Author Topic: Protestan tidak anti tradisi  (Read 6200 times)

0 Members and 15 Guests are viewing this topic.

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #60 on: September 24, 2012, 02:25:38 PM »
Bro Djo ,

Pertanyaan saya siapa yang mengajarkan tetapi kalau mau direnungkan lebih dalam adalah jika Gereja Perdana tidak mengajarkan kita untuk menubrukkan Tradisi suci dengan Kitab Suci pada waktu itu katakanlah Kitab Suci Perejanjian lama yang telah ada pada waktu zaman Yesus dan para rasul.

Atau juga di jaman para bapa Gereja yang dipakai Allah untuk mengkanon Alkitab , atau bahkan Alkitab itu sendiri tidak mengajarkan demikian i.e mengajarkan kita agar menubruk2 an Tradisi suci dengan Kitab Suci lalu kenapa sekarang dipakai  :think1:

Yang mengajarkan demikian siapa, dasarnya apa , maksudnya gimana dan kenapa harus tetap dipertahankan paham yang tidak ada dasarnya tersebut  :ballspin:

salam damai  :)
Bro, maafkan ketidaktahuan saya.
Apakah bro bisa memastikan jumlah ajaran yg diberikan oleh kedua belas rasul sama persis dgn Tradisi Suci yg anda pegang sekarang ?
Sama persis dlm arti baik jumlah, nilai kebenaran, maupun esensi dari ajaran tsb ?

Apakah ajaran2 tidak tertulis ini hanya ajaran lisan, atau pun seluruh cara hidup & perbuatan para rasul jg dijadikan acuan sbg ajaran ?
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #61 on: September 24, 2012, 02:30:07 PM »
Kalau kamu berhadapan dengan Gereja Katolik Orthodox, dimana mereka menyatakan Tradisi Suci pernah tak pernah berubah satu titikpun, kamu pasti dihabisi oleh mereka
Apakah maksudnya Tradisi Suci Orthodox berbeda dgn Tradisi Suci Katolik ?

Salam
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #62 on: September 24, 2012, 02:32:31 PM »
Mas Djo,
Saya minta maaf atas kekhilafan saya mas...
sori.. rada error karena rancu dengan forum sebelah yang "offensive mode" terus hehe...

Betul sekali bahwa saya tidak boleh meng-generalisasi seperti itu, bahkan dalam kehidupan sehari-hari-pun, sebenarnya kita menemukan fakta bahwa the majorities of pemeluk berbagai agama, maupun mayoritas non-pemeluk agama adalah manusia-manusia yang rasional dan ber-iman secara substantif, serta benar-benar demi improvement kehidupan diri & lingkungannya mas.

Untuk itu saya sekali lagi mohon di maap ken.
Ok, thanks atas pengertiannya bro.

Salam
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #63 on: September 24, 2012, 03:23:02 PM »
Mengenai Tradisi Suci yang sudah didogmakan, akankah di kemudian hari dokumen-dokumen ini dimasukkan ke dalam kanon Alkitab?
Alkitab dan  Tradisi Suci, keduanya setara dan dijaga oleh Magesterium
Quote
Mengenai deposit iman, apakah deposit iman yang dimaksud adalah deposit iman magisterium (Paus dan Uskup2 ddalam pimpinan Paus)?
Iman para Rasul dan Gereja Perdana
Quote
Mengenai "Tulisan pengajaran dari para Bapa Gereja dan para orang kudus (Santo/ Santa) yang sesuai dengan pengajaran Magisterium":
1. Apakah yang dimaksud dengan "yang sesuai dengan pengajaran Magisterium?
Dijaga oleh Magisterium (Paus dan Konsili)
Quote
2. Mengapa tulisan2 ini tidak masuk ke dalam kanon Alkitab?
Nanti Alkitabnya tebal
Quote
3. Apakah tulisan2 ini hanya untuk diinterpretasikan oleh Magisterium?
Selama telah diinterpretasikan oleh Magisterium, tentu adalah kebenaran
Quote
4. Adakah suatu daftar tulisan2 ini yang bisa diakses khalayak umum?
www.vatican.va
Quote
5. Adakah contoh tulisan Bapa Gereja yang tidak termasuk kanon Tradisi Suci, dan mengapa tidak dimasukkan?
Banyak, nama "Katolik" ada dalam tulisan St Ignatius (murid langsung dari St Yohanes Penginjil, salah satu dari kedua belas Rasul)
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #64 on: September 24, 2012, 03:25:10 PM »
Bro, maafkan ketidaktahuan saya.
Apakah bro bisa memastikan jumlah ajaran yg diberikan oleh kedua belas rasul sama persis dgn Tradisi Suci yg anda pegang sekarang ?
Sama persis dlm arti baik jumlah, nilai kebenaran, maupun esensi dari ajaran tsb ?

