Author Topic: sexual desire VS sexual pleasure ?  (Read 16410 times)

0 Members and 16 Guests are viewing this topic.

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #45 on: April 02, 2013, 02:32:36 PM »
:deal: :deal:
Setuju.
Selama dilakukan oleh PASUTRI.

Tuhan Yesuys memberkati

Han
Lho ??  Om setuju pasutri menggunakan kontrasepsi ??
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #46 on: April 02, 2013, 02:43:31 PM »
bro Odading,

sepertinya bro Odading bisa melihat contoh Abraham dan Sara dimana Sara sudah divonis mandul secara umur, akan tetapi mereka berdua tetap terbuka terhadap prokreasi dan Allah akhirnya mengabulkan doa mereka berdua...

salam  :)
Pertanyaannya :
Sara memang sudah duluan hamil (sudah ada tumbuh janin) namun tidak dia sadari ---- belakangan barulah malaikat memberi tahu hal tsb ? (peristiwa natural)

ataukah
Sara memang sama sekali sudah gak bisa hamil --- dan setelah malaikat memberi tahu hal tsb, barulah tumbuh janin di tubuh Sara ? (peristiwa keajaiban)

Dan karena Leo menggunakan contoh Abraham+Sara ... maka saya "lari" lagi ke pendapat bhw :
kalimat "open to the procreation of children" fokusnya adalah point B (intensi/rencana/tujuan/keinginan) ---- sementara hasil diskusi saya dgn phooey adalah point A ---> tidak berfokus / amat sangat mementingkan pada tujuan/rencana/intensi, dlsb .... pokoknya ADA event prokreasi DAN prorekreasi yang terjadi dikala event penetrasi.

Kayaknya saya "perlu" satu panduan baku,
kalimat ungu itu ngerujuk ke point A ataupun point B ? :)

Mudah2an gak terlalu me-"muyeng"-kan teman2 atas pertanyaan2 saya ini ... :D.

salam.

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #47 on: April 02, 2013, 03:00:03 PM »
Pertanyaannya :
Sara memang sudah duluan hamil (sudah ada tumbuh janin) namun tidak dia sadari ---- belakangan barulah malaikat memberi tahu hal tsb ? (peristiwa natural)

ataukah
Sara memang sama sekali sudah gak bisa hamil --- dan setelah malaikat memberi tahu hal tsb, barulah tumbuh janin di tubuh Sara ? (peristiwa keajaiban)

sepertinya yang ke dua bro odading
kej 11:30
Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak

Quote
Dan karena Leo menggunakan contoh Abraham+Sara ... maka saya "lari" lagi ke pendapat bhw :
kalimat "open to the procreation of children" fokusnya adalah point B (intensi/rencana/tujuan/keinginan) ---- sementara hasil diskusi saya dgn phooey adalah point A ---> tidak berfokus / amat sangat mementingkan pada tujuan/rencana/intensi, dlsb .... pokoknya ADA event prokreasi DAN prorekreasi yang terjadi dikala event penetrasi.

Kayaknya saya "perlu" satu panduan baku,
kalimat ungu itu ngerujuk ke point A ataupun point B ? :)

Mudah2an gak terlalu me-"muyeng"-kan teman2 atas pertanyaan2 saya ini ... :D.

salam.
saya sependapat dengan bro John dan bro Phooey terbuka terhadap prokreasi.
Pleasure tidak dilarang sepanjang terbuka terhadap prokreasi.

salam :)
In Omnibus Caritas

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #48 on: April 02, 2013, 03:19:30 PM »
sepertinya yang ke dua bro odading
kej 11:30
Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak
Dengan demikian, dengan tertawa-nya Sara tsb ... tidak-kah memang bisa menuntun ke pengertian (setidaknya bagi saya) bahwa dikala terjadinya union mereka berdua di umur setua itu : bukan lagi prokreasi ... melainkan HANYA rekreasi (SP) yang menjadi tujuan pasutri tsb ? :).

