalo berdoa dgn cara biasa saja bisa membuat kita semakin peka thd bimbingan Roh Kudus, mosok berdoa dgn bahasa roh tidak dapat membuat kita peka terhadap bimbingan Roh Kudus?
itu yang buat mukjizat, pny karunia2 dlsb dlsb tapi Yesus bilang "enyah Aku tidak kenal kamu"?
kuncinya bukan di bahasa Roh, tetapi Roh Kudus, hubungan pribadi dengan Bapa. bukan bahasa Roh yang terutama. Kalau mau peka sama bimbingan Roh Kudus, stop berbicara, mulai mendengar.
1 Kor 14 : 2
Tanpa memiliki karunia berbahasa roh, bagaimana kita bisa mengucapkan hal2 yg rahasia kepada Allah?

1 Kor 14 : 3
Nubuat biasanya terjadi ketika karunia berbahas roh dimanifestasikan. Bagaimana kita dapat membangun jemaat dengan nubuatan2 jika kita tidak tidak/belum berbahasa roh?

1 Kor 14 : 5
Bahasa roh itu harus diterjemakan agar dapat membangun jemaat. Bagaimana kita dapat menerjemahkan kalo bahasa roh itu sendiri msh asing bagi kita, i.e. kita belum berbahasa roh?
bagaimana kita mengucapakan hal2 yang rahasia kepada Allah? Matius 6 katakan masuk kamar, tutup pintu, berdoa di sana. Atau, berdoa dalam hati, dimanapun kita berada, ga harus berlutut, ga harus tutup mata, ga harus lipat tangan. Gak mungkin tiba2 di kantor kita berdoa dengan bahasa Roh.

Nubuat biasanya terjadi ketika karunia berbahasa roh dimanifestasikan. Biasanya, but not necessarily. ayat tersebut ga mendukung, tidak ada tertulis setelah bahasa Roh bakal muncul karunia2 lain seperti nubuatan.

bahasa Roh harus diterjemahkan, ini baru konteks yang benar, apa yang mau diterjemahkan kalau ga ada yang berbahasa roh.
Agree!!!

Senandung roh memang bukan karunia. Bersenandung tidak dalam roh memang bukan karunia.
Tetapi ketika kita berbahasa roh, dan bahasa itu disenandungkan, maka sejatinya kita sedang mempraktekkan karunia yg kita peroleh.
ok.
1 Kor 14 : 2
Penyakit yg kita tidak tahu penyebabnya, IMHO merupakan contoh2 hal2 yg rahasia.
Dengan berbahasa roh, maka hal yg rahasia ini terungkap, dan kita dapat mendoakan secara lebih specific utk kesembuhan dari penyakit ”misterius” ini.
gimana cara rahasianya terungkap? nanya sama yang nerjemahin bahasa Roh.
coba nonton film2 dokumenter Darren Wilson, seperti Finger of God, Furious Love, dan Father of Lights. saya ga liat mereka berbahasa roh dulu, pas ketemu orangnya, Roh Kudus sendiri yang kasih tau (karunia pengetahuan/hikmat).
Hmm… berkaitan dgn single predestination dalam TULIPnya Calvin ya?
Makanya tidak diperlukan kerja sama manusia, salvation by grace only.

Let’s agree to disagree then, that we have different doctrines here regarding human cooperation to salvation. :)
I'm not a pure Calvinist, or pure Arminianist, manusia tetap perlu "menerima". orang banyak menuduh Calvinist mematikan free will, Arminianist menonjolkan freewill, but not a problem. let's move on.
1 Kor 14 : 1, 5
Paulus mengajarkan utk mengejar karunia2 Roh Kudus, dan bahasa roh termasuk sebagai salah satu karunia itu. Paulus menyukai kita berbahasa roh.

Mengejar karunia2 Roh Kudus adalah alkitabiah menurut 1 Kor 14 : 1, 5 :)
ok maaf untuk yang ini memang demikian. tetapi kadang yang saya lihat dari gerakan2 karismatik mereka cenderung mengejar karunia daripada kepenuhan Roh Kudus, bahkan ada yang buka kursus bahasa roh. yang bener aja..? yang paling utama adalah penuh dengan Roh, karunia penting, tapi urusan belakangan.

Dari artikel, chapter 7, point d.
http://forumimankristen.com/index.php/topic,887.0.html
:)
ok jd bingung maksudnya... lewatin dulu
Not according to the Scriptures based on whose interpretation? :)
I have my arguments based on Scriptures, as do yours. If my interpretation is not according to your interpretation, that doesn’t mean that mine is not according to scripture. :)
really according to the Scripture?
seperti Maria terlahir tanpa dosa dan perawan seumur hidup, apakah itu sesuai dengan Alkitab?
Bahasa roh ibarat bahasa malaikat: chapter 5, point c.
Bahasa roh dlm bahasa yg dimengerti (diterjemahkan): chapter 5, point d.
ok
Agree!! But this doesn’t mean that there are no true glossolalia as a gift from the Holy Spirit. :)
Yes, that's what I've been saying to a lot of people in disbelief of the work of the Holy Ghost. tapi juga banyak yang palsu.
IMHO, you can disagree with different interpretation, but you can’t judge that an interpretation is according or not according to the Scripture. Doing so means that you are infallible, that your interpretation is infallible thus any others not according to yours are not according to the Scripture, i.e. false interpretation.

Unless you claim that you are infallible, I suggest you not to judge others as according / not according to Scripture. :)
I do disagree with many different interpretation of the Bible, I can disagree at some points with Calvinism, as well with Arminianism, many views of Eschatology, Millenialism, Creationism, Lordship Salvation, et al. As long as I can see what they mean. But there are some things the we should remind that it's wrong, or it's heresy.
My question now is: are you against or with the idea that there are true gift of tongues in the world nowadays?
I'm clearly not against the TRUTH (not just idea) that there are true gift of tongues in the current world, as well as the other gifts like prophecy (nevi'im/propheteuo), healing, as well as supranatural visions, one of the reason is obviously that I come from Pentecostal church, and these things are occurring in my church, my youth community, my cell groups, campus fellowships, and many other places.
Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #273 on: November 21, 2012, 07:58:25 AM »

Mungkin memang tidak against, tetapi terlihat bahwa bro amat skeptis dgn karunia2 Roh saat2 ini. Dan ini cenderung, sekali lagi cenderung, membuat anda menolak praktek karunia Roh nowdays.

