Terimakasih atas masukan siip dan juga tentang kisah kesaksiannya.
Kesaksian siip, menarik buat saya
.
Saya bertanya-tanya, apakah SEMUA orang Kristen PASTI akan mendapatkan "bisikan" seperti yang siip alami ?
Iman itu bukan rumus bro.
apabila yg bold itu di pengertian saya adalah IMAN, maka YA ... saya sependapat dengan siip
.
Namun kok kenapa ya saya masih berpendapat bhw iman (huruf kecil) itu masih ada rumusannya ya ? Coba deh, kalo siip sempet mungkin bisa tolong baca2 thread elektronika-nya Oom Han ... disitu saya ada sempet mengutarakan : Percaya. Lalu Oom Han respond : berIman ... Lalu odading perjelas : beriman huruf kecil, bukan berIMAN huruf besar.
NAMUN, kePercaya-an-nya saya disitu ----> saya merasa nggak ada sangkut pautnya dengan IMAN kepada Allah. IMAN kepada Allah gak bisa diuraikan ... sedangkan percaya-nya (iman) saya pada "kasus" tsb ada masih tersangkut paut logik --- KECUALI, saya juga seperti siip, mengalami pembisikan - bhw menggunakan powerbank bisa sukses (apapun errornya, DC output tidak = input DC yg dibutuhkan, misalnya) ---> maka ini barulah menyangkut IMAN
.
Maka sekali lagi saya bertanya-tanya :
apakah SEMUA orang Kristen baru bisa disebut Kristen kalo SELALU PASTI mendapatkan pembisikan ttg hal sesuatu yang akan terjadi ? Kalo YA ... artinya kakak saya BELUM/BUKAN Kristen -- = saya ---> karena jelas2 dia tidak mengalami pembisikan, demikian juga pendeta2 lainnya yg kakak panggil rupanya masih belum Kristen
---> dan saya "menyesal" saat itu kenapa nggak/belum kenal ama siip .... hehehe
.
Kekristenan bukan sekadar agama dg kumpulan ayat-ayat, yg dirangkai jd doktrin, dihafal jadi ilmu dan diingat-ingat saat ada persoalan.
Ada aspek sangat penting yg namanya 'hidup berjalan scr dinamis dg Allah'.
Kl sso khilangan aspek sangat penting, maka dia akan bingung saat ktemu kasusmu itu.
Tapi kan siip mengatakan ada dua kemungkinan :
A. Memang Allah menghendaki demikian
B. Cara berdoa yang salah atopun kurang tepat
Untuk yang dapet pembisikan, tentu akan sangat mudah untuk bisa tau duluan "
memang Allah menghendaki demikian ---or--- Allah tidak menghendaki demikian" ... sehingga tidak perlu lagi berdoa bagi si sakit, tidak perlu ampe salah berdoa dan tidak perlu pula mengeluarkan biaya banyak ... hehehe ...
.
Makanya saya bertanya tanya : apakah SEMUA Kristen PASTI akan SELALU mengalami pembisikan semisal dalam kasus yg seperti saya alami ?
Sekarang saya baru "ngeh" dengan adanya pilihan opsi B ... maka saya sudah bisa tau jawabannya : tidak semua Kristen akan mengalami pembisikan
.
Sekarang pertanyaannya :
Dikala sso tidak mengalami pembisikan ... tidak mengetahui duluan apa kehendak Allah pada kasus seperti kasus saya ini ... BAGAIMANA sso bisa mengetahui apakah matinya sang ibu itu karena kesalahan dalam berdoa ? Bukankah secara otomatis,
(karena ybs sendiri tidak menyadari bhw dia salah dalam berdoa) --- maka ybs "puter" pilihannya ke point A --->yakni :
yah... ini emang sudah kehendak Allah ? ---PADAHAL ini gara2 ybs salah dalam berdoa sehingga menyebabkan kematian sang ibu ?
Iman itu bukan rumus bro
Kok gak ada rumusnya siip ?
Bukankah rumus-nya yang seperti kesaksian siip tsb adalah "ada pembisikan" ?
.
IMO, yang gak ada rumus-nya adalah : mao mati kek, nggak kek, kena tipu kek, carut-marut karena suatu problem hidup kek ---> sso berIMAN : Allah selalu memberikan yang terbaik ---> sekalipun ybs tidak/belum langsung bisa mengerti "apa / seperti apa" yang terbaik dari Allah itu --- namun tetap
(seperti yang Yesus katakan) : Percayalah kepada Allah
.
Pada kisah siip (pembisikan), YA... tentu odading juga mengertikannya karena siip Percaya ke bisikan tsb, karena percaya itu Allah yang membisikan = Percaya kepada Allah .... namun maksud odading disini adalah ... "kasusnya" ini - nggak ada orang yang diberitahukan DULUAN oleh Allah sebelum event terjadi (tidak mengalami pembisikan)
.
Iman itu bukan comot ayat lalu doakan dan 'di-iman-iman-i'.
saya coba bikin suatu kisah ilustrasi lain :
Seorang siswa giat dan rajin belajar untuk menghadapi ujian besok.
Malam hari dia berdoa : berapapun nilai yang nanti dia dapat - dia percaya Allah memberikan yang terbaik buat dia ... karena dia sendiri
(secara logika) sudah berusaha melakukan yang terbaik dgn giat dan rajin belajar utk ujiannya besok ---> iman ybs (huruf kecil) berharap+percaya dia mendapat nilai tinggi pada ujian tsb.
Ke-esokan harinya, dikala berangkat sekolah ... siswa ini kecelakaan, sehingga tidak bisa mengikuti ujian.
A. Kalo siswa ini sudah dapet bisikan pada malam hari itu bhw besok dia akan kecelakaan --- maka dia tidak akan berangkat ke sekolah sekalipun jadi tidak mengikuti ujian.
B. Siswa ini tidak mendapatkan bisikan, makanya dia tetep ke sekolah dan mengalami kecelakaan.
IMAN tidak berumus, bahkan sekalipun kecelakaan --- siswa ini tetep Percaya bhw Allah tetap memberikan yang terbaik buat dia - walopun dia sendiri masih/belum bisa langsung mengerti bagaimana bisa, ---suatu kecelakaan--- ada hal yang baik dibalik semua itu.
IMAN berumus, karena Allah sudah kasih tau besok dia akan kecelakaan - maka dia tidak pergi ke sekolah.
Pertanyaannya :
dikala siswa tsb berdoa dimalam hari : apakah
dengan IMAN (huruf besar) dia bisa minta kepada Allah utk mendapat nilai tinggi ?
Menurut odading,
tidak dengan IMAN - melainkan dengan iman (huruf kecil).
Karena disitu ada ke-logikan ... apabila siswa ini tidak giat rajin belajar utk ujian besok ... maka iman sebesar apapun nggak akan terwujud nilai ujiannya tinggi
(kecuali nyontek... hehehe ). Kelogikan-nya (rumus-nya)
siswa ini percaya (ber-iman huruf kecil) bhw dia bisa mencapai nilai tinggi - adalah karena dia sendiri memang sudah berusaha maksimal dalam belajar utk ujian besok.Dan saya masih belon mengerti (belon nangkep) pada statement siip mengatakan bhw kalau ber-iman-nya sso yang seperti ungu diatas, tidak ada rumusannya ... hehehe
.
sabar yah siip
.
salam.