Quote
saya sependapat dengan bro John dan bro Phooey terbuka terhadap prokreasi.
Pleasure tidak dilarang sepanjang terbuka terhadap prokreasi.
Dari kalimat yg bold, bisa/bolehkah saya mengambil kesimpulan :

Pada keKristenan (and or keKatolikan) :
SP (klimaks/ejakulasi/orgasme) DILARANG diluar penetrasi sekalipun pada pasutri?

makasih atas masukan2 Leo.

:)
salam.

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #49 on: April 02, 2013, 03:32:18 PM »
Dengan demikian, dengan tertawa-nya Sara tsb ... tidak-kah memang bisa menuntun ke pengertian (setidaknya bagi saya) bahwa dikala terjadinya union mereka berdua di umur setua itu : bukan lagi prokreasi ... melainkan HANYA rekreasi (SP) yang menjadi tujuan pasutri tsb ? :).
Union mereka menurut saya tetap prokreasi karena mereka terbuka pada karya Allah untuk prokreasi walaupun secara kodrat manusia hal itu tidak mungkin karena Sara telah berumur.

Quote

Dari kalimat yg bold, bisa/bolehkah saya mengambil kesimpulan :

Pada keKristenan (and or keKatolikan) :
SP (klimaks/ejakulasi/orgasme) DILARANG diluar penetrasi sekalipun pada pasutri?

makasih atas masukan2 Leo.

:)
salam.
sepertinya begitu bro karena dalam kitab kejadian perbuatan Onan dianggap jahat oleh Allah karena pada dasarnya Onan tidak terbuka pada prokreatif.

salam  :)
In Omnibus Caritas

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #50 on: April 02, 2013, 03:49:52 PM »
ya begitu maksud saya phooey... yang bold itu kan bisa disimpulkan :

"open to the procreation of children"
tidak berfokus pada intensi/tujuan/rencana dlsb ... pokok SP (klimaks/orgasme/ejakulasi) terjadi di event penetrasi :).

Nah sekarang saya bisa maju sedikit.... :).

Pertanyaan selanjutnya :
SP-nya siapa ? pihak laki2 saja ? pihak perempuan saja ? tentu keduanya, kaan :).

Phooey tentu tau juga kaan... bhw klimaks pada wanita terbuka kemungkinan-nya tidak terjadi di saat event penetrasi dikala lelakinya "kelar" duluan ? (misal, kecepetan atopun yang mengalami ejakulasi dini).

DAN,
tetep terbuka kemungkinan pula,
sang istri telah mencapai SP - namun sang suami gak "kelar2" juga :).

Nah, apakah problema xxx tsb, BOLEH/BISA di "pecahkan" secara kompromi ?
Misal, setelah event penetrasi finish (terminasi), dilanjutkan dgn teknik/variasi lain agar salah satu pasangan yang belon "kelar" tsb akhirnya juga mencapai SP ?

Yang saya tau, NggakBoleh di "pecahkan" secara kompromi.

Ibarat si malakama bagi pasutri yang taat pada "aturan" ini :
Karena "sifat dasar" dari penetrasi adalah DUA yg gak terpisahkan : prokreasi DAN prorekreasi, ---dgn adanya problema xxx tsb--- maka kemungkinan cuma terpenuhi oleh salah satu dari pasangan tsb.

Kalo dilanjutin secara kompromi (agar keduanya memenuhi syarat prokreasi DAN prorekreasi) --- maka artinya mereka melanggar larangan "kelar" (mencapai SP/klimaks/orgasme) diluar penetrasi.

Bagaimana "pemecahan" dari kasus ini, phooey ?

:)
salam.


Yang lain2 sudah dijawab oleh Mod Leonardo.

Mengenai pertanyaan Bro Oda diatas, sebenarnya enggak bisa dipahami secara teoritis saja.   :think:


Teori dan praktek harus berjalan bersamaan ....... jadi sebelum dilanjut .... Bro Oda sudah punya pasangan belum   :rofl:


Hayooo dijawab dulu ..............    :giggle:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #51 on: April 02, 2013, 03:58:31 PM »


Pro Rekreasi dalam arti tidak melakukan pemaksaan terhadap pasangannya.
Jadi pelaksanaan tersebut dinikmati oleh kedua belah pihak.
Tidak harus "selesainya" dalam waktu bersamaan.