Perlu ditekankan, adanya fenomena toronto blessing yg anda anggap keliru tidak membuat keseluruhan karunia Roh yg terjadi sekarang ini menjadi false jg.
Jika saya seskeptis anda, maka saya pun akan meragukan bahasa roh yg anda praktekan itu asli atau tidak.

Dan hal ini tidak baik. So, will be better jika kita saling support dan menguatkan iman saudara2 kita saja, ketimbang "menjudge" praktek bahasa roh org lain.
Yohanes 7:24
Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.

I'm not being skeptical, but critical. They are two different things. Skeptical is a questioning attitude, but critical is a more structural and reflective way of thinking. Saya sama sekali tidak menolak FAKTA bahwa Roh Kudus sedang bekerja secara luar biasa hari-hari ini. Kis 2:17 mengatakan anak-anak bernubuat, teruna-teruna mendapat penglihatan dan ini sungguh terjadi di gereja saya dan di komunitas-komunitas kristen lain yang saya tahu yang bahkan bukan gereja Pantekosta atau Karismatik. Tetapi dalam banyak hal kita harus sungguh-sungguh menyelidiki apakah hal tersebut benar atau tidak. I can say this is how I worship, that is how you worship God, that's fine, we worship the same God of diversity. I'm totally not against diversity of culture and thought, but I'm against heresies and false teachers, yang mana harus kita lihat dan kita tolak, kita doakan orang-orang ini.

Seperti kasus Toronto Blessing, kenapa saya anggap keliru? saya tidak benar2 anggap keliru, tetapi ada sesuatu yang salah dengan fenomena ini. Pertama, kebaktian ini tidak bisa dikontrol padahal dalam 1 Korintus 14 Paulus menulis bahwa Allah tidak menghendaki kekacauan, dan karunia-karunia nabi ini tunduk pada nabi (mis pemimpin ibadah). Kedua, dari tokoh-tokohnya. Banyak video yang menunjukkan tentang Kenneth Copeland, bagaimana ia menyamakan diri dengan Allah, bagaimana ia berkata-kata dengan bahasa yang tidak dimengerti (berberapa video malah menunjukkan sebenarnya dia berbahasa Inggris tapi kumur-kumur, isinya: lucifer seal my money, come take the mark of satan dsb). Juga Rodney Howard-Brown, sebelum menumpangkan tangan dia bilang "don't pray!" ini udah ga bener. 
Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #274 on: November 21, 2012, 08:00:23 AM »
Saya punya artikel yang menarik tentang karunia bahasa Roh... oleh kalangan calvinist/reformed konservatif!!

PENGAJARAN CALVIN TENTANG BAHASA ROH
Natur Bahasa Roh
 
Calvin secara konsisten menafsirkan fenomena bahasa roh sebagai kemampuan untuk berbicara dalam bahasa asing yang sama sekali tidak pernah dipelajari oleh pembicara sebelumnya. Hal ini terlihat jelas dari komentarnya atas peristiwa dan pengajaran mengenai karunia bahasa roh yang tercatat dalam Alkitab, baik di Kisah Para... Rasul maupun 1 Korintus 12-14.
 
Mengomentari fenomena berbahasa roh yang terjadi pada hari Pentakosta, ia menulis:
 
He showeth that the effect did appear presently, and also to use their tongues were to be framed and applied. But because Luke setteth down shortly after, that strangers out of divers countries hear the apostles speaking in their own tongue. . . . I suppose that it doth manifestly appear hereby that the apostles had the variety and understanding to tongues given them, that they might speak unto the Greek in Greek, unto the Italians in the Italian tongue, and that they might have true communication (and conference) with their hearers
 
Hal yang sama diungkapkan dalam khotbahnya di hari Pentakosta:
 
How then were the Apostles, having always been isolated as foolish and unlearned people in this corner of Judea, able to publish the Gospel to all the world, unless God accomplished what He had previously promised: namely, that He would be known by all tongues and by all nations?
 
Terhadap kejadian serupa yang tercatat di rumah Kornelius (Kis. 10), Calvin hanya memberi dua kalimat untuk menjelaskan natur dari bahasa roh, yakni: “He expresseth what gifts of the Spirit were poured out upon them, and therewithal he noteth the use; to wit, that they had variety of tongues given them, so that they did glorify God with many tongues.”
 
Penafsiran yang sama ditunjukkan Calvin ketika ia mengomentari pengajaran rasul Paulus di 1 Korintus 12-14. Secara spesifik ia menuliskan bahwa “in the use of the word tongue, there is not a pleonasm (a figure of speech – involving a redundancy of expression). . . . The term denotes a foreign language.” Selanjutnya, berulang kali—dalam bagian Alkitab ini—ia mengartikan karunia bahasa roh sebagai kemampuan yang diberikan kepada Roh Kudus kepada seseorang untuk berbahasa asing tanpa terlebih dahulu mempelajarinya, misalnya: “karunia untuk berkatakata dengan bahasa roh” (12:10) ditafsirkan sebagai kemampuan untuk berbicara bahasa bangsa asing;“berdoa dengan bahasa roh” (14:14) diartikan sebagai“to frame a prayer in a foreign language”;dan bahasa roh bagi orang percaya di kota Korintus yang dianalogikan dengan bahasa Ibrani dan Yunani bagi Calvin dan orang sezamannya.8
 
Dengan penafsiran di atas, Calvin menyangkal kemungkinan untuk menafsirkan praktik bahasa roh sebagai suatu kepenuhan Roh Kudus yang menghasilkan fenomena ecstatic dengan mengucapkan bunyi-bunyian atau suku kata-suku kata yang sepenuhnya bukan bahasa manusia, sehingga menjadi asing bagi segala bangsa.
 
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bagi Calvin, karunia berbahasa roh dalam Alkitab hanya memiliki satu makna, yakni sebuah karya Roh Kudus atas orang percaya sehingga mampu berbahasa asing tanpa terlebih dahulu mempelajarinya. Selanjutnya, pandangan ini yang mewakili pandangan Calvin dalam tulisan ini.
 
Fungsi Bahasa Roh
Di mata Calvin, bahasa roh adalah sebuah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang percaya.Namun, karunia ini—sama seperti karunia yang lainnya juga—tidak serta merta diberikan kepada semua orang pada setiap saat, tetapi hanya diberikan oleh Roh Kudus dalam kondisi tertentu dengan tujuan tertentu.Sesuai dengan keyakinannya, semua karunia roh diberikan Roh Kudus kepada orang percaya dengan satu tujuan utama, yakni untuk membangun tubuh Kristus, sehingga penerapan karunia apa pun kalau bukan bertujuan membangun tubuh Kristus adalah pelanggaran dari tujuan Roh Kudus memberikan karuniakarunia tersebut.
 
