Again, apa yang terjadi dengan St. Yoseph dan Bunda Maria tidak ada hubungannya dengan point of view Katolik mengenai 'Perkawinan'.
Dari pov hukum Yahudi pun (sekiranya diketahui khalayak ramai bahwa Bunda Maria mengandung bukan dari benih St. Yoseph) St. Yoseph dan Bunda Maria tidak lagi bisa sebagai pasangan yang bertunangan.
Saya terima dan mengerti penjelasan medice pada quote diatas
.
Dari pihak St. Yoseph (selaku seorang yang tulus hati) menyadari bahwa Bunda Maria bukan lagi miliknya setelah mengetahui Bunda Maria hamil.
Saya agak bingung dan kurang nangkep disini
.
Karena,
sekalipun tidak ada event prokreasi ... (imo) Bunda Maria bagi St. Yosef adalah
TRULY miliknya.
Miliknya yang dia harus jaga, lindungi, hidupi, bertanggung jawab sebagai suami kepada istrinya.IMO, tidak ada
merasa sedang berpura-pura bagi St. Yosef dalam menjalankan ungu.
St. Yoseph sadar betul bahwa Bunda Maria telah menjadi 'milik / tunangan' Roh Kudus. Sehingga apa yang dilakoni Bunda Maria dan St. Joseph selanjutnya adalah Pertunangan pura-pura.
Duh... kenapa kok saya merasa "ngeganjel" ya dikala mendengar/membaca "pura-pura" ?
. Karena ...
Dan rahasia itu mereka simpan baik-baik. Karena jika tersebar ke khalayak ramai bahwa Bunda Maria sebenarnya mengandung bukan oleh St. Yoseph .... maka Bunda Maria harus dirajam.
Karena imo, memegang suatu rahasia bukan serta merta artinya berpura-pura.
Orang laen dijaman tsb boleh menuduh bhw pertunangan mereka pura pura dikala terbongkar rahasia bhw bayi Yesus bukan hasil dari event prokreasi, namun ybs sendiri (pasutri ini) imo belon tentu merasa sedang menjalankan kepura-pura-an.
Dijaman sekarang ada pasutri mandul, lalu mengadopsi anak dan merahasiakan hal ini ... bukan sertamerta artinya mereka sedang berpura-pura. Orang laen gak perlu tau ttg pengadopsian ini ataupun kemandulan mereka, tapi (imo) bukan artinya mereka merasa sedang berpura-pura.
Belakangan kerabat mereka ternyata mengetahui rahasia tsb .... terserah kerabat ini mau mengatakan bahwa pernikahan mereka pura-pura
(karena ketauan ternyata anaknya bukan anak kandung hasil event prokreasi mereka sendiri) ... namun (imo)
sekali lagi, belon tentu bisa dikatakan bahwa pasutri ini merasa sedang pura pura menjalankan perkawinan/pernikahan mereka
.
- Apakah pertunangan mereka sah? ===> jwb: Sah. baik di pov Allah maupun Yahudi.
Dengan demikian, bisakah saya menarik kesimpulan :
Hanya dari
pov orang2 yang TAU "urusan pribadi" pasutri maka statement pernikahan pura-pura itu "masuk" ?
atau dengan kata lain :
Hanya dari
pov orang2 yang TAU bhw bayi Yesus itu dikandung tanpa event prokreasi, maka statement pernikahan pura-pura itu "masuk" ?
Tapi selanjutnya yang mereka lakoni bukanlah sebagaiamana harusnya pasangan yang bertunangan melainkan sandiwara.... demi lahirnya Yesus Kristus tanpa harus mengorbankan BundaNya.
lagi, saya merasa "ngeganjel" dikala mendengar/membaca kata
sandiwara .
Saya masih kurang ngerti, bagaimana bisa dikatakan "pura pura" ataupun "bersandiwara" pada pasutri tsb ?
SEKALIPUN saya mengetahui bayi Yesus dikandung diluar event prokreasi, saya masih belon ketemu suatu alasan utk menyatakan bhw St. Yosef bersandiwara/pura pura dalam menjalankan pernikahannya dgn Bunda Maria (pernikahan/pertunangan purapura) ---- kecuali alasan/statement yang saya kemukakan pada post sebelumnya, yakni :
Dikala saya memang mengambil posisi dgn berpedoman (berpatokan) secara keKatolikan DAN karena memang sudah mengetahui jalan cerita ttg kisah Yesus lahir ... ---YANG--- otomatis, mao gak mao TAU "urusan pribadi" pasutri Bunda Maria & Santo Yosef ---> yakni tidak terjadinya event prokreasi antara mereka berdua ---DIMANA--- secara keKatolikan mengajarkan event pernikahan (SAH-nya pria&wanita sebagai pasutri) itu JUSTRU KHUSUS menyangkut ttg event penetrasi / prokreasi ---MAKA--- mao gak mao juga saya berpendapat bhw pernikahan mereka adalah pernikahan pura2
salam.