 :swt:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #52 on: April 02, 2013, 04:04:04 PM »
Union mereka menurut saya tetap prokreasi karena mereka terbuka pada karya Allah untuk prokreasi
Baiklah Leo....
Sesuai dgn pertanyaan pada awal thread .... kalo hal ini kita sangkut-pautin dgn SP pasutri ....

Quote from: odading
Di keKristenan,
dalam lingkup hubungan suami-istri, apakah sexual-desire antara pasutri bisa/boleh diwujudkan melalui persetubuhan (penetrasi) dgn istri dengan tujuan  menghasilkan sexual-pleasure DAN belon tentu prokreasi ?

Jadi jawabannya adalah bisa/boleh... karena union mereka (persetubuhan/penetrasi) mereka terbuka pada karya Allah untuk prokreasi.

Kalo Leo sempet, mungkin bisa tolong baca "problema xxx pada pasutri" yang saya tanyakan kepada phooey ... :).

Makasih atas masukan2 Leo.

:)
salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #53 on: April 02, 2013, 04:20:19 PM »
Bro Oda sudah punya pasangan belum   :rofl:

Hayooo dijawab dulu ..............    :giggle:
idiiiihh... phooey kok penasaran ya ?
ama yang ini udah 2 x nanya ke saya loh :D. Yang pertama sengaja saya gak jawab .... dan tentu yang ini juga gak akan saya jawab ... wkwkwk  :dance: ...

mao tau aja deh ...  :oot: 
:giggle:

Pro Rekreasi dalam arti tidak melakukan pemaksaan terhadap pasangannya.
Jadi pelaksanaan tersebut dinikmati oleh kedua belah pihak.
Tidak harus "selesainya" dalam waktu bersamaan.
maksud saya disini bukan ttg waktu yang bersamaan ato nggak bersamaan, phooey.

Sebagai ilustrasi, misal :
Sementara sang istri belon "nyampe" namun sang suami sudah EjakulitaDina di event penetrasi ... kemungkinan terbesar yang terjadi kan event penetrasi tsb terminated ... maka ini kan bisa berarti si istri belon mencapai SP ... padahal kan ketentuannya : "dinikmati oleh kedua belah pihak".

Maka pertanyaanya, di keKristenan :
Apakah sang suami boleh/bisa "menyampaikan" SP yg belon terwujud pada istrinya pada event SELAIN event penetrasi ?

vice-versa

Apakah sang istri boleh/bisa "menyampaikan" SP yg belon terwujud pada suami-nya pada event SELAIN event penetrasi ?

Yang saya tangkep ... "aturan maen"nya (ajarannya) di keKristenan : TidakBoleh / TidakBisa.

:)
salam.
PS : btw, ampir teng-go yah phooey ? :D
« Last Edit: April 02, 2013, 04:22:45 PM by odading »

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #54 on: April 02, 2013, 04:33:31 PM »
idiiiihh... phooey kok penasaran ya ?
ama yang ini udah 2 x nanya ke saya loh :D. Yang pertama sengaja saya gak jawab .... dan tentu yang ini juga gak akan saya jawab ... wkwkwk  :dance: ...

mao tau aja deh ...  :oot: 
:giggle:


Karena tanpa praktek .... susah memahaminya.
Saya ibaratkan : Seseorang tidak pernah minum sprite, sampai kapanpun ia tidak dapat memahami rasa sprite walaupun dideskripsikan bahwa sprite rasanya manis dan mengandung soda.

 :walkman:


Quote
maksud saya disini bukan ttg waktu yang bersamaan ato nggak bersamaan, phooey.

Sebagai ilustrasi, misal :
Sementara sang istri belon "nyampe" namun sang suami sudah EjakulitaDina di event penetrasi ... kemungkinan terbesar yang terjadi kan event penetrasi tsb terminated ... maka ini kan bisa berarti si istri belon mencapai SP ... padahal kan ketentuannya : "dinikmati oleh kedua belah pihak".

Maka pertanyaanya, di keKristenan :
Apakah sang suami boleh/bisa "menyampaikan" SP yg belon terwujud pada istrinya pada event SELAIN event penetrasi ?

vice-versa

Apakah sang istri boleh/bisa "menyampaikan" SP yg belon terwujud pada suami-nya pada event SELAIN event penetrasi ?

