Damai bagimu Epafras.
Yah, seperti Anda yang terbatas oleh waktu, saya juga demikian. Sehingga, meski banyak yang ingin saya sampaikan, tidak mungkin saya sampaikan karena ada tugas lain. Namun, ingin rasanya menyampaikan yang berikut.
KOMPOSISISiSaya salin dari
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php dikatakannya,
kom·po·si·si n 1 susunan; 2 tata susun; 3 Mus gubahan, baik instrumental maupun vokal; 4 teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yg indah dan selaras; 5 Sen integrasi warna, garis, dan bidang untuk mencapai kesatuan yg harmonis.Perhatikan poin 1 dan 2. Dikaitkan dengan komposisi Magisterium pada saat Jesus Kristus menyampaikan kompetensi mengajar melalui Mat 28:20
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman, dengan yang sekarang, tentu berbeda.
Contoh paling mudah melihat perbedaannya ialah dari segi jumlah. Mat 28:20 itu disampaikan kepada 11 orang saja, walaupun pada saat itu
pengikut Kristus bukan lagi hanya yang 11. Artinya, meski jumlah pengikut Kristus pada saat kompetensi mengajar itu disampaikan sudah lebih dari 11, ternyata kompetensi mengajar hanya disampaikan kepada yang 11. Jadi, tidak seluruh pengikut Kristus kompeten mengajar, meskipun tiap pengikut Kristus wajib menyampaikan kabar gembira Injil.
Sementara sekarang, kompetensi mengajar bukan lagi hanya pada 11 orang penerus ke-11 murid langsung Jesus Kristus itu, tetapi sudah semakin banyak, karena kabar gembira Injil sudah semakin meluas dikabarkan. Menurut pemahaman saya, pemegang kompetensi mengajar itu sudah diteruskan kepada para Kardinal. Memperhatikan kondisi sekarang ini, bahkan tidak semua Uskup memegang kompetensi mengajar. Pemegang kompetensi mengajar ialah para Kardinal yang memenuhi syarat dipilih menjadi pengganti Paus yang diwariskan turun temurun.
Nah, yang ingin saya sampaikan, komposisi pemegang kompetensi mengajar sekarang sudah berbeda dengan komposisi pemegang kompetensi mengajar ketika kompetensi mengajar tersebut disampaikan oleh Jesus Kristus kepada ke-11 muridNya. Ini bukan berarti bahwa ada perbedaan substansi ajaran, sebab yang diajarkan tetap, yaitu
segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Jesus Kristus kepada muridNya.PEMILIHAN PAUSSaat ini, posisi Paus sedang lowong karena Paus Benediktus XVI sudah mengundurkan diri dari kursi kepausan.
Pemilihan penerus kursi Petrus itu akan dilakukan, bukan dengan
ujug-ujug seperti pemilihan putera mahkota suatu kerajaan dari beberapa pangeran. Jadi, terpilihnya seorang Kardinal menjadi Paus bukan berarti Kardinal yang tidak terpilih kehilangan kompetensi mengajarnya. Dalam hal pengajajaran, seorang Paus sama dengan Kardinal lainnya, tetapi Paus dipandang memiliki sesuatu yang istimewa (-mungkin kawan-kawan lain bisa menjelaskan lebih baik-). Sama dengan ke-11 murid langsung Jesus Kristus, kewenangan mengajar yang mereka miliki adalah sama, sebab sama-sama mendapat otoritas dari Jesus Kristus. Namun, Petrus memiliki 'sedikit' keistimewaan, karena Jesus Kristus mengatakan kepadanya, "Gembalakanlah domba-dombaKu".
Yang ingin saya sampaikan, pemilihan Petrus sebagai
yang utama dari yang sama bukan berarti meninggalkan murid lainnya. Jadi kalau Epafras mengartikan bahwa Katolik mengutamakan Petrus daripada murid lainnya, itu salah. Sebab, Jesus Kristus sendiri yang memberikan 'keistimewaan' kepada Petrus. Demikian juga kepada para Paus penggantinya, bukan berarti meninggalkan Kardinal lainnya, tetapi Kardinal yang terpilih menjadi Paus diimani memiliki 'keistimewaan' seperti Petrus.