Sesuai dengan penjelasan di atas, karunia bahasa roh juga harus dipraktikkan demi pembangunan tubuh Kristus, yakni: pertama, karunia bahasa roh diberikan dalam hubungan yang sangat erat dengan pekabaran Injil. Tujuan karunia bahasa roh dalam aspek ini secara khusus ditemukan dalam catatan di Kisah Para Rasul. Pada saat itu, para rasul atau pekabar Injil di abad pertama mengalami keterbatasan karena faktor bahasa. Dengan memberikan kemampuan berbahasa asing kepada para rasul, Allah telah menghilangkan salah satu penghalang utama pekabaran Injil. Hal ini dapat dibaca lewat komentarnya atas peristiwa para murid berbahasa roh pada hari Pentakosta:
 
The diversity of tongues did hinder the gospel from being spread abroad any farther; so that, if the preachers of the gospel had spoken one language only, all men would have thought that Christ had been shut up in the small corner of Jewry.
 
Dalam khotbahnya di hari Pentakosta, ia juga mengungkapkan bahwa Roh Kudus memberikan manifestasi bahasa roh kepada para rasul dengan dua tujuan, yakni agar Injil dapat disampaikan kepada segala bangsa dalam bahasa mereka masing-masing dan agar konsep yang salah bahwa keselamatan hanya disediakan bagi bangsa Yahudi dapat dibuang, seperti yang dapat dibaca lewat kutipan berikut ini:
 
It is true that it is said that all will speak the Hebrew language in order to join in a true faith, but the truth is better declared to us when it is said that all believers, from whatever region they may be, will cry, “Abba, Father,”invoking God with one accord; although there may be diversity of language. That, then, is how the Spirit of God wished to display His power in these tongues, in order that the Name of God might be invoked by all and that we might together be made partakers of this covenant of salvation which belonged only to the Jews until the wall was torn down.
 
Pendapat di atas diperkuat dengan pernyataan dari rasul Paulus bahwa “karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman” (1Kor. 14:22). Bagi Calvin, kalimat di atas berarti karunia ini berfungsi sebagai sebuah mukjizat untuk dipertunjukkan kepada orang yang belum percaya agar mereka diyakinkan untuk menerima Injil, seperti yang dapat dibaca dari tulisannya:
 
The advantages derived from tongues were various. They provided against necessity— that diversity of tongues might not prevent the Apostles from disseminating the gospel over the whole world: there was, consequently, no nation with which they could not hold fellowship.
 
Hasil dari pekabaran Injil adalah bangsa-bangsa yang datang dari aneka ragam latar belakang dan bahasa dapat bersatu di hadapan Tuhan, seperti yang tertuang dalam pikirannya: “But God did furnish the apostles with the diversity of tongues now, that he may bring and call home, into a blessed unity, men which wander here and there.”
Konsep yang sama diungkapkannya ketika mengomentari kejadian di rumah Kornelius (Kis. 10:46) dengan mengatakan bahwa “that the tongues were given them . . . seeing the gospel to be preached to strangers and to men of another language.”
 
Kedua, praktik bahasa roh dalam pertemuan jemaat. Bagi Calvin, bahasa roh—sama dengan karunia yang lain—memiliki satu tujuan utama, yakni untuk membangun jemaat dan membawa berkat bagi semua orang (for the common benefit).Supaya dapat membangun jemaat, maka semua bentuk praktik bahasa roh harus dapat dimengerti oleh orang-orang yang hadir dalam pertemuan ibadah tersebut, seperti yang dapat dibaca dalam tulisannya:
 
For the gift of tongues was conferred— not for the mere purpose of uttering a sound, but, on the contrary, with the view of making a communication. For how ridiculous a thing it would be, that the tongue of a Roman should be framed by the Spirit of God to pronounce Greek words, which were altogether unknown to the speaker, as parrots, magpies, and crows, ar taught to mimic human voices!
 
(to be continued)
Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #275 on: November 21, 2012, 08:00:47 AM »
(continued)

Sesuai dengan pengajaran rasul Paulus di 1 Korintus 12-14, Calvin menerapkan prinsip bahwa dalam setiap pengajaran yang menggunakan bahasa roh harus diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh semua pendengar; dan seandainya tidak ada penerjemah, maka tidak seorang pun diizinkan berbicara dengan bahasa roh dalam pertemuan ibadah.22 Baginya, karunia bahasa roh yang dipadukan dengan karunia menerjemahkan menghasilkan karunia bernubuat, seperti ungkapannya: “For if interpretation is added, there will then be prophecy.
 
Sebaliknya, praktik bahasa roh yang tidak diterjemahkan dalam sebuah pertemuan ibadah merupakan sebuah pelanggaran atau penyalahgunaan, yang digambarkan Calvin dengan berbagai istilah berikut:
 
(1) Misdirected ambition: sebuah ambisi untuk menyombongkan diri atau mempertontonkan kehebatan pribadi dalam barbahasa asing di balik praktik berbahasa roh di hadapan umum;untuk hal ini Calvin menyebut bahasa roh sebagai empty vauntings.
 
(2) Speaking to no purpose: sebuah praktik berbahasa asing yang tidak membawa manfaat apa pun bagi pendengar, yang menurut Calvin bahwa “thy voice will not reach either to God or man, but will vanish into air.”
 
(3) Speaking as a barbarian: sebuah manifestasi bahasa roh yang membingungkan para pendengar karena pada dasarnya tidak ada seorang pun yang mengerti; para pendengar pada gilirannya nanti akan menghina mereka yang berbahasa roh, yang oleh Calvin digambarkan sebagai “how foolish then it is and preposterous in a man, to utter in an assembly a voice which the hearer understand nothing – in which he perceives no token from which he may learn what the person means!”
 
Ketiga, praktik bahasa roh dalam doa orang percaya. Sehubungan dengan hal ini, Calvin berpegang kepada prinsip bahwa semua doa harus diucapkan dalam bahasa yang dapat dimengerti. Baginya, doa tanpa pengertian tidak mungkin diterima oleh Allah, seperti yang dapat dibaca dalam tulisannya: “But this must be fully admitted: that it is by no means possible, either in public prayer or in private, that the tongue without the heart is accepted by God.”
 