Yang saya tangkep ... "aturan maen"nya (ajarannya) di keKristenan : TidakBoleh / TidakBisa.

:)
salam.
PS : btw, ampir teng-go yah phooey ? :D

Kembali mengenai Sexual Pleasure.
Saya ibaratkan suami dan istri menikmati dua gelas berisi sprite.
Keduanya menikmati rasa manis sprite berikut sodanya.
Setelah 5 menit ternyata sang suami sudah menghabiskan sprite digelas tersebut, sedangkan sang istri baru menghabiskan setengah gelas sprite miliknya. Dan semua gelas diambil kembali oleh sang pelayan.

Yaaa ..... sang istri walaupun hanya meminum 1/2 gelas .... tetapi ia telah menikmati rasa sprite berikut sodanya dong.   :ballspin:


Tapi kembali lagi, selama belum meminum sprite .... enggak bakalan seseorang mengetahui sensasi rasa sprite tersebut.    :rofl:



Yup .... siap2 tenggg gggooooo
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #55 on: April 02, 2013, 05:09:46 PM »
wah... saya gak pernah main2 ke daerah sini.. ternyata ada topik menarik ya... ehehe...

kalo nyerempet2 gini, baru 3 hari udah mencapai 4 pages ya... ehehe...

ikutan yak....


Maapken kalau saya juga bermaksud menyampaikan posisi awal saya, yaitu:
imho, Alkitab BUKANLAH Ensiklopedia apalagi S.O.P (termasuk dalam bidang hubungan seksual), melainkan adalah Guidance.

Berpijak dari situ, maka pendapat saya tentang sexual pleasure:

1. mas Phooey menganggap bahwa Sensasi yang ditimbulkan akibat friksi genitalia saat penetrasi: SUDAH termasuk Kategori S.P.
bahkan, i would guess that proses-proses yang terjadi sebelumnya (foreplay, dirty talk, cunnilingus & lawannya, atau kegiatan lainnya) menurut mas Phooey juga SUDAH tmsk kategori S.P.

2. mas Oda menganggap bahwa S.P. adalah satu episode yang di-kulminasi dengan tercapai Orgasme / Ejakulasi oleh KeDUA BELAH PIHAK...
yang, i would guess, justru bisa jadi TIDAK SELALU sbg akibat Friksi Genitalia SEMATA-MATA.. ehehe...

Btw, saya sendiri cenderung ke mas Oda sih...


soalnya, kalau tadi pake contoh sprite... ijinkan saya pake contoh Buang Air Kecil...
Kalau ibarat suami B.A.K sudah sampai tuntas & kandung kemihnya sudah kosong... --> maka si suami SUDAH melakukan B.A.K
nah.. kalau si istri B.A.K sudah keluar tapi baru SETENGAH JALAN dan berhenti --> maka apakah bisa dibilang bahwa si ISTRI juga SUDAH melakukan B.A.K ? --> padahal mungkin masih setengah kebelet?


Next..
sehubungan dengan Alkitab yg BUKAN sebagai S.O.P...
JIKA Saya menganggap Alkitab ADALAH S.O.P, tentu saya memilih untuk HANYA MELAKUKAN KEGIATAN SEKSUAL yang TERTULIS DI Alkitab SAJA.. dan menganggap Kegiatan Seksual yang TIDAK TERTULIS di Alkitab itu berarti TIDAK SESUAI atau SALAH....
tapi.. saya TIDAK berpandangan demikian.. ehehe...