PEMISAHAN DIRIKompetensi mengajar sudah diberikan kepada ke-11 muridNya. Kalau jumlah itu dirombak oleh Jesus Kristus sendiri dengan memilih Matias menggantikan Yudas Iskariot, dan kemudian menetapkan Paulus sebagai rasul, saya kira tidak seorangpun pengikut Kristus yang protes. Mereka semua memiliki kompetensi mengajar. Kumpulan mereka tetap satu, kudus, katolik, dan apostolik. Demikian juga pada setiap orang yang menyatakan diri sekumpulan dengan mereka, itu semua merupakan bagian atau anggota dari Gereja yang satu, kudus, karolik, dan apostolik. Itulah Gereja mula-mula yang berjiarah sampai sekarang ini.
Mengingat kompetensi mengajarkan
seluruh yang diperintahkan Jesus Kristus melekat pada pribadi-pribadi mereka, sehingga masing-masing mereka dimungkinkan mendirikan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik, sebagai penerusan perintah Jesus Kristus, itu bukan berarti terjadi pemisahan diri, karena apa yang diperintahkan Jesus Kristus dipegang dan diteruskan. Jadi, baik jemaat yang di Efesus, Korintus, Galatia, dll, sepanjang bagian dari Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik, adalah satu dalam Kristus.
Bila kemudian ada dari pengikut mereka memisahkan diri dari Gereja yang satu kudus, katolik, dan apostolik, itulah yang disebut memisahkan diri. Tentu saja, para pengikut yang memisahkan diri itu berhak (dan lazimnya) mengaku sebagai pewaris ajaran Jesus Kristus. Namun, tidak dapat dipungkiri, dewasa ini sudah banyak kumpulan yang menamakan diri sebagai pengikut Kristus, padahal Jesus Kristus mengatakan bahwa Kristus akan mendirikan Gereja, bukan mendirikan jemaat-jemaat. Bagaimana mungkin logika normal menerima kalau ternyata sudah ada kumpulan yang lebih dari satu sementara Jesus Kristus mengatakan bahwa Dia akan mendirikan jemaat dan bukan jemaat-jemaat?
Pada titik ini, saya ingin menyampaikan bahwa pemisahkan diri suatu kelompok dari
Gereja Mula-mula dan Terusannya, adalah pihak yang 'merasa' mampu menerjemahkan bahwa Jesus Kristus ingin mendirikan jemaat diluar dari kumpulan yang diberikan kompetensi mengajar. Jadi, kalau sejak awal ada satu kumpulan pengikut Kristus yang hanya satu kelompok saja, tetapi di kemudian muncul kelompok-kelompok yang mengklaim diri sebagai pengikut Kristus, sementara kumpulan yang dijanjikan akan disertai Jesus Kristus sampai akhir zaman masih eksis, saya kira, kita orang-orang merdeka untuk mencermati.
Tentang, apakah seseorang berhak mengklaim diri sebagai pengikut Kristus, saya pikir di Mar 9:40 bisa dibaca,
Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Jadi, pendapat saya, jika sesorang bukan merupakan anggota dari Katolik, tetapi tidak melawan Katolik, orang itu ada di pihak Katolik. Sebaliknya juga, jika ada anggota Katolik yang tidak melawan Non Katolik, orang itu ada di pihak Non Katolik. Singkatnya, ya DAMAI, DAMAI, DAMAI.
ELIT DAN KOMUNALKisah-kisah di Injil sudah menggambarkan hal ini. Meski pengikut Kristus bukan lagi hanya yang 11 orang, tetapi kompetensi mengajar diberikan kepada 11 orang saja, ini menunjukkan memang ada kelompok elit dan komunal. Saat Perjamuan Malam, yang diikutsertakan Jesus Kristus dalam Perjamuan Malam hanya ke-12 muridNya, ini menunjukkan memang ada kelompok elit dan komunal. Pada saat Jesus Kristus memberikan makan 5000 orang, yang dilayani oleh 12 orang saja, ini menunjukkan adanya elit dan komunal. Dsb, dsb.
Baiklah, untuk sementara ini, begitu respon saya.
Damai, damai, damai.