Di bagian lain, ia menulis bahwa berdoa dalam bahasa roh namun tanpa pengertian adalah sebuah pelanggaran atas fungsi dan tujuan dari karunia tersebut, sehingga tindakan tersebut merupakan sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah. Ia bahkan mengritik gereja Katolik Roma yang saat itu mempraktikkan hal ini, menurutnya:
 
It is also plain that public prayers are not to be couched in Greek among the Latins, nor in Latin among the French or English (as hitherto has been everywhere practiced), but in vulgar tongue, so that all present may understand them, since they ought to be used for the edification of the whole Church, which cannot be in the least degree benefited by a sound not understood.
 
Hal yang sama juga diajarkannya mengenai doa pribadi ketika ia menulis bahwa “the tongue is not even necessary to private prayer.” Namun, ia memberikan sebuah pengecualian penggunaan bahasa roh dalam doa, yakni ketika seseorang dalam kondisi yang sedemikian rupa sehingga tidak mampu mengucapkan kata-kata dan secara spontan mengeluarkan bahasa roh atau bahasa tubuh lainnya. Tetapi, dalam kondisi demikian pun, orang tersebut tidak boleh kehilangan pengendalian atas pikiran dan pengertian, seperti yang ia tuliskan:
 
For although the best prayers are sometimes without utterances, yet when the feeling of the mind is overpowering, the tongue spontaneously breaks forth into utterance, and our other members in gesture. Hence that dubious muttering of Hannah (1Sam. 1:13), something similar to which is experienced by all saints when concise and abrupt expressions escape from them..
 
IMPLIKASI DARI PENGAJARAN CALVIN BAGI GEREJA MASA KINI
Tidak dapat disangkal bahwa sejarah gereja mencatat Calvin sebagai salah satu “bintang yang paling bersinar di tengah-tengah masa kegelapan gereja.”Buah pemikiran dan karyanya telah menjadi salah satu acuan utama kehidupan bergereja sepanjang masa, salah satunya adalah berhubungan dengan pengajarannya tentang karunia bahasa roh.
 
Pemaparan pengajaran di atas membawa beberapa implikasi praktis bagi kalangan orang percaya hari ini. Pertama, karunia bahasa roh tidak berfungsi sebagai penentu tingkat spiritualitas seseorang. Zaman ini, terdapat kelompok-kelompok tertentu yang mengajarkan bahwa kemampuan berbahasa roh merupakan tanda tingginya tingkat kerohanian seseorang,35 bahkan tidak sedikit yang menjadikannya sebagai prasyarat untuk menerima keselamatan.
 
Pandangan demikian telah dianulir oleh pengajaran Calvin yang menyatakan bahwa karunia bahasa roh hanya memiliki dua fungsi, yakni sebagai alat untuk mengabarkan Injil dan sebagai alat untuk membangun jemaat. Dengan kata lain, dalam pandangannya, bahasa roh tidak ada hubungan dengan tingkat spiritualitas seseorang. Baginya, tingkat spiritualitas seseorang ditentukan oleh ada tidaknya ia menyatu dengan Yesus Kristus dalam semua aspek kehidupan sehari-hari, seperti yang dapat dibaca dari tafsirannya terhadap perumpamaan tentang pohon anggur dan carang-carangnya:
 
Now, there are three principal parts; first, that we have no power of doing good but what comes from himself; secondly, that we, having a root in him, are dressed and pruned by the Father; thirdly, that he removes the unfruitful branches, that they may be thrown into the fire and burned.

Selanjutnya, berbicara tentang pruning, ia menulis:
 
By these words, he shows that believers need incessant culture, that they may be prevented from degenerating. . . . When he says that the vines are pruned, that they may yield more abundant fruit, he shows what ought to be the progress of believers in the course of true religions.
 
Masih dalam konteks yang sama, ia menyimpulkan bahwa:
 
Christ has no other object in view than to keep us as a hen keepeth her chickens under her wings (Matth. xxiii. 37), lest our indifference should carry us away, and make us fly to our destruction. In order to prove that he did not begin the work of our salvation for the purpose of leaving it imperfect in the middle of the course, he promises that his Spirit will always be efficacious in us, if we do not prevent him.
 
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa spiritualitas dapat diumpamakan dengan carang-carang yang bergantung sepenuhnya kepada pohon untuk mendapatkan makanan, perawatan, dan perlindungan agar dapat menghasilkan banyak buah.
 

(to be continued)
Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #276 on: November 21, 2012, 08:01:23 AM »
( continued)


Pandangan Calvin di atas juga didukung oleh beberapa penulis modern. Di antaranya adalah Dallas Willard yang mengartikan spiritualitas sebagai sebuah renovation of the heart, sebuah proses di mana seseorang menerima kehidupan yang baru dari Yesus Kristus dan secara konstan hidup di dalam hadirat-Nya untuk menerima makanan rohani bagi setiap hari.
 
Pernyataan yang senada juga diungkapkan oleh R. Paul Stevens dan Michael Green yang mengartikan spiritualitas sebagai sebuah kehidupan yang dipenuhi dengan pengalaman bersama Allah, sehingga orang-orang percaya dapat menemukan Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk di dalamnya pekerjaan, hubungan dengan sesama, dan kehidupan di gereja serta dunia.41 Bagi mereka, spiritualitas yang sejati hanya dapat dicapai dengan ketaatan kepada pengajaran Alkitab dan sebuah hati yang takut akan Allah.
 
Sementara itu, Barry L. Callen mengungkapkan bahwa spiritualitas Kristen lebih dari sekadar usaha mencari Tuhan lewat pengajaran dan liturgi keagamaan, melainkan sebuah hati yang terpanggil dan siap untuk mengiring Tuhan dan terbuka untuk dipimpin oleh Roh Kudus dalam kehidupan setiap hari,
 
For the church to be authentically Christian, spiritual as God intends, the primary influences must be an intentional alliance with Jesus Christ and a genuine openness to the power of the Holy Spirit. . . . The Spirit wants to move the church beyond the spiritual deadness of mere religion.
 
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa spiritualitas Kristen yang sejati ditemukan di dalam hubungan yang erat dan konstan dengan Yesus Kristus, dengan firman Allah, dengan ketaatan kepada pengajaran Allah. Karunia bahasa roh mutlak tidak dapat membawa orang percaya kepada tingkat tersebut karena Roh Kudus tidak memberikan karunia ini untuk mencapai tujuan tersebut.
 