Tentang pro creation:

a. Manusia sbg mahluk yg lebih advance drpd hewan --> maka Seks dapat dimaknai TIDAK SEKEDAR sebagai SARANA PRODUKSI ANAK

b. Kegiatan Seksual juga merupakan bentuk KOMUNIKASI non-VERBAL yang sangat efektif lho....
    ehehe... jadi malu... coba deh...
    suami-istri habis berantem hebat --> coba dilanjutkan dengan sesi bobo-bobo-an... pasti jauh lebih HOT lho.. ehehe...

c. Creation adalah Salah Satu RESULTAN dari Hasil PROSES KOMUNIKASI nonVerbal yang INTIM (atau disebut Cinta barangkali?)...
    sehingga anak sering disebut sebagai BUAH CINTA..

d. Kalau kegiatan Seksual SEMATA-MATA bertujuan Pro-CREATION, tetapi TANPA MEMPERDULIKAN aspek komunikasi, psikologis & pleasure... maka saya ragu bahwa itu adalah kehidupan SUAMI ISTRI yang SEHAT...
    (i) dan bukankah kegiatan itu mirip dgn INSTING HEWANI untuk ber-REPRODUKSI semata?
    (ii) bila di Alkitab seolah-olah meng-ilustrasi-kan demikian, barangkali hal tsb harus dimaknai sesuai dengan KONDISI SOSIAL dan BUDAYA setempat pada waktu itu, dimana BELUM ada orang PACARAN, dan hampir semua ISTRI BARU KENAL SUAMI-nya saat hubungan seks pertama..

e. Sehingga, menjadi FAIR dan ADIL bagi suami & istri, kalau kegiatan Seksual HARUSLAH menghasilkan PLEASURE bagi kedua belah pihak..
- Sy lebih cenderung bung Oda, yaitu karena Kegiatan Seks hampir selalu di-KONKLUDE oleh ORGASME, maka Equal Pleasure itu salah satunya adalah ketika ke-DUA-nya mencapai ORGASME..
- Saya tidak berpendapat bhw Orgasme HARUS BARENG... tetapi paling enggak dalam SATU EPISODE Komunikasi Seks, keduanya minimal masing-masing sekali orgasme sih... kata forum sebelah.. biar gak kentang.... ehehe....
(maap mod... tapi thread ini Adults only kan ya)

f. Dalam rangka Mencapai PLEASURE atau Orgasme tsb..
- Bisa tetapi Tidak Harus & TIdak Hanya melalui friksi dan penetrasi genitalia saja..
- soalnya masmbak mungkin juga mengalami... kalau sudah ratusan / ribuan kali berhubungan seks dengan partner yang sama....
dan pakai metode yang sama terus...... semakin lama TITIK PLEASURE itu MAKIN SULIT di-capai lho.... iya apa iya... ehehe...
- Oleh karenanya... karena Partner seks pasti sama terus.... (ehehe... maap.. ini asumsi saya...)
   maka Metode, Gaya, Suasana, Tempat, dan lain-lainnya perlu VARIASI lho.. biar gak bosan dan biar keep the flame alight...
- Sehingga, misalnya, sepasang suami istri yang sedang melakukan Hubungan Seks-nya yang ke-2.542 kali (ehehe...)
   tentu bila sesekali, misal: si suami / si istri mencapai Orgasme akibat friksi NON-genitalia, misal: dgn jari / lidah / yg lainnya.. (maap lagi mod..... ehehe...) --> tentu menjadi suatu variasi yang indah, selama keduanya sepakat & sama-sama menikmati lho...

sudah kepanjangan ah...
demikian imho...
« Last Edit: April 02, 2013, 05:12:52 PM by cadangdata »

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #56 on: April 02, 2013, 07:14:47 PM »
Lho ??  Om setuju pasutri menggunakan kontrasepsi ??

Setuju   !!!!! :deal:
Kalau dasarnya kasihKarunia

Tuhan Yesus memberkati
Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #57 on: April 03, 2013, 08:23:59 AM »


Heheheheeeee......    :onion18:



Menunggu komment Bro Oda ...........



 :walkman:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #58 on: April 03, 2013, 10:48:26 AM »
Baiklah Leo....
Sesuai dgn pertanyaan pada awal thread .... kalo hal ini kita sangkut-pautin dgn SP pasutri ....

Jadi jawabannya adalah bisa/boleh... karena union mereka (persetubuhan/penetrasi) mereka terbuka pada karya Allah untuk prokreasi.
contohnya dalam Kitab Suci saya ambil Abraham dan sara, yah even umur Sara sudah melewati batas kodratnya untuk mempunyai keturunan tetapi tindakan mereka yang ber SP tetap prokreasi karena mereka terbuka terhadap rahmat Allah.

