Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu O Dad.
Saya rada bingung, karena saya liat bbrp butir dari 95 butir tsb - husada menyatakan sependapat. Sementara dari yang saya tangkep, justru bukankah itu "protes" dari ketidak-sependapatan Luther ? ---> dimana otomatis kan artinya ke 95 95 butir tsb tidak di-sependapati oleh pihak Gereja Katolik. Bukan begitu yah, husada ?
Saya mengerti kerisauan Odading mengetahui kesependapatan saya dengan poin tesis Martin Luther itu.
Izinkan saya sampaikan kronologis mengenai saya sajikan trit ini:
1. Di
Board Ajaran-Ajaran Kristen, pada tanggal 7 September 2012, Jenova menyajikan trit
The 95 Theses;
2. Pada lanjutan trit itu, Jenova menyajikan nama suatu
link berisikan tanggapan Katolik atas tesis-tesis tersebut;
3. Dari
ngalor-ngidul di dunia maya, Husada pernah mampir di
sarapanpagi, dan menemukan ada trit di sana dengan bahasa Indonesia bicara tentang 95 tesis Martin Luther. Spontan Husada berpikir, betapa bagusnya kalo trit yang ada di
sarapanpagi itu diurutkan dengan
The 95 Theses. Dengan demikian, Husada pikir, para pengguna bahasa Indonesia akan dengan lebih mudah mengerti;
4. Husada menyalin 95 tesis Martin Luther dari
sarapanpagi itu dan memberi komentar menurut pikiran Husada, bukan menurut Katolik yang resmi;
5. Ternyata, menurut admin Jenova, Husada salah menempatkan salinan dari
sarapanpagi itu di
board Ajaran-Ajaran Kristen, sebab,
board itu tidak membuka peluang interaksi antar partisipan, sementara saya menyisipkan pikiran-pikiran saya pada salinan dari
sarapanpagi dimaksud.
Board Ajaran-Ajaran Kristen disajikan sebagai tempat berbagai kumpulan untuk mengemukakan ajaran yang digunakan di kumpulan masing-masing;
6. Karena itu, maka trit yang berupa salinan
plus komentar saya itu, dipindahkan ke
board Diskusi Tanya Jawab.
Nah, begitu kisahnya sehingga trit ini muncul di sini.
Bagaimana kondisi yang mempengaruhi Martin Luther ketika itu sehingga dia mengajukan ke-95 tesisnya, saya tidak mendapat informasi yang kiranya dapat saya sajikan di sini. Namun, kiranya tidak berlebihan kalau disimpulkan bahwa dengan adanya protes yang dilancarkan oleh Luther, maka penyelenggaraan pelayanan oleh oknum aktivis Gereja kepada pengikut Kristus, mungkin 'dinilai semakin baik'. Singkatnya, ada perbaikan sikap oknum aktivis Gereja dalam melayani umat. Bagaimana detilnya, saya belum dapat informasi akurat, dan mohon maaf, saya tidak tertarik melacak sampai ke sana.
Yang ingin saya kemukakan melalui trit ini ialah, bahwa saya sependapat dengan beberapa poin tesis Luther. Saya menduga, andaikan saya sezaman dengan Luther, dan bila apa yang menjadi poin tesis tersebut benar terjadi, saya akan berada bersama Luther untuk poin-poin dimana saya sependapat itu. Tetapi, sebaliknya, kalau poin-poin tesis itu hanya mengada-ada, saya memilih berhadapan dengan Luther.
Jadi, saya sungguh mohon maaf kepada partisipan FIK sekalian, karena dalam hal ini saya terkesan
potong kompas, dimana saya tidak mengemukakan kondisi yang mempengaruhi Luther sehingga dia mengajukan tesis. Itu terjadi karena saya tidak menemukan bahan, dan yang menjadi pokok perhatian saya adalah ke-95 tesis itu, seperti yang telah dikemukakan oleh Jenova di
board Ajaran-ajaran Kristen.
Ketertarikan saya pada ke-95 tesis itu karena sering saya temukan ada pihak yang mempertamengkan Luther, dimana dikatakannya bahwa protesnya sebagai bagian dari protes yang pernah dilontarkan Luther. Padahal, kalau dicermati lebih seksama, nyatalah bahwa protesnya tidak termuat di 95 tesis Luther. Dengan adanya poin-poin protes Luther ini, kiranya para pihak yang
mengkambinghitamkan Martin Luther semakin sedikit.
Damai, damai, damai.