Kedua, manifestasi karunia bahasa roh dalam pertemuan jemaat harus dilaksanakan dalam konteks membangun jemaat. Calvin tidak pernah melarang orang berbahasa roh, namun ia selalu memegang prinsip bahwa dalam pertemuan jemaat, karunia bahasa roh harus dipraktikkan untuk kebaikan semua yang hadir serta berjalan dengan tertib dan lancar. Hal ini tentu bertolak belakang dengan apa yang terjadi dalam pertemuan atau kebaktian di kalangan tertentu.
 
Hari ini tidak sulit ditemukan kelompok orang percaya, atas nama sebuah puji dan sembah dalam ibadah, secara simultan mengucapkan (lebih tepat meneriakkan) kalimat-kalimat dalam suku kata yang tidak dapat dimengerti manusia (unintelligible) dalam suasana yang kacau dan tidak terkendali. Adakah manfaat dari fenomena tersebut? Jawabannya adalah tidak, baik bagi yang mempraktikkan atau yang menyaksikan, karena pada dasarnya apa yang diucapkan tidak dimengerti oleh siapa pun juga. Jika ada orang yang mengaku bahwa sewaktu atau setelah mempraktikkan apa yang mereka sebut sebagai bahasa roh tersebut, mereka merasa “lebih dekat kepada Allah, lebih rohani, lebih sukacita, atau melihat kemuliaan Allah,” semua pengakuan tersebut tentu tidak dapat dipertanggungjawabkan secara alkitabiah, karena Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa bahasa roh berfungsi untuk hasil-hasil yang disebutkan di atas. Jadi, apa yang sudah dilakukan di atas bukan hanya tidak membawa berkat, sebaliknya Calvin sudah memperingatkan bahwa mereka sangat mungkin dianggap sebagai orang yang memiliki misdirected ambition untuk menampilkan sebuah pertunjukan rohani agar dinilai lebih hebat, lebih suci, atau lebih rohani.
 
Sedangkan, bagi para pendengar atau mereka yang tidak mempraktikkan, kejadian tersebut alih-alih membawa berkat atau manfaat, sebaliknya tentu menciptakan sebuah kebingungan yang besar, karena pada dasarnya mereka sama sekali tidak mengerti apa yang sedang diucapkan atau apa yang sedang terjadi. Kejadian seperti itulah yang digambarkan oleh Calvin sebagai praktik speaking to no purpose atau speaking as a barbarian. Dengan kata lain, apa yang sedang terjadi sebenarnya merupakan sebuah penyalahgunaan atau penyimpangan dari karunia yang diberikan oleh Roh Kudus, sehingga kebaktian atau ibadah yang dipenuhi dengan fenomena seperti itu tentu bukan hal yang berkenan kepada Tuhan.
 
Ketiga, karunia bahasa roh tidak berperan di dalam gerakan kebangunan rohani. Pembahasan mengenai Calvin tidak pernah lepas dari konteks Reformasi gereja pada abad ke-16. Dalam catatan sejarah gereja, gerakan Reformasi gereja merupakan sebuah kebangunan rohani yang tidak tertandingi, baik dari segi luasnya pengaruh maupun pembaharuan spiritualitas orang percaya. Uniknya, selama proses gerakan ini tidak tercatat sedikit pun peran karunia bahasa roh di dalamnya.45 Kenyataan di atas seharusnya tidak membuat kita heran karena pada dasarnya karunia bahasa roh diberikan oleh Roh Kudus bukan untuk tujuan kebangunan rohani, seperti yang dijelaskan lewat pengajaran Calvin di atas serta kenyataan bahwa sejarah tidak merekam sedikit pun jejak praktik bahasa roh dalam kehidupannya.
 
Memang, hari ini cukup banyak gereja yang mengalami “kebangunan rohani”46 mengaku bahwa sumber kebangunan tersebut adalah karunia bahasa roh. Namun, pengakuan tersebut perlu diimbangi dengan kenyataan bahwa tidak semua gereja yang berbahasa roh mengalami kebangunan rohani dan sebaliknya tidak semua gereja yang mengalami kebangunan rohani berbahasa roh. Lagi pula, tidak sedikit “kebangunan rohani” yang dimaksud lebih difokuskan kepada hal-hal lahiriah, seperti bertambahnya pengunjung kebaktian, jumlah persembahan, atau kesuksesan lahiriah lainnya; yang tentu bukan tolok ukur yang sebenarnya bagi sebuah kebangunan rohani yang sejati.
 
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, bisa disimpulak beberapa hal:
 
Pertama, natur bahasa roh yang dikaruniakan Roh Kudus kepada orang percaya adalah kemampuan seseorang untuk mengucapkan bahasa asing tanpa terlebih dahulu mempelajarinya. Bahasa asing yang dimaksud adalah bahasa manusia yang dapat dimengerti oleh pemakai aslinya.
 
Kedua, Roh Kudus memberikan karunia ini dengan dua tujuan: sebagai alat untuk mengabarkan Injil dan sebagai alat untuk membangun jemaat. Oleh sebab itu, setiap aplikasi dari karunia ini harus diterapkan dalam koridor dua tujuan pemberian di atas.
 
Ketiga, karunia bahasa roh dapat disalahgunakan, baik untuk tujuan menyombongkan diri dengan menjadikan karunia berbahasa roh sebagai bahan pertunjukan maupun dalam bentuk “kebodohan,” yakni mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti baik oleh pembicara maupun pendengar, sehingga apa yang dilakukan tidak mencapai tujuan apa pun juga serta tidak membawa manfaat kepada siapa pun juga.
 
Keempat, karunia bahasa roh tidak dapat dijadikan baik sebagai tolok ukur tingkat kerohanian—apalagi sebagai prasyarat keselamatan—seseorang, maupun alat untuk mencapai kebangunan rohani sebuah Gereja, karena karunia ini diberikan bukan untuk tujuan tersebut.
 
Pdt. Drs. Timotius Fu, M.Div., M.Th

maaf saya harus post di sini, saya lupa sumbernya di mana...
Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Bahasa Roh
« Reply #277 on: November 21, 2012, 03:00:36 PM »
Yohanes 7:24
Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.

I'm not being skeptical, but critical. They are two different things. Skeptical is a questioning attitude, but critical is a more structural and reflective way of thinking.
Tapi dalam prakteknya, sulit sekali membedakannya.
Ketika ada seseorang berbahasa roh, kita langsung muncul dgn bersikap seperti "detektif" mengamati gerak-gerik orang tsb, apakah bahasa rohnya asli atau tidak.
Padahal celakanya, IMO tidak ada satu orangpun yg betul2 bisa mengetahui apakah itu asli atau tidak, kecuali yg bersangkutan sendiri.
Sifat curiga yg kita miliki ini imo malah membuat kita jadi tidak sehat.

