---cut---
*oh iya, saya minta pertanggungjawaban atas pernyataan bahwa Sakramen Pernikahan BARU dimasukkan kedalam bagian dari 7 Sakramen, saya minta buktinya
Maunya sih cari di Website Vatican....
http://www.vatican.va/, tapi tidak ada bahasa Indonesianya
Copy paste dari
http://hassefer.blogspot.com/2009/06/sakramentologi.htmlMudah2an validitas tulisannya benar.
---cut---
Pada tahun 400 M pernikahan mulai digagas untuk masuk dalam bagian sakramen, namun yang benar-benar menerima “pernikahan” sebagai bagian dari sakramen adalah Petrus Lombardus (1100-1160) pada tahun 1150. Sementara pada tahun 1000 juga muncul upacara “konfirmasi” di kalangan Gereja Barat.
Abad ke-11, gereja mengenal enam sakramen: baptisan, konfirmasi (di gereja Barat), eukaristi, penitentia (pengampunan dosa), pengurapan, dan ordinasi (pentahbisan). Baptisan dikaitkan dengan dosa asal, konfirmasi sebagai bentuk kesediaan menjadi laskar Kristus (Hinchmar, bishop Rheims), eukaristi dirunut kembali ke Perjamuan Akhir, dan ordinasi dilakukan bukan saja untuk imam dan diaken, tapi juga sub-diakonat dan fungsi-fungsi di bawahnya. Sementara, pengurapan, sejak reformasi Karolingian dibatasi untuk orang sakit dan orang yang meninggal sebagai tanda pengampunan dosa.
Pada masa Gregorius VII, jumlah sakramen menjadi lima, kemudian menjadi dua belas pada periode Petrus Damiani. Pada abad ke-12, Hugo dari Saint-Victor menyebut tiga puluh sakramen, sedangkan Gregorius dari Bergamo dan Petrus Lombardus pada periode yang sama menyebut tujuh sakramen (baptisan, eukaristi, konfirmasi, ordinasi, pernikahan, penitentia, dan pengurapan),
yang kemudian diadopsi oleh Thomas Aquinas dan disahkan dalam Konsili Trente (1545-1563). Konsili Trente juga mengukuhkan doktrin trans-substansia dan ex opere operato (sakramen mencapai tujuannya jika pelaksanaannya benar).
---cut---
kalau copy paste saya benar, gantian saya minta diajari baca tulisan Aram dan Hebrew