Iman, heehm, kalau salah penempatan justru menjadi kebodohan.
Pernah dengar kisah ini :
Suatu desa terkena airbah, air bertambah tinggi. Sehingga orang orang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Hingga akhirnya seisi desa mengungsi ke gereja yang merupakan bangunan tertinggi di desa itu.
Sang Pendeta menenangkan jemaatnya, dan berdoa, serta berkata bahwa Tuhan tidak mungkin membiarkan rumahNya tenggelam.
Ketika air mulai menggenangi gereja semata kaki, penduduk desa semakin panik, si Pendeta semakin khusuk berdoa. Akhirnya air sudh sepinggang,, perahu penyelamat tiba, sebagian penduduk desa ikut perahu penyelamat itu, si Pendeta menolak, bahkan berkata bahwa hanya orang yang kurang iman yang ikut perahu penyelamat itu.
Ketika air sudah seleher, penduduk desa memanjat tangga ke menara gereja, perhau penyelamat kedua datang, orang orang ikut perahu penyelamat itu. Si Pendeta kembali menolak ikut. Ia berkata, bahwa Tuhan tidak akan membiarkannya tenggelam bersama rumahNya.
Saat gereja sudah terbenam seluruhnya, si Pendeta berada di puncak menara gereja, perahu penyelamat ketiga datang, si Pendeta tidak kehilangan imannya. Ia menolak pertoongan itu. Ia percaya bahwa Tuhan pasti menolongnya. Orang orang di perahu berkata, bahwa inilah perahu pertolongan yang terakhir, setelah ini tidak ada lagi perahu yang datang, si Pendeta tetap berkeras menolak naik ke perahu. Maka, tenggelamlah si Pendeta.
Ketika roh nya bertemu Tuhan, si Pendeta protes, mengapa Ia mengecewakan kepercayaan si Pendeta, mengapa Ia tidak datang ketikga si Pendeta berdoa dan mohon pertolongan. Dengan tersenyum Tuhan berkata, Bukankah sudah Kukirimkan pertolongan TIGA KALI, dan engkau menolaknya?