Musik Liturgi
adalah musik yang digunakan untuk ibadat / liturgi, mempunyai kedudukan yang integral dalam ibadat, serta mengabdi pada kepentingan ibadat. Dalam Sacrosanctom …Concilium (SC) art. 112 dikatakan: “Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”
Musik Rohani
adalah musik yang sengaja diciptakan untuk keperluan diluar ibadat liturgi, misalnya: pertemuan mudika, arisan-arisan, rekreasi, pelatihan, pentas musik rohani, rekaman, sinetron, nongkrong di café bahkan sampai dengan usaha membentuk suasana rohani di rumah (definisi lebih detail dapat dilihat di bawah: Perbandingan antara musik liturgi, musik pop rohani dan musik profan).
cukup jelas di sini bahwa Musik Rohani tidak memiliki bobot liturgis, karena tidak berhubungan erat dengan upacara ibadat, tidak mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, dengan syair yang sangat individual, Musik Rohani tidak memupuk kesatuan hati umat beriman yang sedang beribadat.
musik rohani tidak liturgis dan tidak memiliki fungsi serta kedudukan yang jelas dalam ibadat. Dengan kata lain semua lagu pop rohani / musik rohani jelas-jelas bertentangan dengan isi Konstitusi Liturgi (SC) art. 112
Lagu pop rohani memang benar mengungkapkan perasaan rohani, tetapi bukan selalu dimaksudkan untuk dipakai dalam liturgi.
Joseph Gelineau berpendapat bahwa nyanyian liturgis, baik teks dan melodinya berasal dari dan diperuntukkan bagi perayaan liturgi dan diterima oleh Gereja. Pendapat ini menekankan bahwa bukan setiap lagu rohani, walaupun dengan penyesuaian tema, selalu cocok untuk kebutuhan liturgi. Ini tidak berarti gaya pop yang disukai kaum muda sama sekali tidak punya tempat dalam perayaan liturgi kita.
Komponis gerejani memang ditantang untuk menyerasikan teks liturgi seperti kyrie dengan melodi anak muda. Kadang dipakai pula melodi sebuah lagu pop tetapi kata-kata diganti dengan teks rohani. Ini tentu sebuah penyerasian yang amat keliru. Walaupun perayaan Ekaristi untuk anak-anak atau mudika, tidak dengan sendirinya bisa dipakai lagu pop.
Bila ingin diselaraskan dengan gaya kaum muda, lagu itu harus tetap mengindahkan hakekat dan fungsi setiap nyanyian.
saya sih mikirnya; dengan sifat liturgy ekaristi yg sakral dan dasar teologis ekaristi, kayaknya tidak mungkin pas manakala di gunakan lagu-lagu bernada seperti di kharismatik. ga kebayang saja setelah konsekrasi dan penyembahan tubuh Kristus, lagu komuninya pake full band rock dan tari2 an..
kalau dalam acara2 non ibadat.. sih ok...
memang musik liturgy sudah mengalami seleksi yg sangat cermat, tentu disesuikan dengan spiritualitas misa katolik. jadi kayaknya misa katolik akan tetep sakral, hening, dan dalam. karena begitulah sifap misa katolik yg terdapat penyembahan eksplisit didalamnya. EKaristi.