Author Topic: Pemberkatan perkawianan  (Read 11737 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #135 on: April 06, 2013, 11:05:11 PM »
Namun,

Dikala saya mengambil posisi sebagai khalayak ramai, orang umum di jaman tsb.... DAN tidak tau menahu ttg begimana Yesus itu lahir ... ---YANG--- otomatis tentu akan ber-asumsi terjadinya event prokreasi (maap terpaksa saya gunakan) antara Bunda Maria dan Santo Yosef ---MAKA--- terlihatnya oleh saya (sebagai khyalayak ramai di jaman tsb) Bunda Maria hamil dikala Yusuf ikut sensus adalah hal yang wajar / lumrah ---SEKALIPUN--- yang saya tau disaat itu Bunda Maria dan Yusuf "baru" bertunangan ... ---KARENA--- event bertunangan di jaman saya hidup tsb adalah suatu event penge-SAH-an dimana laki dan perempuan perfectly LEGAL sebagai pasutri ---> jadi ini : tidak pura pura :).

Pertanyaannya :
Apakah SAH-nya Bunda Maria dan Santo Yosef sebagai PASUTRI di jaman tsb .... SAH juga dimata Tuhan ? ataukah kepura-pura-an mereka bertunangan ini agar mereka masih tetep layak disebut pasutri  TIDAK SAH di mata Tuhan ?

Maka kemungkinan jawabannya adalah, (saya cuma sekedar menggunakan logik, jadi bukan artinya saya tau percis kayak apa pasutri ini di mata Tuhan :)),

A. dari pov saya sebagai khalayak umum di jaman tsb :
YA, dimata Tuhan mereka SAH sebagai suami istri .... mereka tidak pura pura sebagai pasutri, mereka tidak pura pura mengadakan event pertunangan DAN buktinya toh bisa keliatan dari kehamilan Bunda Maria :).

B. dari pov saya di posisi sebagai Kristen/Katolik :
TIDAK, di mata Tuhan mereka TIDAK SAH sebagai suami istri .... mereka sedang pura pura sebagai pasutri, mereka sedang pura2 bertunangan (setelah diketahuinya Bunda Maria hamil) ... KARENA tidak terjadinya event prokreasi diantara mereka.
Please CMIIW pada point B ini :).

:)
salam.

Again, apa yang terjadi dengan St. Yoseph dan Bunda Maria tidak ada hubungannya dengan point of view Katolik mengenai 'Perkawinan'.

Dari pov hukum Yahudi pun (sekiranya diketahui khalayak ramai bahwa Bunda Maria mengandung bukan dari benih St. Yoseph) St. Yoseph dan Bunda Maria tidak lagi bisa sebagai pasangan yang bertunangan.

Dari pihak St. Yoseph (selaku seorang yang tulus hati) menyadari bahwa Bunda Maria bukan lagi miliknya setelah mengetahui Bunda Maria hamil.

Pertunangan/Betrothed/Kiddush berasal kata dari kata kadash yang artinya consecrated, set apart. Sebab dengan pertunangan dan perkawinan seorang perempuan menjadi milik khusus si suami dan terlarang untuk yang lain.

Hukum Yahudi mengenai isteri/tunangan yang tidak setia adalah:
1) menceraikan si perempuan, atau
2) tetap menerimanya namun tidak akan pernah lagi melakukan intimate relations dengannya.

St. Yoseph sadar betul bahwa Bunda Maria telah menjadi 'milik / tunangan' Roh Kudus. Sehingga apa yang dilakoni Bunda Maria dan St. Joseph selanjutnya adalah Pertunangan pura-pura. Dan rahasia itu mereka simpan baik-baik. Karena jika tersebar ke khalayak ramai bahwa Bunda Maria sebenarnya mengandung bukan oleh St. Yoseph .... maka Bunda Maria harus dirajam.

Adalah hal yang mustahil bahwa orang-orang (para penatua dan ahli taurat Yahudi) bisa menerima pembelaan: " saya enggak berjinah koq, jabang bayi di rahim saya ini adalah karena Roh Kudus"
====

Jadi menjawab pertanyaan Anda:

- Apakah pertunangan mereka sah? ===> jwb: Sah. baik di pov Allah maupun Yahudi.

