PAREPARE, KOMPAS.com — Thamrin (50), warga Rappang, Kabupaten Sidrap, mendatangi kantor Bank BTN Parepare bersama puluhan orang, Kamis (8/11/2012). Ia berang karena rumah miliknya dilelang oleh Bank BTN Kota Parepare tanpa sepengetahuan dirinya.
Puluhan orang di bawah pengaruh minuman beralkohol berkumpul di depan kantor Bank BTN sambil berteriak-teriak, "Bakar hidup-hidup Kepala Bank BTN."
Kejadian tersebut membuat panik pegawai Bank BTN dan langsung menutup operasional kantor lebih awal. Pada tahun 2011 lalu Thamrin mengambil pinjaman dari Bank BTN senilai Rp 120 juta. Namun, karena menunggak beberapa bulan, tanggal 31 Oktober lalu pihak bank langsung melelang rumah miliknya senilai Rp 600 juta.
"Yang saya heran, kok rumah saya sudah dilelang tanpa sepengetahuan saya. Padahal, harga rumah saya lebih tinggi dari uang yang saya pinjam," ujar Thamrin berang.
Thamrin mengaku, akhir-akhir ini ia telah membayar cicilan dengan lancar dan pihak bank sudah menyatakan akan mengembalikan rumahnya jika kreditnya lunas.
Kini, puluhan anggota keluarga Thamrin berjaga di depan kantor BTN, menunggu pegawai atau kepala bank keluar. Beruntung, para pegawai bank mendapat penjagaan ketat aparat kepolisian.
Tidak hanya itu, toko-toko di sekitar Bank BTN juga tutup karena khawatir terjadi aksi anarkistis. "Saya tutup toko karena saya melihat massa itu sudah mulai mabuk," ujar salah seorang pegawai toko Victoria yang ada di dekat kantor Bank BTN.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan dari pihak Bank BTN.
klu momod fik mabuk fik ditutup ??