Btw tolong bro oDad jelaskan bagaimana cara Allah menciptakan batu yang demikian itu dan kenapa tidak bisa diangkatnya ??
gampang Oom ...
kalo kita percaya Yesus Allah yang telah mati dan bangkit kembali, kenapa nggak bisa percaya Allah yang nggak kuat angkat batu ciptaanNYA dan dalam sekejap batu tsb dihancurkanNYA ?
.
Tidak selamanya ke maha tahuan bisa berjalan sejajar dengan ke maha-bisaan
Makanya (imo) saya cenderung mengertikan keMAHA-an Allah itu ibarat manusia super-sakti
.
Kalo seorang manusia ---mr.X--- disebut maha-bisa, ya tentu mr.X bisa juga memisah-misahkan kebisa-annya tsb.
TAHU segalanya adl salah satu dari ke-bisa-an mr.X
BerADA disegala tempat adl salah satu dari ke-bisa-an mr.X
BISA ya tentu mr.X bisa memisahkan kapan dia Tahu dan kapan dia berAda ... nggak perlu juga "terpaksa" keduanya (Tahu dan Ada) mao gak mao selalu berbarengan
.
Bukankah Allah di KS memang di personifikasi ?
Mengapa di personifikasi ?
Supaya manusia bisa paham.
Sampai sejauh mana pemahaman manusia ini ?
Sampai sejauh manusia bisa memahaminya.
Lalu salahkah manusia kalo memahami manusia secara manusia ?
IMO seyogyanya gak salah, karena kembali lagi ke pertanyaan pertama... :
Lah ? bukankah Allah di KS di personifikasi ? .
salam.