Tapi selanjutnya yang mereka lakoni bukanlah sebagaiamana harusnya pasangan yang bertunangan melainkan sandiwara.... demi lahirnya Yesus Kristus tanpa harus mengorbankan BundaNya.

=====

Salam,

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #136 on: April 06, 2013, 11:18:11 PM »
Hmm.... apakah Anda berpikir bahwa saya memaksakan St Yoseph dan Bunda Maria bukanlah real pasangan suami-isteri hanya demi 'membela' pro kreasi yang ada di Katolik???  :(
duh... ya nggak juga begitu maksud saya, medice :).

Kan saya udah taro tulisan :
"Dikala saya memang mengambil posisi"

Dengan begitu, kalimat2 selanjutnya dari tulisan saya tsb adalah statement saya sendiri .... dan mestinya kan medice respondnya begini : "odading, saya pikir kamu memaksakan ungu" :D.

Selanjutnya, karena saya nggak mau dibilang medice sbg sso yg sedang memaksakan ungu :) dimana bukan maksud saya "demi membela prokreasi yang ada di Katolik", melainkan memegang pedoman yang saya terima ttg hal tsb  --- maka mungkin medice bisa tolong kasih tau, kenapa dikatakan pernikahan pura-pura ?

bagaimana "ceritanya" awal/asal usul-nya sehingga bisa dikatakan pernikahan pura-pura ? Salahkah kalo saya berpendapat spt pada post sebelumnya ?

Quote
Bagaimana mungkin? Lha wong St. Yoseph dan Bunda Maria sendiri bukanlah Katolik dan tidak pernah bertunangan/menikah secara Katolik.
Nah.... kalo begitu ... "bagaimana mungkin" bisa dikatakan itu pernikahan pura pura ? dan sejak kapan ?

Sekedar curhat, saya sebenernya cenderung meyakini pasutri tsb tidak sedang menjalankan pertunangan pura-pura ... karena imo, cinta diantara mereka bukan/tidak pura pura dan pertunangan merekapun tidak pura pura .... dan kalo boleh saya nebak2 : bagi Bunda Maria dan Santo Yosef-pun, mereka tidak berpendapat bhw mereka sedang menjalankan pertunangan/pernikahan pura pura - sekalipun tidak pernah terjadinya event prokreasi.

:)
salam.


Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #137 on: April 06, 2013, 11:30:43 PM »
Tapi di satu sisi ada yg membingungkan jg buat saya.....

Kita coba liat apa kata kitab Lukas ya.....

Luk 1:27
(27) kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Disini disebutkan bahwa Maria sudah bertunangan dgn Yusuf. Sehingga boleh kita sebut bahwa Maria telah menikah dgn Yusuf, dan diberi titel Suami dan Istri.

Tapi kemudian di ayat 34
(34) Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

Nah mungkin bro Medice bisa bantu menjelaskan mengapa Maria berkata blm bersuami, padahal sudah bertunangan dgn Yusuf...

Thanks bro.

Para Bapa Gereja menginterpretasikannya bahwa Bunda Maria sudah mengabdikan dirinya hanya kepada Tuhan.... kaul kemurnian [perawan].

Terjemahan lebih pasnya sebenarnya adalah:" Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum pernah dijamah [bersetubuh] dengan lelaki manapun?"

Jadi, masuk diakal kalau diasumsikan bahwa perikatan pertunangan yang dilakukan oleh mereka (St. Yosep dan Bunda Maria) sudah mempersyaratkan 'tanpa sex'. Sehingga pertunangan mereka memang benar 'pura-pura' atau tidak sebagaimana lazimnya.

===

Salam,

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #138 on: April 06, 2013, 11:59:23 PM »
Again, apa yang terjadi dengan St. Yoseph dan Bunda Maria tidak ada hubungannya dengan point of view Katolik mengenai 'Perkawinan'.

Dari pov hukum Yahudi pun (sekiranya diketahui khalayak ramai bahwa Bunda Maria mengandung bukan dari benih St. Yoseph) St. Yoseph dan Bunda Maria tidak lagi bisa sebagai pasangan yang bertunangan.
Saya terima dan mengerti penjelasan medice pada quote diatas :).