Apakah ajaran2 tidak tertulis ini hanya ajaran lisan, atau pun seluruh cara hidup & perbuatan para rasul jg dijadikan acuan sbg ajaran ?
Bro Djo..,
Sebelumnya pertanyaan saya apakah sudah bro Djo tanggapi...apa dasarnya orang2 kristen menubrukkan Tradisi suci dengan Kitab Suci?

Untuk satu contoh saja dulu yah...yaitu Tradisi kanon Kitab Suci Perjanjian baru.
Kanon perjanjian baru ini tidak ada ayatnya bro...boleh jadi malah tidak diajarkan oleh para rasul karena, para rasul hanya menulis Kitab Suci, itupun tidak semuanya...

bagaimana saya tahu dan yakin bahwa kanon Kitab Suci PB itu benar sekalipun tidak tertulis dalam Kitab Suci.
Yah dari Magisterium Gereja sebagai Tiang dasar dan penopang kebenaran...1 Tim 3 :15.

Magisterium Gereja ini selalu ada , digantikan dari generasi ke generasi.
dan seturut janji Tuhan bahwa Ia selalu menyertai Jemaat-Nya hingga akhir zaman.

salam damai :)
In Omnibus Caritas

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #65 on: September 24, 2012, 03:35:32 PM »
Bro Djo..,
Sebelumnya pertanyaan saya apakah sudah bro Djo tanggapi...apa dasarnya orang2 kristen menubrukkan Tradisi suci dengan Kitab Suci?
Mungkin kurang tepat kalo dikatakan menubrukkan, karena seakan2 Tradisi suci ini salah total.

Hanya saja ada beberapa hal yg dianggap tidak searah dgn Alkitab. Dan jgn minta sy menyebutkan, karena akan berputar2 terus menerus pada hal yg sudah biasa kita diskusikan sblmnya. :)

Salam.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #66 on: September 24, 2012, 03:43:20 PM »
Mungkin kurang tepat kalo dikatakan menubrukkan, karena seakan2 Tradisi suci ini salah total.

Hanya saja ada beberapa hal yg dianggap tidak searah dgn Alkitab. Dan jgn minta sy menyebutkan, karena akan berputar2 terus menerus pada hal yg sudah biasa kita diskusikan sblmnya. :)

Salam.
Maksudnya begini lho bro Djo...

Terkadang saya masih bingung dasar pemikiran prostestan untuk menjugde/ menubrukkan Tradisi suci dengan Kitab Suci tersebut...

Apakah Jemaat kristen perdana..?
Apakah Kitab Suci itu sendiri ..setau saya tidak mengingat 2 Tes 2 :15
Lalu siapa yang mengajarkan, berdasarkan apa...dll...

Karena hal2 tersebut baru kedengaran 1500 tahun setelah Yesus mendirikan Gereja... :think1:

Contoh kasus sudah saya bawa yaitu kanon PB yang antara Katolik dan Protestan sama.

Nah jika Protestan mau mengukur kanon Kitab Suci PB , ngukurnya bagaiamana karena tidak ada ayatnya...
akhirnya menurut saya terpulang pada otoritas yang menentukan kitab2 itu masuk daftar kanon dan setau saya dalam mekanisme GK adalah sinode/ konsili para uskup/magister2 Gereja.

salam damai  :)
In Omnibus Caritas

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #67 on: September 24, 2012, 03:47:56 PM »
Apakah maksudnya Tradisi Suci Orthodox berbeda dgn Tradisi Suci Katolik ?
Tradisi Suci Orthodox statis, walaupun mempunyai deposit iman yang sama dengan Katolik Roma dan mengakui kebenaran dan menganggapnya sebagai Firman Tuhan, namun Katolik Orthodox tidak akan mendogmakan lagi deposit iman.

Contohnya adalah Maria Assumpta, Katolik Orthodox mengakuinya dan mempunyai deposit iman akan hal tersebut, namun tidak didogmakan, sedangkan Katolik Roma mendogmakan pada tahun 1950.