Saya sama sekali tidak menolak FAKTA bahwa Roh Kudus sedang bekerja secara luar biasa hari-hari ini. Kis 2:17 mengatakan anak-anak bernubuat, teruna-teruna mendapat penglihatan dan ini sungguh terjadi di gereja saya dan di komunitas-komunitas kristen lain yang saya tahu yang bahkan bukan gereja Pantekosta atau Karismatik.
Nice to know that you know it bro.  :afro1:
Tetapi dalam banyak hal kita harus sungguh-sungguh menyelidiki apakah hal tersebut benar atau tidak.
Tapi jangan sampai kita kebablasan dgn ikut mencurigai pekerjaan Roh Kudus yg luar biasa dlm gereja2 Tuhan, termasuk karunia bahasa roh. Dan itu adalah Fakta.

I can say this is how I worship, that is how you worship God, that's fine, we worship the same God of diversity. I'm totally not against diversity of culture and thought, but I'm against heresies and false teachers, yang mana harus kita lihat dan kita tolak, kita doakan orang-orang ini.
Yg mungkin bisa sy berikan adlh ayat ini..
Mat 13:30
(30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Peace be with you.  :)
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Lily

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Bahasa Roh
« Reply #278 on: November 21, 2012, 04:49:53 PM »
permisi... mau bertanya ...  :giggle:

Lha iya emang beda.  Dari awal kan sudah saya bilang.
Makanya kalo ada orang berbahasa roh, bro jangan main pukul rata bahwa harus ada penafsirnya.

Ada orang berbahasa roh, utk menguatkan dirinya sendiri. Roh Kudus membantu hati orang tsb sedemikian rupa sampai hancur hati sehingga rohnya bisa dibimbing Roh Kudus utk berbicara intim dgn Bapa. Nah kalo yg sperti ini bagaimana bisa mau ditafsirkan kpd jemaat ? karena tiap2 jemaat mempunyai masalahnya sendiri2.

Ada orang berbahasa roh krn mendapat vision atau hal yg akan terjadi kelak. Saat org itu berbahasa roh, bisa saja kemudian ada orang lain yg mendapat pengertian dari Allah dan memahami maksud org yg berbahasa roh tsb. Atau bahkan org yg berbahasa roh itu sendiri yg menafsirkannya.
Sudah di jawab bro Jenova.

saya pernah ikut KKR Kharismatikers, dan memang pada sesi penyembahan mayoritas berbahasa roh. saat itu yang saya rasakan adalah [sorry] ketakutan dan bulu kuduk merinding, terutama ketika saya mendengar banyak yang berdesis2 seperti ular dan bahkan ada yang sampai histeris :swt:

tapi saya punya teman yang bisa berbahasa roh, dia sering pakai untuk doa pribadi, dia Katolik aliran hening - bukan karismatiker. nah anehnya sewaktu ada kesempatan doa bareng dia, di mana dia juga berbahasa roh, sy tidak merasa ketakutan, namun merasa damai sejahtera.

pertanyaannya : koq efeknya bisa beda begitu ya ?


Bro ada salah kaprah mengenai pengertian "mentor" atau pengajaran bahasa roh..
Memang yg di yakini kharismatik semua sama.. Bahwa bahasa roh tidak dapat di ajarkan, krn itu adalah karunia..
Akan tetapi kharismatik mempercayai, bahwa disetiap pribadi masing2 sudah ada Roh Kudus beserta semua karunia Roh Kudus..
Jadi yg di ajarkan adalah cara meng-"aktif" kan-nya


Bukan di ajarkan abjad pengucapannya..
Tapi yang menjadi masalah adalah, justru abjad pengucapannya yg di tiru oleh orang2 kharismatik, bukan cara meng-aktif-kannya

Gbu

waduh saya baru tahu kalo karunia bahasa roh bisa diaktifkan, ada yg bisa sharing bagaimana caranya?

thanks  :)
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Bahasa Roh
« Reply #279 on: November 21, 2012, 05:00:04 PM »
saya pernah ikut KKR Kharismatikers, dan memang pada sesi penyembahan mayoritas berbahasa roh. saat itu yang saya rasakan adalah [sorry] ketakutan dan bulu kuduk merinding, terutama ketika saya mendengar banyak yang berdesis2 seperti ular dan bahkan ada yang sampai histeris :swt:
Ya, isi hati dan permasalahan tiap2 orang memang berbeda2. Sifat orang jg berbeda2. Ada yg meletup2, ada yg cool, dsb.
Mungkin jg dlm KKR tsb ada sesi pelepasan, jadi ya manifestasinya campur2 deh.

tapi saya punya teman yang bisa berbahasa roh, dia sering pakai untuk doa pribadi, dia Katolik aliran hening - bukan karismatiker. nah anehnya sewaktu ada kesempatan doa bareng dia, di mana dia juga berbahasa roh, sy tidak merasa ketakutan, namun merasa damai sejahtera.
boleh tanya gak ?

pada saat event apa dia berbahasa roh ?
apakah anda mengerti kata2nya ?
apakah ada yg menterjemahkan ?
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #280 on: November 21, 2012, 08:41:41 PM »
Tapi dalam prakteknya, sulit sekali membedakannya.
Ketika ada seseorang berbahasa roh, kita langsung muncul dgn bersikap seperti "detektif" mengamati gerak-gerik orang tsb, apakah bahasa rohnya asli atau tidak.
Padahal celakanya, IMO tidak ada satu orangpun yg betul2 bisa mengetahui apakah itu asli atau tidak, kecuali yg bersangkutan sendiri.
Sifat curiga yg kita miliki ini imo malah membuat kita jadi tidak sehat.
Nice to know that you know it bro.  :afro1:Tapi jangan sampai kita kebablasan dgn ikut mencurigai pekerjaan Roh Kudus yg luar biasa dlm gereja2 Tuhan, termasuk karunia bahasa roh. Dan itu adalah Fakta.
Yg mungkin bisa sy berikan adlh ayat ini..
Mat 13:30
(30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Peace be with you.  :)

no I never try to.
tapi ada satu kasus jg di kebaktian remaja, and this boy happens to be in my cell group.