Quote

Kalo Leo sempet, mungkin bisa tolong baca "problema xxx pada pasutri" yang saya tanyakan kepada phooey ... :).

Makasih atas masukan2 Leo.

:)
salam.
sama2 bro btw bisa ditulis ulang problemanya seperti apa atau link saja ke posting no berapa supaya lebih mudahnya :)

salam :)
In Omnibus Caritas

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #59 on: April 03, 2013, 11:51:19 AM »
Karena tanpa praktek .... susah memahaminya.
Saya ibaratkan : Seseorang tidak pernah minum sprite, sampai kapanpun ia tidak dapat memahami rasa sprite walaupun dideskripsikan bahwa sprite rasanya manis dan mengandung soda.
Ya... saya mengerti ... namun SP itu dijaman sekarang kayaknya sudah lumrah deh ... gak perlu menikah dulu sso juga sudah bisa "memahaminya" .... hehehe :D.

Justru pada pasutri ... "problema"nya adalah : Memahami partner-nya ... memahami apakah sang partner juga sudah menikmati sprite yg rasanya manis dan bersoda tsb ? sudah mencapai SP ?

Quote
Kembali mengenai Sexual Pleasure.
Saya ibaratkan suami dan istri menikmati dua gelas berisi sprite.
Keduanya menikmati rasa manis sprite berikut sodanya.
Setelah 5 menit ternyata sang suami sudah menghabiskan sprite digelas tersebut, sedangkan sang istri baru menghabiskan setengah gelas sprite miliknya. Dan semua gelas diambil kembali oleh sang pelayan.

Yaaa ..... sang istri walaupun hanya meminum 1/2 gelas .... tetapi ia telah menikmati rasa sprite berikut sodanya dong.   :ballspin:
nah disinilah... saya udah sempet nanyain dulu, bagaimana dgn persepsi dari keKristenan ttg SP tsb... tapi phooey belon sempet ngejawab, sehingga saya secara umum (jadi bukan secara keKristenan) ngambil asumsi bhw :

persepsi dari SP adalah klimaks/ejakulasi/orgasme
---> maen-maen xxx, kitik2an, mandi kucing, dlsb BUKAN / TIDAK mencapai SP.


Taroh kata saya sependapat dgn phooey :
SP = minum 1 botol full sprite = minum setengah botol sprite.
---> kitik2an, mandi kucing, dlsb = SP.

Pertanyaannya, apakah salah satu pasangan yg sudah dapet minum 1 botol full sprite itu perduli dengan pasangannya yang baru minum setengah botol ? Laen perkara kalo yang minum setengah botol bilang : "udah gpp, setengah botol udah cukup kok" ... Lah, kalo dia bilang "beloooon... saya masih belon minum full 1 botol niih.... saya mau/ingin ampe 1 botol", gimana ? :).

Dari situ kan tetep aja artinya ada "problema xxx" kan ? :D.

Nah, tersangkut paut dgn keKristenan ... apakah pasangannya yang sudah dapet minum 1 botol sprite tsb bisa/boleh bilang : "maap say..... owe gak kuat lagi ... sementara aturan kepercayaan yang kita taati bersama kan ngelarang sso minum 1 botol sprite full diluar botol. Jadi yah... kamu berdoa aja deh... supaya kemauan/keinginan mu dapet 1 botol - sirna".

Iya kalo cuma kadang2 kejadiannya.... Lah kalo setiap kali kejadiannya kayak begitu terus, bukankah ini bisa menuntun ke kesimpulan bhw pasangan yang dapet minum satu botol itu egois ? :). Bukankah bisa2 menuntun pasangan yg selalu cuma dapet setengah botol itu jadi kayak robot ? objek pemuas ? ataupun sekedar objek prokreasi ?

Disini saya tidak sedang meng-generalisasi bhw kejadian tsb pasti selalu terjadi di pasutri, phooey.... saya sekedar nggak menutup mata bahwa ADA terbuka kemungkinannya problema xxx tsb terjadi :).

salam.
« Last Edit: April 03, 2013, 11:58:29 AM by odading »