Quote
Dari pihak St. Yoseph (selaku seorang yang tulus hati) menyadari bahwa Bunda Maria bukan lagi miliknya setelah mengetahui Bunda Maria hamil.
Saya agak bingung dan kurang nangkep disini :).
Karena, sekalipun tidak ada event prokreasi ... (imo) Bunda Maria bagi St. Yosef adalah TRULY miliknya. Miliknya yang dia harus jaga, lindungi, hidupi, bertanggung jawab sebagai suami kepada istrinya.

IMO, tidak ada merasa sedang berpura-pura bagi St. Yosef dalam menjalankan ungu.


Quote
St. Yoseph sadar betul bahwa Bunda Maria telah menjadi 'milik / tunangan' Roh Kudus. Sehingga apa yang dilakoni Bunda Maria dan St. Joseph selanjutnya adalah Pertunangan pura-pura.
Duh... kenapa kok saya merasa "ngeganjel" ya dikala mendengar/membaca "pura-pura" ? :). Karena ...

Quote
Dan rahasia itu mereka simpan baik-baik. Karena jika tersebar ke khalayak ramai bahwa Bunda Maria sebenarnya mengandung bukan oleh St. Yoseph .... maka Bunda Maria harus dirajam.
Karena imo, memegang suatu rahasia bukan serta merta artinya berpura-pura.

Orang laen dijaman tsb boleh menuduh bhw pertunangan mereka pura pura dikala terbongkar rahasia bhw bayi Yesus bukan hasil dari event prokreasi, namun ybs sendiri (pasutri ini) imo belon tentu merasa sedang menjalankan kepura-pura-an.

Dijaman sekarang ada pasutri mandul, lalu mengadopsi anak dan merahasiakan hal ini ... bukan sertamerta artinya mereka sedang berpura-pura. Orang laen gak perlu tau ttg pengadopsian ini ataupun kemandulan mereka, tapi (imo) bukan artinya mereka merasa sedang berpura-pura.

Belakangan kerabat mereka ternyata mengetahui rahasia tsb .... terserah kerabat ini mau mengatakan bahwa pernikahan mereka pura-pura (karena ketauan ternyata anaknya bukan anak kandung hasil event prokreasi mereka sendiri) ... namun (imo) sekali lagi, belon tentu bisa dikatakan bahwa pasutri ini merasa sedang pura pura menjalankan perkawinan/pernikahan  mereka :).

Quote
- Apakah pertunangan mereka sah? ===> jwb: Sah. baik di pov Allah maupun Yahudi.
Dengan demikian, bisakah saya menarik kesimpulan :

Hanya dari pov orang2 yang TAU "urusan pribadi" pasutri maka statement pernikahan pura-pura itu "masuk" ?

atau dengan kata lain :
Hanya dari pov orang2 yang TAU bhw bayi Yesus itu dikandung tanpa event prokreasi, maka statement pernikahan pura-pura itu "masuk" ?

Quote
Tapi selanjutnya yang mereka lakoni bukanlah sebagaiamana harusnya pasangan yang bertunangan melainkan sandiwara.... demi lahirnya Yesus Kristus tanpa harus mengorbankan BundaNya.
lagi, saya merasa "ngeganjel" dikala mendengar/membaca kata sandiwara :).

Saya masih kurang ngerti, bagaimana bisa dikatakan "pura pura" ataupun "bersandiwara" pada pasutri tsb ? SEKALIPUN saya mengetahui bayi Yesus dikandung diluar event prokreasi, saya masih belon ketemu suatu alasan utk menyatakan bhw St. Yosef bersandiwara/pura pura dalam menjalankan pernikahannya dgn Bunda Maria (pernikahan/pertunangan purapura) ---- kecuali alasan/statement yang saya kemukakan pada post sebelumnya, yakni :