... bingung juga jelasinnya gmn, tapi mengganggu banget smp harus dihardik bbrp kali
Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Bahasa Roh
« Reply #281 on: November 21, 2012, 09:20:42 PM »
itu yang buat mukjizat, pny karunia2 dlsb dlsb tapi Yesus bilang "enyah Aku tidak kenal kamu"?
kuncinya bukan di bahasa Roh, tetapi Roh Kudus, hubungan pribadi dengan Bapa. bukan bahasa Roh yang terutama. Kalau mau peka sama bimbingan Roh Kudus, stop berbicara, mulai mendengar.

Bro Reckord,
AFAIK, tidak ada satu karismatik manapun, terutama PKK, yg mengajarkan bahwa bahasa roh adalah karunia yg paling utama yg harus dikejar.
Kami PKK mengimani bahwa karunia karismatik adalah karunia yg baik dikejar. Tapi kalo memilih utk tidak mengejarnya, tidak ada masalah sama sekali selama kita tetap mengejar Roh Kudus. Buah2 roh yg sama, e.g. kasih, murah hati, damai, dll, akan tetap berlimpah selama yang dikejar adalah Sang Sumber nya, bukan sekedar karunianya.

Anda mgkn blm membaca kesaksianku yg ditegur keras oleh pembimbing di KTM ketika aku mengeluh tidak merasakan damai (nikmat) dalam ekaristi seperti damai (nikmat) dalam bahasa roh.
Kalo Anda baca lagi artikel yg aku bawa, jelas2 disebutkan bahwa bahasa roh BUKAN karunia utama yg harus dikejar.
Karunia bahasa roh adalah baik utk dikejar. Dan kalo mau mengejar satu pake karunia karismatik yg berkaitan dgn bahasa roh (membangun diri sendiri, karunia nubuat, dan karunia menerjemahkan nubuat), maka logisnya mengejar karunia berbahasa roh  menjadi pintu utk membuka karunia2 yg lain itu.

bagaimana kita mengucapakan hal2 yang rahasia kepada Allah? Matius 6 katakan masuk kamar, tutup pintu, berdoa di sana. Atau, berdoa dalam hati, dimanapun kita berada, ga harus berlutut, ga harus tutup mata, ga harus lipat tangan. Gak mungkin tiba2 di kantor kita berdoa dengan bahasa Roh.

IMHO, beda context. :)
Matius mengajarkan bahwa kita berdoa bukan utk pamer, melainkan cukup diketahui oleh Allah dan kita sendiri, dalam rahasia.

Yg kami maksud mendoakan hal2 yg rahasia, adalah mendoakan hal2 yg hanya diketahui oleh Allah dan roh kita, bahkan tidak diketahui oleh budi kita.
Ketika mendoakan orang yg sakit tidak jelas, budi kita tidak tahu apa2, diartikan bahwa sumber penyakitnya adalah hal yg rahasia. Tapi dengan berdoa berbahasa roh, maka roh mengatakan hal yg tidak diketahui (rahasia) itu kepada Allah dalam bahasa yg tidak kita mengerti.

Nubuat biasanya terjadi ketika karunia berbahasa roh dimanifestasikan. Biasanya, but not necessarily. ayat tersebut ga mendukung, tidak ada tertulis setelah bahasa Roh bakal muncul karunia2 lain seperti nubuatan.

1 Kor 14 : 1 menyuruh utk mengejar kasih dan karunia2 Roh. Karunia bernubuat disuruh utk diutamakan. Berhubung disebut karunia2 (jamak), maka selain bernubuat tentu msh ada karunia yg lain. Karunia apakah itu? Mari kita lihat ayat berikutnya.

1 Kor 14 : 2 berbicara ttg bahasa roh, yg mengungkapkan kata2 yg rahasia kepada Allah.

1 Kor 14 : 3-4 Paulus membandingkan karunia berbahasa roh dengan karunia bernubuat.

1 Kor 14 : 5 Paulus mengatakan bahwa dia menyukai kita berbahasa roh, tetapi dia lebih menyukai karunia bernubuat dibanding bahasa roh, kecuali jika bahasa roh itu diterjemahkan agar dipahami oleh umat, dalam artian bahasa roh menjadi sama bergunanya bagi jemaat dengan karunia nubuat itu.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa roh, selain berbicara ttg hal2  yg hanya dimengerti Allah, juga terkandung nubuatan2. Utk dapat menerjemahkan nubuatan dalam bahasa roh, tentu saja orang tersebut harus mengenal/mengerti bahasa roh. Tanpa memiliki karunia bahasa roh, maka akan sulit (jika bukan mustahil) utk memperoleh karunia menerjemahkan nubuatan dalam bahasa roh.

bahasa Roh harus diterjemahkan, ini baru konteks yang benar, apa yang mau diterjemahkan kalau ga ada yang berbahasa roh. ok.

Kalo tidak ada bahasa roh, maka tidak ada yg akan diterjemahkan.
Jadi seharusnya Anda setuju dong, agar ada karunia nubuatan yg diterjemahkan dan berguna utk jemaat, setidaknya harus ada yg berbahasa roh. Apakah salah kalo dikatakan karunia bahasa roh itu menjadi pintu utk karunia yg lain, i.e. karunia nubuat yg diterjemahkan?

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Bahasa Roh
« Reply #282 on: November 21, 2012, 09:20:53 PM »
gimana cara rahasianya terungkap? nanya sama yang nerjemahin bahasa Roh.
coba nonton film2 dokumenter Darren Wilson, seperti Finger of God, Furious Love, dan Father of Lights. saya ga liat mereka berbahasa roh dulu, pas ketemu orangnya, Roh Kudus sendiri yang kasih tau (karunia pengetahuan/hikmat).
 

1 Kor 14 : 2 tidak mengisyaratkan utk selalu diterjemahkan kalo memang maksudnya adalah menyampaikan hal2 yg rahasia (i.e. tidak dimengerti) kepada Allah.

I'm not a pure Calvinist, or pure Arminianist, manusia tetap perlu "menerima". orang banyak menuduh Calvinist mematikan free will, Arminianist menonjolkan freewill, but not a problem. let's move on.

Yeah, mari didiskusikan di tempat lain ttg peran serta / kerja sama manusia dalam karya keselamatan Allah.

ok maaf untuk yang ini memang demikian. tetapi kadang yang saya lihat dari gerakan2 karismatik mereka cenderung mengejar karunia daripada kepenuhan Roh Kudus, bahkan ada yang buka kursus bahasa roh. yang bener aja..? yang paling utama adalah penuh dengan Roh, karunia penting, tapi urusan belakangan.