Semoga jelas
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #68 on: September 24, 2012, 04:23:47 PM »
Contoh kasus sudah saya bawa yaitu kanon PB yang antara Katolik dan Protestan sama.

Nah jika Protestan mau mengukur kanon Kitab Suci PB , ngukurnya bagaiamana karena tidak ada ayatnya...
akhirnya menurut saya terpulang pada otoritas yang menentukan kitab2 itu masuk daftar kanon dan setau saya dalam mekanisme GK adalah sinode/ konsili para uskup/magister2 Gereja.
salam damai  :)
Berbeda cara pandangnya bro.

CMIIW, menurut katolik Alkitab itu adalah produk gereja GRK, karena itu ketika protestan menggunakan Alkitab, maka protestan dianggap memakai hasil produk GRK.

Menurut protestan, Alkitab itu adalah produk Roh Kudus. Orang2 yg menulis & mengumpulkan Alkitab, termasuk gereja, adalah orang yg bekerja dibawah Roh Kudus. Mana yg termasuk dlm Alkitab dan bukan, itu adalah pekerjaan Roh Kudus.

Jadi menurut katolik, Alkitab berada dibawah otoritas gereja, sedangkan menurut protestan, Alkitab berada dibawah otoritas Roh Kudus.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #69 on: September 24, 2012, 06:46:08 PM »
Berbeda cara pandangnya bro.

CMIIW, menurut katolik Alkitab itu adalah produk gereja GRK, karena itu ketika protestan menggunakan Alkitab, maka protestan dianggap memakai hasil produk GRK.

Menurut protestan, Alkitab itu adalah produk Roh Kudus. Orang2 yg menulis & mengumpulkan Alkitab, termasuk gereja, adalah orang yg bekerja dibawah Roh Kudus. Mana yg termasuk dlm Alkitab dan bukan, itu adalah pekerjaan Roh Kudus.

Jadi menurut katolik, Alkitab berada dibawah otoritas gereja, sedangkan menurut protestan, Alkitab berada dibawah otoritas Roh Kudus.
Jadi, bisa ditarik kesimpulan, bahwa menurut protestan, Gereja Katolik adalah produk Roh Kudus :)
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #70 on: September 24, 2012, 06:53:12 PM »
Jadi, bisa ditarik kesimpulan, bahwa menurut protestan, Gereja Katolik adalah produk Roh Kudus :)
Ya pasti dong bro......
Terkait masalah apapun, gereja katolik telah dipakai menjadi alat utk pekerjaan Roh Kudus :)

Salam. 
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #71 on: September 24, 2012, 06:55:40 PM »
Tradisi Suci Orthodox statis, walaupun mempunyai deposit iman yang sama dengan Katolik Roma dan mengakui kebenaran dan menganggapnya sebagai Firman Tuhan, namun Katolik Orthodox tidak akan mendogmakan lagi deposit iman.

Contohnya adalah Maria Assumpta, Katolik Orthodox mengakuinya dan mempunyai deposit iman akan hal tersebut, namun tidak didogmakan, sedangkan Katolik Roma mendogmakan pada tahun 1950.

Semoga jelas
kalau boleh tahu, kenapa berbeda dlm hal mendogmakan ?
Apakah dogma dlm hal ini lebih tinggi dari deposit iman ?
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #72 on: September 24, 2012, 07:21:23 PM »
kalau boleh tahu, kenapa berbeda dlm hal mendogmakan ?
Apakah dogma dlm hal ini lebih tinggi dari deposit iman ?
Sebagai umat Katolik, kita percaya bahwa Tuhan-lah memberikan wewenang kepada Magisterium untuk mengajarkan kepada kita interpretation yang otentik tentang Sabda Allah (lih. KGK 85). Magisterium menerapkan otoritas yang dipercayakan kepadanya dari Kristus ketika ia menentukan dogma (KGK 88). Dalam hal pengajaran definitif tentang iman dan moral, maka Magisterium diberi kuasa untuk tidak mungkin salah (infallibility), seperti yang dinyatakan dalam Lumen Gentium

Perlu kita ketahui di sini terdapat tingkatan dalam pengajaran dari Magisterium ini, berdasarkan yang disebutkan dalam Apostolic Letter Motu Proprio “Ad tuendam fidem” oleh Paus Yohanes Paulus II:

1.    Credenda (kan. 750, 1) artinya, ‘to be believed’.
Berupa: Sabda Allah (dalam hal ini penentuan kanon Alkitab), deposit iman (deposit of faith), dogma, artikel iman
Tanggapan yang disyaratkan: harus dipercaya dengan iman (catholic and theological faith).
2.    Tenenda (kan 750, 2) artinya, ‘to be held’
Berupa: semua yang dinyatakan secara definitif tentang iman dan moral (termasuk hal-hal yang ditentukan untuk melindungi dan menjaga penerapan hal-hal credenda)
Tanggapan yang disyaratkan: harus dipegang dengan teguh dan dipertahankan; dan tidak boleh ditolak.
3.    Obsequium terhadap pengajaran Bapa Paus dan kolese para Uskup (kan. 752).
Berupa: Doktrin tentang iman dan moral yang dinyatakan oleh Paus dan kolese Uskup ketika melaksanakan wewenang mengajar.
Tanggapan yang disyaratkan: ketaatan religius dari akal budi dan kehendak bebas dan menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hal itu.
4.    Obsequium terhadap otoritas dari para uskup (kan. 753).
Berupa: Pengajaran otentik dari seorang uskup atau beberapa uskup.
Tanggapan yang disyaratkan: ketaatan religius dari akal budi kepada otoritas.
5.    Servandi (kan. 754)
Berupa: Konstitusi/ dekrit dari Paus/ uskup yang menyatakan pengajaran atau yang menolak pengajaran yang salah.
Tanggapan yang disyaratkan: Obligasi untuk melaksanakannya.

Menurut Ad tuendam fidem, yang kemudian diperjelas oleh Professio Fidei, yang dikeluarkan oleh CDF (Congregation for the Doctrine of Faith), yang menyebutkan:

Pengajaran yang termasuk dalam categori Credenda adalah semua artikel yang ada dalam Credo/ Aku percaya, doktrin Kristologis, Dogma tentang Maria, doktrin tentang pendirian Sakramen- sakramen oleh Kristus dan penyampaian rahmat Allah melalui sakramen, doktrin tentang kehadiran Yesus yang nyata dalam Ekaristi, tentang hakekat kurban dalam Ekaristi, tentang Gereja yang didirikan oleh Kristus, doktrin tentang keutamaan dan infalibilitas (tidak dapat sesat) dari Bapa Paus, doktrin tentang dosa asal, doktrin tentang jiwa yang immortal (kekal) dan spiritual dan penghakiman yang terjadi sesaat setelah kematian, doktrin bahwa tak ada kesalahan dalam Alkitab, doktrin tentang keseriusan kesalahan moral tentang hal pembunuhan seorang manusia yang tek bersalah (innocent) secara langsung dan dengan sengaja.

Pengajaran yang termasuk dalam categori Tenenda misalnya adalah doktrin tentang infallibilitas Bapa Paus, sebelum hal itu dinyatakan secara definitif dalam Konsili Vatikan I. Sebab sebelum dinyatakan sebagai Credenda dalam Konsili Vatikan I, ajaran ini telah disebutkan secara definitif. Konsili Vatikan I bukanlah saat pertama untuk menyatakannya secara definitive, tetapi pada Konsili Vatikan I hal tersebut dinyatakan sebagai kebenaran ilahi/ ‘a divinely revealed truth’.
Proses yang sama ada pada doktrin tentang ordinasi imam yang terbatas hanya untuk kaum pria. Hal yang sama adalah doktrin yang menolak euthanasia yang diajarkan dalam surat ensiklikal Evangelium Vitae. Demikian pula doktrin yang menolak prostitusi dan percabulan.

Tingkatan berikutnya adalah doktrin yang dinyatakan oleh pihak Magisterium secara otentik, tetapi dinyatakan tidak secara definitif, hal ini adalah tingkat ketiga, yaitu “obsequium”.