Quote from: odading
Dikala saya memang mengambil posisi dgn berpedoman (berpatokan) secara keKatolikan DAN karena memang sudah mengetahui jalan cerita ttg kisah Yesus lahir ... ---YANG--- otomatis, mao gak mao TAU "urusan pribadi" pasutri Bunda Maria & Santo Yosef ---> yakni tidak terjadinya event prokreasi antara mereka berdua ---DIMANA--- secara keKatolikan mengajarkan event pernikahan (SAH-nya pria&wanita sebagai pasutri) itu JUSTRU KHUSUS menyangkut ttg event penetrasi / prokreasi ---MAKA--- mao gak mao juga saya berpendapat bhw pernikahan mereka adalah pernikahan pura2

:)
salam.
« Last Edit: April 07, 2013, 12:01:28 AM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #139 on: April 07, 2013, 12:06:00 AM »
Sehingga pertunangan mereka memang benar 'pura-pura' atau tidak sebagaimana lazimnya.
kalimat bold, tidak "ngeganjel" di benak saya ... hehehe :D.

salam.

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #140 on: April 08, 2013, 02:10:25 PM »
Terjemahan lebih pasnya sebenarnya adalah:" Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum pernah dijamah [bersetubuh] dengan lelaki manapun?"
Oh cuma masalah terjemahan saja ya....
Btw, Kalo diambil dari bahasa aslinya, bunyinya seperti apa bro ?
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #141 on: April 08, 2013, 06:57:24 PM »
Oh cuma masalah terjemahan saja ya....
Btw, Kalo diambil dari bahasa aslinya, bunyinya seperti apa bro ?

Sepertinya sih masalah 'gaya bahasa' saja.

Kata yang sama di Genesis 4:1 ==> diterjemahkan "bersetubuh".

4:1 And Adam knew Eve his wife; and she conceived, and bare Cain, and said, I have gotten a man from the LORD.

4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan."

====

Oleh karenanya, kata yang sama pun di Luk 1:34 mestinya dimaknai seperti di Kej 4:1

Karena kalau dimaknai secara letterlek atau dimaknai dengan 'bersuami' menjadi tidak make sense, mengingat Bunda Maria sudah bertunangan dengan St. Yoseph.

====

saya tidak tahu bagaimana bahasa aslinya; selama ini saya mengandalkan terjemahan KJV dan DR. kalau kurang klop saya lihat lagi Vulgata [kebetulan, saya ngerti sangat sedikit bhs Latin  :blush:]. Dan menurut perasaan saya ,Vulgata, KJV, dan DR, sudah sesuai aslinya.

====

Salam,

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #142 on: April 09, 2013, 08:14:04 AM »
Oh cuma masalah terjemahan saja ya....
Btw, Kalo diambil dari bahasa aslinya, bunyinya seperti apa bro ?

Sekedar membantu saja  :) (tanpa berniat terlibat dalam diskusi soal doktrin):

Lukas 1:34

(GNT)  εἶπε δὲ Μαριὰμ πρὸς τὸν ἄγγελον· πῶς ἔσται τοῦτο, ἐπεὶ ἄνδρα οὐ γινώσκω;

(ASV)  And Mary said unto the angel, How shall this be, seeing I know not a man?

(ESV)  And Mary said to the angel, "How will this be, since I am a virgin?"

(HRB) But Mariam said to the cherub, How will this be since I do not know a man?

(IBIS)  "Tetapi saya masih perawan," kata Maria kepada malaikat itu, "bagaimana hal itu bisa terjadi?"

(ITB)  Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

(KJV)  Then said Mary unto the angel, How shall this be, seeing I know not a man?

(Vulgate)  dixit autem Maria ad angelum quomodo fiet istud quoniam virum non cognosco

Sedangkan ginosko sendiri menurut Strong dictionary, mengandung arti:

γινώσκω
ginōskō
ghin-oce'-ko
A prolonged form of a primary verb; to “know” (absolutely), in a great variety of applications and with many implications (as shown at left, with others not thus clearly expressed): - allow, be aware (of), feel, (have) known (-ledge), perceive, be resolved, can speak, be sure, understand.

Jadi, sepertinya terjemahan LAI memang kurang pas, meskipun tidak bisa dibilang keliru juga.




πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #143 on: April 09, 2013, 12:10:47 PM »
Lukas 1:34

(ASV)  And Mary said unto the angel, How shall this be, seeing I know not a man?
(HRB) But Mariam said to the cherub, How will this be since I do not know a man?
(ITB)  Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
(KJV)  Then said Mary unto the angel, How shall this be, seeing I know not a man?
Kalo saya nebaknya, kata "belum bersuami" itu ngerujuk ke pengertian bhw Bunda Maria belon diambil dari rumah ortu-nya oleh St. Yosef ---> digunakan kalimat "know not".

Matius 1 : 20
Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu

Joseph, descendant of David, do not be afraid to take Mary your wife


Saya nebaknya, yang merah diatas itu ngerujuk ke pengertian bhw St. Yosef belon mengambil Bunda Maria dari rumah ortunya (belon serumah) ---> jadi malaikat sedang meyakinkan Yusuf agar jangan takut utk ngambil literally Bunda Maria dan lalu tinggal serumah.

Quote
ginōskō
ghin-oce'-ko
A prolonged form of a primary verb; to “know” (absolutely), in a great variety of applications and with many implications (as shown at left, with others not thus clearly expressed): - allow, be aware (of), feel, (have) known (-ledge), perceive, be resolved, can speak, be sure, understand.

Saya nebaknya : Kalimat "know not" bersangkutan dgn yang bold diatas ---> to "know" absolutely ---> mencakup segalanya, termasuk hal event union.

Logiknya : (tebakan saya)
Saat malaikat bicara ke Bunda Maria tsb, dia masih tinggal dgn ortunya.
Saat malaikat bicara ke St. Yosef, dia belon serumah dgn Bunda Maria (belon diambil dari rumah ortu Bunda Maria).

di jaman tsb :
Event Pertunangan = SAH / LEGAL sbg suami dan istri namun bisa terbuka kemungkinan yang perempuan masih tetep tinggal sama ortu ---> Bunda Maria "know not" St. Yosef yet. Dikala sang suami sudah mengambil sang istri dari rumah ortu dan lalu tinggal bersama ... maka pada pov orang laen, dikala itulah event prokreasi bisa terwujud ... walau TANPA adanya pesta/perjamuan pernikahan.

Quote
Jadi, sepertinya terjemahan LAI memang kurang pas, meskipun tidak bisa dibilang keliru juga.
terjemahan LAI kalo dirujuk ke event di jaman tsb (imo) sudah pas :).
Namun karena adat-istiadat jaman sekarang sudah berbeda dgn jaman saat itu (kalo di rujuk ke kata "bertunangan" pada pengertian jaman sekarang), maka harus di akui terjemahan LAI tsb (imo) bisa terbuka kemungkinannya menjadi kurang pas :).

masuk gak yah ? hehehe :D.

salam.

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #144 on: April 09, 2013, 12:29:09 PM »
terjemahan LAI kalo dirujuk ke event di jaman tsb (imo) sudah pas :).
Namun karena adat-istiadat jaman sekarang sudah berbeda dgn jaman saat itu (kalo di rujuk ke kata "bertunangan" pada pengertian jaman sekarang), maka harus di akui terjemahan LAI tsb (imo) bisa terbuka kemungkinannya menjadi kurang pas :).

masuk gak yah ? hehehe :D.

salam.

Jaman sekarang kadang-kadang ortu membanggakan anak gadisnya dengan kata2 : "anak gadis saya itu anak baik-baik lho, dia gak pernah kenal (= tahu, know) lelaki..."
Apakah itu berarti bahwa si gadis benar2 tidak pernah bergaul, berkenalan atau berinteraksi dengan laki-laki? Tentu saja tidak.
Maksud si Ortu adalah bahwa anak gadisnya masih suci, belum pernah berhubungan atau disentuh lelaki dalam konotasi seksual.

Kalau saya kok cenderung mengartikan ginosko dalam ayat Lukan 1:34 tersebut dalam konotasi di atas, yaitu bahwa Maria masih suci belum pernah disentuh secara seksual oleh laki-laki.

