Author Topic: Sola Scriptura lagi  (Read 92329 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1110 on: August 10, 2013, 05:32:05 PM »
Kewibawaan scriptura dan penafsirannya yang benar juga membutuhkan bimbingan Roh Kudus. Dan seperti pada saat penyusunan, Roh Kudus juga terus menerus menjaga kebenaran penafsiran Scriptura melalui Magisterium.

Syalom
dan apapabila ada variasi penapsiran oleh magisterium yang berbeda.. dan setiap magsterium itupun merasa atau mengklaim dirinya dibmbing oleh Roh Kudus..

maka kebenaran teteplah tidak bervariasi.. hanya ada satu dari rupa2 "bimbingan Roh Kudus" yang benar-benar.

jika satu benar, maka pendapat yang lain sudah pasti salah... tidak mungkin a, b, c, d semuanya benar... sedangkan nilainya berlainan.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1111 on: August 10, 2013, 06:35:19 PM »
Itulah gunanya memiliki Magisterium yang memiliki otoritas dan apostolik. Untuk selalu menjaga penafsiran agar sesuai dengan arahan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja melalui karya magisterium.

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1112 on: August 10, 2013, 06:47:04 PM »
Itulah gunanya memiliki Magisterium yang memiliki otoritas dan apostolik. Untuk selalu menjaga penafsiran agar sesuai dengan arahan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja melalui karya magisterium.
Magisterium yang apostolik lah yang sesungguhnya ber otoritas maksudnya?
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1113 on: August 10, 2013, 06:49:17 PM »
Magisterium yang apostolik lah yang sesungguhnya ber otoritas maksudnya?


Memangnya ada magisterium yang apostolik selain yang satu, mod?

 :P

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1114 on: August 10, 2013, 08:39:32 PM »

Memangnya ada magisterium yang apostolik selain yang satu, mod?

 :P
ada banyak juga yg mengaku diri sebagai apostolik lho.. atau sebagai aliran yang kembali ke gereja mula-mula.. everyone free for making claim...  :D
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1115 on: August 10, 2013, 08:57:13 PM »
ada banyak juga yg mengaku diri sebagai apostolik lho.. atau sebagai aliran yang kembali ke gereja mula-mula.. everyone free for making claim...  :D

Setiap kecap memang nomor satu, kan?
Tetapi tentunya bisa ditelusuri kecap mana yang pertama berproduksi.
Sejarah adalah sejarah.

Syalom

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1116 on: August 10, 2013, 08:59:01 PM »
maka dari itu scriptura kita imani sebagai yang tidak dapat salah, karena scriptura kita percaya sebagai FT.. kita percaya scriptura adalah firman Tuhan adalah melalui wibawa Gereja yang karena oleh rahmat Allah menyatakan Scriptura yang mereka tulis dan susun dinyatakan sebagai sabda Allah sendiri.

Bro onde, apa yg dimaksud dng "wibawa Gereja"?

Saya tidak pernah melihat gereja punya wibawa. Saya juga tidak perlu menunggu gereja apapun untuk berwibawa dulu sebelum saya percaya bahwa Alkitab adalah tulisan yg diilhamkan Allah.

Quote
.... sungguh masuk akal jika Sabda Allah tentang hidup dan kebenaran tidak dapat di kurung dalam jumplah kata, apalagi tulisan dalam lembar kertas yang terbatas.

Statement bro onde di atas menark perhatian saya. Ada sebuah asumsi yg bekerja di balik statement tsb: Sabda Allah ttg hidup dan kebenaran itu memiliki 'ukuran' yang 'besar'. Somehow, orang memang suka berasumsi demikian. Allah itu 'besar'. Kebenaran itu 'besar'. Bahkan, somehow, asumsi2 ini dibalik jadi Yg 'besar' itu Allah, Yg 'besar' itu benar. Heran yah.. :grining:

Kalo saya, sebagai orang yg berpengharapan akan Keadilan (Justice), malah pengennya Kebenaran (Righteousness) itu "hitam di atas putih" alias tertulis. Sebab itu saya pikir ada baiknya jika hukum2 atau peraturan2 itu tertulis, bukan lisan.

Tulisan memang terbatas ruang (ruang nggak musti berarti kertas di sini). Tapi, itu bukan berarti ia mengurung Kebenaran. Kebenaran yg tidak dapat menuangkan diriNya ke dalam ruang yg terbatas (atau sederhana), IMO, bukan Kebenaran karena itu berarti ia tidak berkuasa.

Ttg kata2, bisakah bro onde mengungkapkan sebuah kebenaran (yg sederhana saja, nggak usah yg kompleks) tanpa kata-kata?