Lebih lanjut tentang ini, berikut adalah keterangan yang kami terima dari Dr. Lawrence Feingold, yang adalah pembimbing Teologis website Katolisitas ini. [Berikut ini adalah teksnya dalam bahasa Inggris]

With regard to the question about infallible teachings, it is important that these can be of two kinds: those which must be “firmly believed,” and those which must be “firmly held.” The former are said to be “credenda” and the latter “tenenda.” Both kinds of teachings are infallible. A very common error is to limit infallible teachings to those which are said to be “credenda.”
The teachings which are to be “firmly believed,” are dogmas of faith, and correspond to the first level of assent, as explained in the doctrinal commentary (by Ratzinger, then Prefect of the CDF) on the Motu proprio, Ad tuendam fidem, of John Paul II.
However, the teachings which require the second level of assent are also infallible, and must be “firmly held.” These teachings are said to be “tenenda” (to be held).
The doctrinal commentary on Ad tuendam fidem says the following about the second level of assent:

The second proposition of the Professio fidei states: “I also firmly accept and hold each and everything definitively proposed by the Church regarding teaching on faith and morals.” The object taught by this formula includes all those teachings belonging to the dogmatic or moral area, which are necessary for faithfully keeping and expounding the deposit of faith, even if they have not been proposed by the Magisterium of the Church as formally revealed.

Bersambung...
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline St Yopi

  • Non Nobis Domine, Non Nobis, Sed Nomini Tuo Da Gloriam
  • FIK council
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • St Yopi
    • styopi.blogspot.com
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #73 on: September 24, 2012, 07:23:33 PM »
Such doctrines can be defined solemnly by the Roman Pontiff when he speaks ‘ex cathedra’ or by the College of Bishops gathered in council, or they can be taught infallibly by the ordinary and universal Magisterium of the Church as a “sententia definitive tenenda“. Every believer, therefore, is required to give firm and definitive assent to these truths, based on faith in the Holy Spirit’s assistance to the Church’s Magisterium, and on the Catholic doctrine of the infallibility of the Magisterium in these matters. Whoever denies these truths would be in a position of rejecting a truth of Catholic doctrine16 and would therefore no longer be in full communion with the Catholic Church.

The truths belonging to this second paragraph [Tenenda] can be of various natures, thus giving different qualities to their relationship with revelation. There are truths which are necessarily connected with revelation by virtue of an historical relationship; while other truths evince a logical connection that expresses a stage in the maturation of understanding of revelation which the Church is called to undertake. The fact that these doctrines may not be proposed as formally revealed, insofar as they add to the data of faith elements that are not revealed or which are not yet expressly recognized as such, in no way diminishes their definitive character, which is required at least by their intrinsic connection with revealed truth. Moreover, it cannot be excluded that at a certain point in dogmatic development, the understanding of the realities and the words of the deposit of faith can progress in the life of the Church, and the Magisterium may proclaim some of these doctrines as also dogmas of divine and catholic faith.

With regard to the nature of the assent owed to the truths set forth by the Church as divinely revealed (those of the first paragraph/ Credenda) or to be held definitively (those of the second paragraph/ Tenenda), it is important to emphasize that there is no difference with respect to the full and irrevocable character of the assent which is owed to these teachings. The difference concerns the supernatural virtue of faith: in the case of truths of the first paragraph, the assent is based directly on faith in the authority of the Word of God (doctrines de fide credenda); in the case of the truths of the second paragraph, the assent is based on faith in the Holy Spirit’s assistance to the Magisterium and on the Catholic doctrine of the infallibility of the Magisterium (doctrines de fide tenenda).

The Magisterium of the Church, however, teaches a doctrine to be believed as divinely revealed (first paragraph) or to be held definitively (second paragraph) with an act which is either defining or non-defining. In the case of a defining act, a truth is solemnly defined by an “ex cathedra” pronouncement by the Roman Pontiff or by the action of an ecumenical council. In the case of a non-defining act, a doctrine is taught infallibly by the ordinary and universal Magisterium of the Bishops dispersed throughout the world who are in communion with the Successor of Peter. Such a doctrine can be confirmed or reaffirmed by the Roman Pontiff, even without recourse to a solemn definition, by declaring explicitly that it belongs to the teaching of the ordinary and universal Magisterium as a truth that is divinely revealed (first paragraph) or as a truth of Catholic doctrine (second paragraph). Consequently, when there has not been a judgment on a doctrine in the solemn form of a definition, but this doctrine, belonging to the inheritance of the depositum fidei, is taught by the ordinary and universal Magisterium, which necessarily includes the Pope, such a doctrine is to be understood as having been set forth infallibly. The declaration of confirmation or reaffirmation by the Roman Pontiff in this case is not a new dogmatic definition, but a formal attestation of a truth already possessed and infallibly transmitted by the Church.

