Pertanyaan saya:
- Apakah memang diijin kan seorang Romo (Pastur Katolik) memberikan tumpang tangan pada penahbisan Pendeta?
- Jika diijinkan, apakah tumpang tangan tersebut sah di mata Gereja Katolik?
- dari sudut Gereja Katolik apa nilai tumpang tangan tersebut?
Mohon rekan2 Katolik bisa memberikan pencerahan atas rasa penasaran saya
Dan please, saya harap ini menjadi ajang diskusi yang baik dan beradab. Yang berniat debat kusir, silakan ke trit lain saja.
Menurut pikiran saya, seorang pastor (secara pribadi) tidak dilarang untuk mendoakan siapapun, termasuk seorang Pendeta yang baru ditahbis. Itu seperti mendoakan agar kebaikan selalu menyertai si Pendeta tertahbis, dan agar si Pendeta setia janji pada Tuhan.
Ngomong-ngomong, ketika itu Shakespeare saksikan, si pastor itu tidak memakai busana keimaman, kan? Dia berhadir di acara itu adalah sebagai pribadi, yang sedang tidak menjalankan fungsi keimamannya. Jadi, pun kalau si pator ikut tumpang tangan kepada Pendeta tertahbis itu, itu merupakan wujud doa, bukan pelantikan oleh pastor. Dan seperti Ond32 sampaikan, seorang pastor tidak kompeten menahbiskan imam. Seorang pastor, memadai dan kompeten menahbiskan kepanitiaan misalnya panitia perayaan paskah, atau susunan organisasi Dewan Paroki, dll, tetapi tidak kompeten menahbiskan imam.
Sah tidaknya tumpang tangan, bila dilakukan atas nama pribadi, itu adalah sah atas nama pribadi, bukan atas nama institusi. Sama halnya ketika kita menepuk-nepuk bahu seorang teman untuk membesarkan hatinya, apakah itu berhasil membesarkan hati teman itu atau tidak, itu tergantung pada penerimaan teman yang kita tepuk bahunya. Tepukan itu ikhlas kita berikan, namun apakah maksudnya tersampaikan atau tidak, itu soal lain.
Jadi, dalam hal penahbisan itu, nilai dari tumpang tangan itu, menurut saya, adalah ikut serta mendoakan, semoga si tertahbis setia pada janjinya kepada Tuhan yang dinyatakan di depan khalayak. Tumpang tangan oleh si pastor itu adalah secara pribadi, bukti fisiknya tampak dari bahwa si pator tidak memakai busana keimaman ketika menumpangkan tangan.
Damai, damai, damai.