Sekarang ini banyak orang yang sedikit2 ngomong Alkitabiah. Asalkan ada sedikit saja kalimat dalam Alkitab yang mendukung keinginan atau pikiran mereka lalu disebutnya Alkitabiah. Mereka enggan membanding-bandingkan dengan ayat2 lain dalam Alkitab. Bahkan kalau ada ayat yang nampak bertentangan mereka enggan mencari tahu bagaimana penafsiran sebenarnya atas ayat-ayat tersebut.
Asalkan ada di Alkitab ya itu Alkitabiah...
Bingung, para ahli teologia belajar bertahun-tahun untuk bisa menemukan makna sebenarnya suatu ayat, dan mereka dengan entengnya mengklaim suatu ayat untuk mendukung pendapat mereka dan menyebutnya Alkitabiah..?? Seakan kalau sudah distempel Alkitabiah sudah pasti benar.
Lama-lama istilah Alkitabiah kok jadi seperti dagangan murahan saja...
Nah inilah topik yang masih ada hubungannya dengan topik sola scriptura.
Pertanyaan nanti bisa dipastikan akan mengarah pada satu pertanyaan ini : "Siapa yg berhak menafsir"
Si A berkata ajaran X alkitabiah, si B berkata ajaran X tidak alkitabiah.
Siapa yg berhak mengatakan ajaran X alkitabiah atau tidak ?
Nah itu...
Mau share aja nih ya, shakes. OOT mode on.
Pada saat rapat persatuan gereja-gereja indonesia (ada katolik, reformed, presbitarian, pantekosta advent dll), perwakilan katolik mengusulkan kalau bisa perayaan natal berasama diadakan tidak lebih 10 hari setelah tanggal 25 Desember. karena itu sudah masuk ke hari perayaan raja-raja.
Wakil dari reformed langsung nyolot,.. "Lho,.. kan tidak ada di Alkitab tentang perayaan raja2 itu."
mendengar colotan itu,.. saya jadi ketawa, .. lha itu natal juga tidak ada dalam Alkitab mengapa dirayakan ...?
(padahal perwakilan dari reformed ini adalah seorang Pendeta yg pastinya mengenyam pendidikan tinggi).