With regard to the category of “obsequium,” this refers to the ordinary teachings of the Magisterium, to which we have to give “religious submission of mind and will.” These teachings are not infallible, but the faithful must still give them an interior assent, even though it is theoretically possible that they could be changed or refined in the future.
With regard to the assent required by Humanae vitae, this is a difficult and controverted question. I would say that the fundamental moral norm taught by HV is infallible in virtue of the universal ordinary Magisterium (see LG25), by which the Church constantly taught that every use of the marital act had to remain intrinsically open to life. This infallibility does not apply to the entire encyclical, but only to the absolute moral norm formulated in n. 11:
The Church, nevertheless, in urging men to the observance of the precepts of the natural law, which it interprets by its constant doctrine, teaches that each and every marital act must of necessity retain its intrinsic relationship to the procreation of human life.
Likewise in n. 12:
This particular doctrine, often expounded by the magisterium of the Church, is based on the inseparable connection, established by God, which man on his own initiative may not break, between the unitive significance and the procreative significance which are both inherent to the marriage act.

With regard to your question about the bishops of Indonesia, the same was true in many other episcopal conferences. However, the way a group of bishops present the issue does not affect the binding value of a teaching that has already been taught infallibly or authoritatively by the universal Church. One should always seek to give the most benevolent reading to such statements.
Furthermore, even if the teaching of HV is not infallible, it still requires religious submission of mind and will, and thus one could not tell couples simply to “follow their consciences.” The faithful have the obligation to form their consciences by giving their assent to the teachings of the Magisterium. Therefore, whether or not HV is infallible, the faithful still have a grave obligation to follow the teaching of HV, and to receive it in the spirit indicated by Christ’s words to His Apostles: “He who hears you, hears Me” (Lk 10:16).
In Veritatis splendor, John Paul II discusses the error of “creative conscience,” by which one puts one’s personal conscience above the authoritative moral teachings of the Church.

Jadi kesimpulannya, pengajaran yang ditetapkan secara definitif, baik itu Credenda ataupun Tenenda, keduanya adalah infallible (tidak mungkin sesat), dan karenanya kita sebagai umat Katolik harus menaatinya. Jadi tidak ada istilah infallible atau setengah infallible, sebab begitu hal iman dan moral diajarkan secara definitif oleh Magisterium, maka itu adalah infallible. Dalam kaitannya dengan Humanae Vitae, memang yang terpenting adalah bahwa secara prinsip, Magisterium Gereja mengajarkan bahwa hubungan suami istri harus terbuka bagi kemungkinan kelahiran anak- anak, dan sesungguhnya kita sebagai umat beriman tak berhak untuk memisahkan unitive act dan pro-creative act dalam hubungan suami istri. Maka seharusnya hati nurani kita selayaknya mengikuti apa yang diajarkan oleh Magisterium ini.

http://katolisitas.org/1631/tentang-tingkatan-pengajaran-magisterium
Inter Esse Et Non Esse

Cogito Ergo Sum

Tuus Totus Ego Sum, Et Omnia Mea Tua Sunt

Extra Ecclesiam Nulla Salus

In Hoc Signo Vinces

With love,

your Yopi

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Protestan tidak anti tradisi
« Reply #74 on: September 26, 2012, 08:59:28 AM »
Berbeda cara pandangnya bro.

CMIIW, menurut katolik Alkitab itu adalah produk gereja GRK, karena itu ketika protestan menggunakan Alkitab, maka protestan dianggap memakai hasil produk GRK.

Menurut protestan, Alkitab itu adalah produk Roh Kudus. Orang2 yg menulis & mengumpulkan Alkitab, termasuk gereja, adalah orang yg bekerja dibawah Roh Kudus. Mana yg termasuk dlm Alkitab dan bukan, itu adalah pekerjaan Roh Kudus.

Jadi menurut katolik, Alkitab berada dibawah otoritas gereja, sedangkan menurut protestan, Alkitab berada dibawah otoritas Roh Kudus.
Alkitab dan kanon Alkitab adalah hasil inspirasi Roh Kudus iya no one doubt about it  :)

Tetapi kanon Alkitab dituliskan oleh Roh Kudus sepertinya absurd bro karena kenyataannya tidak demikian...

Roh Kudus membimbing para bapa Gereja untuk memutus kitab2 mana yang berwibawa...

Dan bukannya Roh Kudus membimbing para teolog2 protestan/ bapa reformasi protestan untuk menentukan kitab2 yang mana berwibawa atau tidak.

Dalam hal ini dasarnya bukan Kitab Suci tapi lagi2 ke magisterium Gereja

salam  :)
In Omnibus Caritas