Bro PI,
Kita tidak sedang membicarakan metode Kanon tapi dari awal saya fokuskan tentang bagaimana mengukur suatu kebenaran...
Lihat posting awal anda...bahwa anda bertanya tentang seorang pribadi Paus yang diukur salah benar dengan cara hafal ayat2 Kitab Suci...
Bagaimana mungkin mengukur suatu nilai kebenaran hanya berdasarkan menghapal ayat2 Kitab Suci
contoh sudah diberikan misalkan Amrozi dkk...sekalipun dia hapal ayat2 Kitab Suci Quran tentang jihad bukan berarti pemahaman jihad mereka dengan merancang serangan bom bunuh diri itu menjadi benar kan...
Mengukur kebenaran itu bukan dari menghapal Kitab Suci bro..tapi melakukan apa yang benar menurut Kitab Suci...
Jadi klaim anda tentang hapal menghapal ayat Kitab Suci menjadi ukuran suatu nilai kebenaran adalah absurd...
salam