Salam

πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #145 on: April 09, 2013, 01:23:46 PM »
Jaman sekarang kadang-kadang ortu membanggakan anak gadisnya dengan kata2 : "anak gadis saya itu anak baik-baik lho, dia gak pernah kenal (= tahu, know) lelaki..."
Apakah itu berarti bahwa si gadis benar2 tidak pernah bergaul, berkenalan atau berinteraksi dengan laki-laki? Tentu saja tidak.
Maksud si Ortu adalah bahwa anak gadisnya masih suci, belum pernah berhubungan atau disentuh lelaki dalam konotasi seksual.

Kalau saya kok cenderung mengartikan ginosko dalam ayat Lukan 1:34 tersebut dalam konotasi di atas, yaitu bahwa Maria masih suci belum pernah disentuh secara seksual oleh laki-laki.

Salam


Saya sangat setuju dengan pendapat Mod Shakes diatas ...


 :afro:
Jaman sekarang kadang-kadang ortu membanggakan anak gadisnya dengan kata2 : "anak gadis saya itu anak baik-baik lho, dia gak pernah kenal (= tahu, know) lelaki..."
Apakah itu berarti bahwa si gadis benar2 tidak pernah bergaul, berkenalan atau berinteraksi dengan laki-laki? Tentu saja tidak.
Maksud si Ortu adalah bahwa anak gadisnya masih suci, belum pernah berhubungan atau disentuh lelaki dalam konotasi seksual.

Kalau saya kok cenderung mengartikan ginosko dalam ayat Lukan 1:34 tersebut dalam konotasi di atas, yaitu bahwa Maria masih suci belum pernah disentuh secara seksual oleh laki-laki.

Salam


Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #146 on: April 09, 2013, 02:14:26 PM »
Kalau saya kok cenderung mengartikan ginosko dalam ayat Lukan 1:34 tersebut dalam konotasi di atas, yaitu bahwa Maria masih suci belum pernah disentuh secara seksual oleh laki-laki.
Ya sependapat ... :).

Namun kalo menurut saya, kata "ginosko" dari keterangan artinya berdasarkan post dari shakes, itu cenderung artinya secara general ---bukan hanya berfokus ke hal seksual saja--- :) ---> to "know" absolutely.

ginōskō
ghin-oce'-ko
A prolonged form of a primary verb; to “know” (absolutely), in a great variety of applications and with many implications (as shown at left, with others not thus clearly expressed): - allow, be aware (of), feel, (have) known (-ledge), perceive, be resolved, can speak, be sure, understand.

Kalimat : "anak saya belon tau laki2" di jaman sekarang memang ---saya akui--- cenderung dimengertikan ke ttg hal seksual saja ... namun (imo) masih terbuka kemungkinan bhw maksud dari kalimat tsb adalah in a great variety of applications and with many implications : anak si ibu ini belon pernah pacaran, belon tau benar ttg hubungan (tidak ngerujuk ke hubungan sex) dgn laki laki, belon mengerti ttg jiwa laki laki, belon pernah berdua-dua-an hanya dgn laki2 DAN bisa juga termasuk belon tau/pernah berhubungan sex dgn laki2.

IMO ...setidaknya bagi saya.... agak terasa janggal seorang ibu sedang menekankan ke lawan bicaranya bahwa anaknya (yang jelas2 belon kawin/menikah) tsb belum pernah melakukan hubungan sex dengan laki2 dengan membuat statement "anak saya belon tau laki2" :D.

Saya rasa bahkan dalam persahabatan, kadang bisa terjadi : sso masih belon/tidak tau ---not "know" absolutely--- ttg sahabatnya dikala ybs belon pernah literally bersama2 menjalani kehidupan selama beberapa waktu lamanya. Ada yang pernah ngalamin ? Setelah misal selagi kemping bersama selama 1 minggu - dari situ "baru tau" lebih jauh ttg sahabatmu ? :).

salam.
« Last Edit: April 09, 2013, 02:19:35 PM by odading »

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #147 on: April 09, 2013, 02:38:22 PM »

ginōskō
ghin-oce'-ko
A prolonged form of a primary verb; to “know” (absolutely), in a great variety of applications and with many implications (as shown at left, with others not thus clearly expressed): - allow, be aware (of), feel, (have) known (-ledge), perceive, be resolved, can speak, be sure, understand.

