memang membahas ke ilahian Yesus yang akhirnya mempunyai kuasa Tuhan lebih nyambung dengan pemahaman mistik atau sufisme dalam Islam. namun saya lebih senang membahas melalui konservatif saja aga tidak rancu dan bebas tafsir dan jatuh kedalam filsafat pikiran.
Pada dasarnya diskusi kita ini juga tidak lepas dari tafsir. Misalnya ketika Anda mengutip ayat bahwa Yesus hanya diutus kepada Israel, sementara Yesus juga bilang untuk menjadikan semua bangsa muridnya. Kemudian kita akan berusaha memahami lebih dalam, lebih kontekstual perkataan-perkataan Yesus tersebut. Beberapa hal di sini sudah masuk ke dalam tafsir. Tapi tafsir tidak semata-mata didasarkan atas pemahaman pribadi, melainkan dengan mempertimbangkan faktor ayat lain dan kontekstual (sejarah, budaya, bentukan bahasa, dll).
Dalam konteks dengan keilahian Yesus, saya sudah berikan ayatnya, salah satunya adalah doa Yesus :
Joh 17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Mungkin kita perlu diskusikan makna doa Yesus ini lebih fokus. Juga ayat ini :
Joh 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
dalam pemahaman Yesus=Firman yang manjadi penentu adalah pada ayat Yoh 1:1, sehingga makna Yesus adalah firman tegas menjadi doktrin bahwa Firman tersebut berubah menjadi daging dan bukan keseluruhan entitas Tuhan.
Saya ajak Anda mendiskusikan Yoh 17:5. Maksudnya bahwa kita berdua dan Yohanes sama-sama "menafsir" ayat tersebut. Let say bahwa Yohanes menafsir ayat Yoh 17:5, dan dituangkan dalam Yoh 1:1,14. Silakan tunjukkan tafsir keberatan Anda.
maaf bro, ketika kita tidak ambil tulisan Yohanes tersebut. makna Tafsir yang mendekati FIRMAN Tuhan adalah GELAR bukan perwujadan entitas firman. sama seperti yang Yesus katakan pada Yoh 17:8 bahwa Yesus menerima FIRMAN dan menyampaikanya SERTA mengaku hanya UTUSAN. secara YAKIN maka saya lebih VALID mempercayai ucapan Yesus dibanding penafsiran Yohanes.
Seperti ajakan saya di atas. Coba Yoh 17:5 kita pahami bersama-sama. Anggap saja kita berdua dan Yohanes posisinya sejajar untuk menafsir Yoh 17:5 tersebut.
Kira-kira apa dasar Anda mengatakan bahwa yang menjadi manusia adalah bukan Firman, tapi seluruh entitas Allah?
Yesus juga mengaku utusan, tapi tidak lantas meniadakan keberadaanNya sebagai sang Firman. Kenapa? Karena dalam diri Yesus ada bersemayam sang Firman. Jadi kalau sisi kemanusiaan Yesus disebut utusan, itu tidak masalah. Kalimatnya :
Yesus adalah utusan : benar
Yesus adalah (hanya) utusan : salah
Kenapa? Karena sebagai utusan, di dalam diriNya juga ada sang Firman.
Sekedar perbandingan saja dalam menfsir. Pendiri Gereja Orthodox Indonesia adalah mantan muslim yang masuk Kristen karena menafsir Qur'an 3:45. (
http://quran.com/3/45)
http://www.orthodoxresearchinstitute.org/articles/church_history/byantoro_indonesia.htm (paragraf The Beginning).
Contoh lain ada ucapan Yesus seperti ini :
Joh 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
Ketika Yesus disebut guru, tidak serta-merta menyatakan bahwa Dia "hanya" Guru.
adapun bawha yang dilakukan Yesus bukanlah Kun Fa Ya kun seperti Allah, namun karena IJIN Allah seperti pada ucapan Yesus sendiri bahwa apa yang di LAKUKANYA adalah atas KEHENDAK BAPA. oleh sebab itu contoh kecil dari ketidak mapuan Yesus menciptakan sesuatu disaat Yesus tidak kuasa membuat pohon ara berbuah, malah berujung pada pengutukan.
Ini tafsiran Anda, telah memasukkan pemikiran bahwa itu dengan minta ijin dari Allah. Tapi dari kalimatnya saja sudah cukup merepresentasikan akan kewibawaan Yesus sebagai sang Firman sendiri.
Penghulu Malaikat ketika memarahi Iblis saja tidak berkata se-wibawa itu :
Zec 3:2 Lalu berkatalah Malaikat Tuhan kepada Iblis itu: "Tuhan kiranya menghardik engkau, hai Iblis! Tuhan, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
Bandingkan dengan perkataan Yesus :
Mat 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Demikian pula ketika Yesus bersabda : terjadilah, tidak disertai ungkapan tersirat bahwa dia berharap atau minta ijin Allah. Bahkan sering menggunakan kalimat haqul yaqin seperti contoh saya sebelumnya.
Untuk kasus pohon ara, itu juga tafsiran Anda. Saya juga boleh menafsirkan bahwa Dia justru ingin menunjukkan kuasaNya. Lihat di ayat berikutnya, Yesus memberi contoh dalam kasus pohon ara tersebut :
Mat 21:20 Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?"
Mat 21:21 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.
Mat 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
mas bro, Al-Quran dan Yesus adalah FIRMAN Tuhan namun beda penafsiran. yang satu ide murni Tuhan yang ditulis dalam mushaf2 dan di lafadzkan tanpa campur tangan dan pikiran makhluk, sedangkan Yesus bergelar Firman Tuhan yang dimana Yesus membawa Firman Tuhan yang ucapanya sebagian merupakan berasal dari Firman Tuhan dan yang lain berasal dari ide dirinya sendiri..
Kalau menurut saya perbedaannya hanya pada benda mati (kertas Qur'an), dan Yesus adalah manusia. Selebihnya dikembalikan kepada audiens. Audiens Qur'an adalah pembaca dan penafsir. Audiens Yesus adalah para murid yang mendengarkan, dan bergaul dengan Yesus, yang akhirnya juga menulis dan menafsir dalam kasus khusus. Oleh sebab itu tidak ada istilah kitab Injil yang diturunkan. Yang ada adalah bahwa Injil sesuai makna harafiahnya adalah kabar gembira, dalam hal ini adalah peristiwa datangnya mesias / Al-Masih.
Tentang pendapat Anda bahwa Yesus mengeluarkan ideNya sendiri dan mencampuri Firman Allah, justru bertentangan dengan pendapat Anda sebelumnya bahwa Dia sebagai Utusan yang taat.
jadi tidaklah sama Yesus dan Al-Quran. sedangkan FISIK dari termuatnya Firman tersebut adalah sesuatu yang Allah tetapkan dan ciptakan sehingga firman tersebut sampai kepada makhluknya. perlakuan pada fisik tersebut adalah ETIKA seorang yang beriman dimana memperlakukan yang berasal dari MAHA SUCI maka ditempatkan yang selayaknya menggambarkan kesucian tersebut.
Yah tidak masalah kalau Anda anggap tidak sama. Namanya juga analogi.
Untuk perlakuan fisik, itu hanya penggambaran kesucian, atau memang ayat yang terdapat dalam cetakan itu suci dalam arti yang sebenarnya? Apakah akan berdosa jika menempatkan sembarangan? Apakah firman itu ciptaan?
Shalom