Salam

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1117 on: August 10, 2013, 09:03:36 PM »
Sejarah adalah sejarah.

Biasanya sejarah itu adalah narasi yg diceritakan oleh seorang kulit putih, laki-laki, kelas menengah ke atas, memiliki jabatan penting di masyarakat. Ini kalau sejarah dunia. Kalau sejarah Indonesia --> tergantung partai mana yg atau siapa yg sedang berkuasa. Kalau sejarah pribadi --> tergantung untuk apa diceritakannya.

Sejarah adalah sejarah? Whatever... :D


Salam

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1118 on: August 10, 2013, 09:10:20 PM »
Sorry bro Budi, saya nyelonong ya, karena tergelitik pernyataan anda yang ini :

Quote
Ttg kata2, bisakah bro onde mengungkapkan sebuah kebenaran (yg sederhana saja, nggak usah yg kompleks) tanpa kata-kata?

Jika anda bertanya kepada saya : 'Jawablah dengan tegas, apakah anda percaya bahwa Jesus itu Tuhan ?'

Maka tanpa mengucapkan kata kata, saya cukup mengangguk dengan mantap, untuk menyatakan YA.

Quote
Biasanya sejarah itu adalah narasi yg diceritakan oleh seorang kulit putih, laki-laki, kelas menengah ke atas, memiliki jabatan penting di masyarakat. Ini kalau sejarah dunia. Kalau sejarah Indonesia --> tergantung partai mana yg atau siapa yg sedang berkuasa. Kalau sejarah pribadi --> tergantung untuk apa diceritakannya.

Sejarah adalah sejarah? Whatever...

Tentu, bro, wthaever jika kita tidak berkepentingan, terlebih lagi kalau kita tidak ingin tahu. Kita tidak perlu tahu siapa presiden AS yang ke 30 misalnya, karena kita tidak berkepentingan. Tetapi, kalau sebagai warga negara RI, dan ditanya siapa presiden RI ketiga? Maka sewajarnya sebagai WNRI kita mengetahuinya. Mengapa? Karena kita berkepentingan dan seharusnya tahu. Siapa dan urut-urutan presiden itu adalah sejarah, siapapun penulisnya. Bukankah seperti itu logikanya, bro Budi?

Syalom

Offline sniperX

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1954
  • Reputation Power:
  • Denominasi: ****
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1119 on: August 10, 2013, 09:22:44 PM »
Biasanya sejarah itu adalah narasi yg diceritakan oleh seorang kulit putih, laki-laki, kelas menengah ke atas, memiliki jabatan penting di masyarakat. Ini kalau sejarah dunia. Kalau sejarah Indonesia --> tergantung partai mana yg atau siapa yg sedang berkuasa. Kalau sejarah pribadi --> tergantung untuk apa diceritakannya.

Sejarah adalah sejarah? Whatever... :D


Salam

Sejarah kan bisa ditelursuri kebenarannya, bro.
Apakah memang terbukti atau sekedar omong kosong, tentu bisa dibuktikan.
Benar gak?

 :whistle:

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1120 on: August 11, 2013, 01:19:28 AM »
Sorry bro Budi, saya nyelonong ya, karena tergelitik pernyataan anda yang ini :

Jika anda bertanya kepada saya : 'Jawablah dengan tegas, apakah anda percaya bahwa Jesus itu Tuhan ?'

Maka tanpa mengucapkan kata kata, saya cukup mengangguk dengan mantap, untuk menyatakan YA.

Halo. Salam kenal bro salt.

Kalau kita perhatikan, gerakan mengangguk yg bro salt bicarakan itu adalah representasi atas kata "ya" yg merupakan respon dari serangkaian kata-kata yg menyusun pertanyaan : "Jawablah dengan tegas, apakah anda percaya bahwa Jesus itu Tuhan ?"

Geakan mengangguk itu sah-sah saja untuk menggantikan kata "ya" (apalagi bagi orang yg cacat bisu), asal ada konvensi yg mengatur bahwa anggukan = ya.

Namun, gerakan yg bukan kata itu (angguk) bersifat lanjutan (jawaban) dari pertanyaan yg diajukan sebelumnya. Tanpa pertanyaan tsb, anggukan menjadi tidak bermakna apa2. Ya, saya bisa aja mengangguk-angguk sendiri, tapi tanpa kata-kata yg diajukan sebelumnya, anggukan saya tsb tidak bermakna apa2.

Anyway, maap ini OOT yah.


