Itu bukan tafsiran, hanya sekedar bersyukur doank...
See... ketahuan sekarang akar permasalahannya, ternyata kita mengacu pada dua hal yg berbeda..
Anda bilang bukan, tapi bagi kami ini adalah tafsiran/terjemahan dari bahasa roh itu.
Dalam PDKK yg aku ikuti, biasanya tidak hanya ada 1 orang yg memiliki karunia menerjemahkan itu.
Biasanya mereka yg memiliki karunia ini akan saling meneguhkan dan mengkonfirmasi bahwa mereka jg menerjemahkan demikian.
Setelah PDKK pun, biasanya ada semacam sharing utk evaluasi, dan biasanya ketahuan kalo beberapa orang merasa / memberi kesaksian bahwa nubuat2 atau pesan2 itu memang ditujukan utk mereka.
Contoh konkret, ada yg menerjemahkan: "saat ini juga Allah Roh Kudus menjamah seorang saudara di sini yang sedang sakit vertigo".
Saat sharing, ada saudara yg, Puji Tuhan, berbagi bahwa pada saat nubuat itu diterjemahkan dia merasakan kesembuhan dari sakitnya.
Contoh lain, ada yg menerjemahkan dan menunjuk kasus yg lebih specific, misal: "Saat ini ada seorang ibu yang sedang berbeban berat dan kesepian. Allah Roh Kudus saat ini sedang memeluk Anda dan memberi kekuatan kepada Anda."
Saat sharing, si ibu ini bersaksi bahwa dia merasakan hiburan dan kedamaian ketika nubuat itu diterjemahkan.
Yah... kalo Anda bilang ini bukan terjemahan dari nubuat dalam bahasa roh itu, ya memang ga bs diperdebatkan, karena ini adalah masalah iman.
Kami yg percaya (dan mengalaminya) akan mengatakan hal ini adalah penerjemahan bahasa roh itu, mengikuti yg diajarkan Paulus.
Bagi yg tidak percaya, ya mungkin mereka itu akan seperti yg dikisahkan dalam Alkitab.
Mereka akan mengatakan bahwa kami itu sedang mabuk, atau meragukan bahwa Allah Roh Kudus benar2 bekerja, dan akan memberikan penilaian2 skeptis yg mengatakan itu hanya sugesti, hanya histeria, hanya puji2an yg dibuat2/dicocok2kan.
Again, ini sudah kembali ke masalah iman.
Mengenai mengapa kami mengimani demikian, kiranya sudah kami jelaskan apa yg kami rasakan, kami alami, dan kami ketahui/imani sebagai kebenaran.