Kalimat : "anak saya belon tau laki2" di jaman sekarang memang ---saya akui--- cenderung dimengertikan ke ttg hal seksual saja ... namun (imo) masih terbuka kemungkinan bhw maksud dari kalimat tsb adalah in a great variety of applications and with many implications : anak si ibu ini belon pernah pacaran, belon tau benar ttg hubungan (tidak ngerujuk ke hubungan sex) dgn laki laki, belon mengerti ttg jiwa laki laki, belon pernah berdua-dua-an hanya dgn laki2 DAN bisa juga termasuk belon tau/pernah berhubungan sex dgn laki2.

IMO ...setidaknya bagi saya.... agak terasa janggal seorang ibu sedang menekankan ke lawan bicaranya bahwa anaknya (yang jelas2 belon kawin/menikah) tsb belum pernah melakukan hubungan sex dengan laki2 dengan membuat statement "anak saya belon tau laki2" :D.

Saya rasa bahkan dalam persahabatan, kadang bisa terjadi : sso masih belon/tidak tau ---not "know" absolutely--- ttg sahabatnya dikala ybs belon pernah literally bersama2 menjalani kehidupan selama beberapa waktu lamanya. Ada yang pernah ngalamin ? Setelah misal selagi kemping bersama selama 1 minggu - dari situ "baru tau" lebih jauh ttg sahabatmu ? :).


Saya sependapat bahwa ginosko bisa memiliki arti yang lebih luas. Dalam konteks contoh yang disampaikan Oda mengenai si sahabat, sebenarnya pemakaian kata ginosko juga bisa dipakai. Misalkan dalam ungkapan "aku sebenarnya tidak terlalu mengenal  (ginosko) sahabatku."

Tetapi dalam konteks Maria, jelas penekanan bahwa Maria tidak pernah tahu/mengenal (ginosko) laki-laki berhubungan erat dengan penekanan bahwa bayi yang akan dilahirkan Maria adalah bayi yang berasal dari Roh Kudus, bukan bayi yang dilahirkan sebagai akibat dari tindakan seksual.
Di sinilah makanya Maria mengatakan (dalam bahasa saya): "bagaimana mungkin saya punya anak, lha wong senggol2an sama lelaki saja belum pernah?" Jelas bahwa yangf dibicarakan di sini adalah konotasi seksual karena berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran bayi.
Dalam hal ini Alkitab ingin menegaskan bahwa Maria masih suci, belum pernah berinteraksi (seksual) dengan laki-laki lain, termasuk Yusuf tunangannya.   :nod:

IMO ...setidaknya bagi saya.... agak terasa janggal seorang ibu sedang menekankan ke lawan bicaranya bahwa anaknya (yang jelas2 belon kawin/menikah) tsb belum pernah melakukan hubungan sex dengan laki2 dengan membuat statement "anak saya belon tau laki2" :D.


Istilah "belon tau laki-laki" yang berkonotasi seksual tidak selalu harus berkaitan dengan hubungan intim/seks loh, mungkin sekedar sentuhan, pelukan, ciuman, atau cumbuan yang banyak dilakukan anak muda jaman sekarang.
Jadi menurut saya seorang ibu mengatakan hal di atas tidak janggal, karena ingin menekankan bahwa anak gadisnya adalah anak baik-baik, tidak terkontaminasi dengan pergaulan anak muda jaman sekarang.
Dan biasanya kata2 seperti di atas terucap dalam rangka cari2 mantu yang baik, karena anak gadis yang masih perawan/suci tentu akan menaikkan "harga"nya ketika nyari-nyari mantu...  :grining:


Salam
« Last Edit: April 09, 2013, 02:47:34 PM by Shakespeare »
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #148 on: April 09, 2013, 02:57:35 PM »
@Bro Medice & Mod shakes.

Ok bro.., thanks atas penjelasannya...
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #149 on: April 09, 2013, 03:12:45 PM »
@Bro Medice & Mod shakes.

Ok bro.., thanks atas penjelasannya...

Sama-sama bro  :afro:
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