Salam

 

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1121 on: August 11, 2013, 01:47:01 AM »
Sejarah kan bisa ditelursuri kebenarannya, bro.
Apakah memang terbukti atau sekedar omong kosong, tentu bisa dibuktikan.
Benar gak?

 :whistle:

Bener.

Tapi, hasil penelusurannya itu akan selalu bersifat "Menurut ..., yg bener-bener terjadi adalah ...." Jadi, ujung-ujungnya, kebenaran historis itu relatif, related to the historian/reader. Kalo yg jadi historian orang katholik, ya hasil penelusurannya akan bernuansa katholik. Kalo yg jadi historian orang protestan, ya hasil penelusurannya akan bernuansa protestan. Kalo yg jadi historian orang non-Kristen, ya hasil penelusurannya akan bernuansa non-Kristen (biasanya yg terakhir ini yg kemudian disebut 'netral' atau 'general'. Padahal ya sama saja sifatnya: relatif).

Besar-kecilnya relatifitas tsb biasanya tergantung pada nilai historisitas artefak yg diteliti (historisitas, bukan historis). Artefak yg tertulis biasanya dianggap memiliki nilai historisitas yg lebih tinggi ketimbang yg tidak tertulis. Makanya sampai sekarang dokumen memiliki posisi penting dalam masyarakat. MIsal: dulu papa saya nggak punya akta kelahiran. Dia dan orang tuanya bahkan nggak tahu tanggal kelahirannya. Orang tua papa saya tu hanya akan memberitahu secara lisan kejadian-kejadian yg terjadi pada saat papa saya lahir (semacam "Anakku lahir pas si A pindah ke kota ini/itu" atau "Anakku lahir pas Jepang di bom Amerika" :D). Suatu saat, pemerintah meminta papa saya untuk menunjukan bukti bahwa ia orang Indonesia. Papa saya bilang: "ya, tanya saja ke tetangga2 saya di mana saya lahir." Ternyata metode itu, bagi pemerintah, dianggap tidak memiliki nilai historisitas yg cukup untuk mengungkap kebenaran ttg tempat lahir papa saya. Pemerintah butuh 'hitam di atas putih' --> penganut Sola Scriptura, mungkin? :D

Mengingat sifat sejarah yg relatf begitu, terus terang, saya pribadi jadi heran ketika mengetahui bahwa ada semacam passion yg menggebu-gebu dalam gereja untuk menjadi seperti jemaat mula-mula. Saya rasa passion ini hanya akan memicu konflik. Dan, sepertinya perasaan saya itu tidak keliru...


SAlam

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1122 on: August 11, 2013, 08:59:21 AM »

Ikutan lagi ya, bro.

Quote
Mengingat sifat sejarah yg relatf begitu, terus terang, saya pribadi jadi heran ketika mengetahui bahwa ada semacam passion yg menggebu-gebu dalam gereja untuk menjadi seperti jemaat mula-mula. Saya rasa passion ini hanya akan memicu konflik. Dan, sepertinya perasaan saya itu tidak keliru...

Saya koq cenderung melihat sejarah tidak semudah itu untuk dibuat sesuai keinginan kita, bro.
Betul ada yang berkata bahwa 'sejarah ditulis oleh pemenang'. Kita memuji 'penakluk' sebagai 'pemersatu' sementara tentu akan berbeda kalau kalah. Sebutlah Nazi, Jepang, Majapahit, Romawi, Gengish Kahn. Dan lain lain, kita bisa banyak melihat contohnya.

Tetapi fakta bahwa suatu daerah di Nusantara ini dipersatukan ataupun dikuasai, tetaplah tidak berubah, dan tercatat dalam sejarah.

Kembali kepada sejarah Kristen, siapapun yang menulisnya, fakta sejarah bahwa sebelum Jesus tidak ada Kekristenan seharusnya adalah benar, bukankah begitu?
Fakta selanjutnya, bahwa penerus Jesus, yang adalah para rasul adalah pihak yang mengajarkan Kekristenan, apakah ada yang membantah?

Bahwa Alkitab disusun dan ditulis manusia, seharusnya juga merupakan fakta sejarah, bukankah begitu, bro?

Dan seterusnya....

Syalom

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1123 on: August 11, 2013, 02:12:06 PM »
Bro onde, apa yg dimaksud dng "wibawa Gereja"?