Setuju!!
Dan AFAIK, memang ini yg kita imani dalam karismatik, at least dalam PKK, bahwa yg dikejar adalah Sang Sumber. Bahasa roh dan karunia2 karismatik lainnya perlu dikejar, tapi tidak menjadi yg utama.
Memperoleh karunia bahasa roh TIDAK menjadikan orang tersebut lebih baik / lebih buruk dari mereka yg tidak mendapat/mengejar karunia itu.
Mereka yg dgn mengejar karunia bahasa roh menjadi semakin dekat dengan Sang Sumber, itu adalah yg paling baik dan menjadi tujuan utama dalam PKK.

ok jd bingung maksudnya... lewatin dulu

No problem for me. :)

really according to the Scripture?
seperti Maria terlahir tanpa dosa dan perawan seumur hidup, apakah itu sesuai dengan Alkitab?

According to Catholic’s point of view, yes, it is biblical and according to apostolic teaching.
The teaching from the early fathers can be referred as proofs.

Ok

:afro:

Yes, that's what I've been saying to a lot of people in disbelief of the work of the Holy Ghost. tapi juga banyak yang palsu.

Justru krn banyak yg palsu, maka PKK setidaknya berusaha memberi kesaksian bahwa karunia karismatik sejati masih dapat diperoleh di jaman sekarang ini. :)

I do disagree with many different interpretation of the Bible, I can disagree at some points with Calvinism, as well with Arminianism, many views of Eschatology, Millenialism, Creationism, Lordship Salvation, et al. As long as I can see what they mean. But there are some things the we should remind that it's wrong, or it's heresy.

To condemn a doctrine as a heresy requires infallibility. Do you hold such authorities?
As for the Catholic Church (as well as Orthodox Churches, CMIIW), we do believe that the Church holds such power, thus anything declared as heresy by her should be rejected by all the faithful.

You don’t acknowledge any infallible body to teach doctrines, everyone can interpret the Scripture differently, so on which basis you will judge that other interpretation is wrong or heretic?

I'm clearly not against the TRUTH (not just idea) that there are true gift of tongues in the current world, as well as the other gifts like prophecy (nevi'im/propheteuo), healing, as well as supranatural visions, one of the reason is obviously that I come from Pentecostal church, and these things are occurring in my church, my youth community, my cell groups, campus fellowships, and many other places.

Then I guess we have nothing to argue about regarding this topic.. :)
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Bahasa Roh
« Reply #283 on: November 21, 2012, 11:00:51 PM »
Saya punya artikel yang menarik tentang karunia bahasa Roh... oleh kalangan calvinist/reformed konservatif!!

PENGAJARAN CALVIN TENTANG BAHASA ROH
Natur Bahasa Roh
 
... ... ...

Artikel yg menarik sekali, bro Reckord!!  :afro:

Kalo sumbernya bisa diklarifikasi, alangkah bagusnya kalo artikel ini di posting di board ajaran karismatik / reformed.
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline r3ck0rd

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 191
  • Reputation Power:
  • Calvin Limuel - Jesus Freak
    • Bible Apple
  • Denominasi: Pentecostal/Foursquare (GPdI)
Re: Bahasa Roh
« Reply #284 on: November 22, 2012, 02:11:20 AM »
Bro Reckord,
AFAIK, tidak ada satu karismatik manapun, terutama PKK, yg mengajarkan bahwa bahasa roh adalah karunia yg paling utama yg harus dikejar.
Kami PKK mengimani bahwa karunia karismatik adalah karunia yg baik dikejar. Tapi kalo memilih utk tidak mengejarnya, tidak ada masalah sama sekali selama kita tetap mengejar Roh Kudus. Buah2 roh yg sama, e.g. kasih, murah hati, damai, dll, akan tetap berlimpah selama yang dikejar adalah Sang Sumber nya, bukan sekedar karunianya.
Secara explisit, ya.
tapi secara praktek?
Anda mgkn blm membaca kesaksianku yg ditegur keras oleh pembimbing di KTM ketika aku mengeluh tidak merasakan damai (nikmat) dalam ekaristi seperti damai (nikmat) dalam bahasa roh.
Kalo Anda baca lagi artikel yg aku bawa, jelas2 disebutkan bahwa bahasa roh BUKAN karunia utama yg harus dikejar.
Karunia bahasa roh adalah baik utk dikejar. Dan kalo mau mengejar satu pake karunia karismatik yg berkaitan dgn bahasa roh (membangun diri sendiri, karunia nubuat, dan karunia menerjemahkan nubuat), maka logisnya mengejar karunia berbahasa roh  menjadi pintu utk membuka karunia2 yg lain itu.
saya pernah baca. saya g akan komen soal "ditegur keras".
dan ga ada karunia menerjemahkan nubuat btw. karunia bernubuat (nevi'im/propheteuo = perkataan profetik), apakah benar berkaitan dengan bahasa Roh?
IMHO, beda context. :)
Matius mengajarkan bahwa kita berdoa bukan utk pamer, melainkan cukup diketahui oleh Allah dan kita sendiri, dalam rahasia.
I do know.
that's my habit, excuse me for doing that.
Yg kami maksud mendoakan hal2 yg rahasia, adalah mendoakan hal2 yg hanya diketahui oleh Allah dan roh kita, bahkan tidak diketahui oleh budi kita.
Ketika mendoakan orang yg sakit tidak jelas, budi kita tidak tahu apa2, diartikan bahwa sumber penyakitnya adalah hal yg rahasia. Tapi dengan berdoa berbahasa roh, maka roh mengatakan hal yg tidak diketahui (rahasia) itu kepada Allah dalam bahasa yg tidak kita mengerti.
1 Cor 14:9
So likewise ye, except ye utter by the tongue words easy to be understood, how shall it be known what is spoken? for ye shall speak into the air.

apakah dengan berbahasa roh kita sama org yang kita doakan jadi tau apa penyakitnya?

1 Cor 14:14
For if I pray in an unknown tongue, my spirit prayeth, but my understanding is unfruitful.

karunia yang tepat untuk kasus ini bukan karunia berbahasa roh tetapi karunia hikmat/pengetahuan (1 Kor 12:8).

Calvin Limuel
@CalvinLimuel13 - twitter
@GenOfLight
http://www.bibleapple.com

Session musician (piano/keyboards, drums), music arranger/teacher/composer, Christian songwriter, web designer, security troubleshooter.
Genre: Christian Music, Gospel, Jazz, Blues, Funk, R&B, Pop, Rock, Alt rock, Techno.