Saya tidak pernah melihat gereja punya wibawa. Saya juga tidak perlu menunggu gereja apapun untuk berwibawa dulu sebelum saya percaya bahwa Alkitab adalah tulisan yg diilhamkan Allah.
mas budi.. jangan merasa "dokroyok" ya.. kita semua bertukar pikiran dan diskusi..
wibawa gereja yang dimaksudkan dalam kontek ini adalah... bahwa yang menyatakan tulisan a, b, c dan d sebagai Firman Tuhan adalah Gereja.. otoritas Gereja.. mekanisme teknisnya dengan cara kanonisasi... Gereja dengan segala rahmat dan daya upayanya memilah dan menyatakan kitab tertentu sebagai Sabda Allah dan kitab lainnya sebagai bukan sabda Allah. hasil kanon itu ditetapkan dengan otoritas.. dan kita hanya bisa menerima.. kita, saya dan anda.. sama sekali tidak punya kompetensi mengkanon atau menyatakan seperti apa yang dilakukan Gereja sekitar abad 4 yang lalu.. jika anda meyakini bahwa KS kita jatuh dari langit seperti saudara kita.. itu lain soal.. anda tidak perlu lagi wibawa gereja.. :)


Statement bro onde di atas menark perhatian saya. Ada sebuah asumsi yg bekerja di balik statement tsb: Sabda Allah ttg hidup dan kebenaran itu memiliki 'ukuran' yang 'besar'. Somehow, orang memang suka berasumsi demikian. Allah itu 'besar'. Kebenaran itu 'besar'. Bahkan, somehow, asumsi2 ini dibalik jadi Yg 'besar' itu Allah, Yg 'besar' itu benar. Heran yah.. :grining:

Kalo saya, sebagai orang yg berpengharapan akan Keadilan (Justice), malah pengennya Kebenaran (Righteousness) itu "hitam di atas putih" alias tertulis. Sebab itu saya pikir ada baiknya jika hukum2 atau peraturan2 itu tertulis, bukan lisan.

Tulisan memang terbatas ruang (ruang nggak musti berarti kertas di sini). Tapi, itu bukan berarti ia mengurung Kebenaran. Kebenaran yg tidak dapat menuangkan diriNya ke dalam ruang yg terbatas (atau sederhana), IMO, bukan Kebenaran karena itu berarti ia tidak berkuasa.

Ttg kata2, bisakah bro onde mengungkapkan sebuah kebenaran (yg sederhana saja, nggak usah yg kompleks) tanpa kata-kata?

Salam
Allah itu memang besar.. maksudnya tidak terselami... bagaimanakah kita bsa yakin hanya dengan tulisan maksud Allah telah sempurna kita terima dan pahami?

Roma 11:33   O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

saya ambil contoh sederhana saja... ilmu kedokteran misalnya.. dapatkah ia menjelaskan hanya dengan tulisan saja? dapatkah seseorang menjadi ahli bedah hanya dengan membaca buku bedah?

ada banyak hal didunia ini yang tidak bisa diungkapkan dengan kata2.. keterbatasan kalimat dan kata mempunyai ruang untuk miss interpretasi. oleh karenanya perlu tools yang lain, yaitu penjelas dan saksi-saksi.. untuk memastikan ke otentikan cerita dan maksud yang ingin disampaikan.

jika anda anggap kebenaran itu simple, itu tidak salah.. karena memang dari lahir anda sudah menerima hal yang sudah disarikan, anda menerima barang jadinya.. misalnya saja tentang Yesus adalah Tuhan, dan tentang ajarannya yang bertumpu pada kasih.. hal yang simpel itu kita dan semua kristen mungkin sama.. tapi nyatanya, dalam kekristenan ada banyak beda pendapat tentang ajaran2 kristus yang lain.. banyak beda pendapat tentang sabda Allah.. itu bukti bahwa in itidak simple.. atau setidaknya di kalangan kekristenan, sabda Allah itu tidak simple.. satu bukti lagi bahwa untuk jadi Pendeta kita perlu sekolah Alkitab, untuk mempelajari Alkitab kita perlu literatur2 kuno yang rumit..

memang sebagai umat, kita terbiasa terima jadinya.. terima pokok2 iman yang sudah melalui serangkaian pemikiran yang rumit, tersimpulkan, dan disampaikan pada kita.. namun jika kita terbentur pada sebuah perbedaan, dan kita tertarik untuk mengetahui mana yang benar antara pendapat yang berbeda, disitulah kita melakukan sebuah kegiatan yang kita sebut.. pendalaman Kitab Suci. dengan pendalaman Kitab Suci, salah satu efek positifnya adalah, bahwa kita semakin takjub akan kebesaran Tuhan.. sungguh dibalik kata2 simple yang biasa kita dengar di Alkitab menyimpan sebuah nilai kebijaksanaan dan keagungan yang luar biasa. setidaknya itu pengalaman saya.. namun begitu yang lebih penting dari semuanya adalah; menjalankan sabda2 Tuhan.

berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Sola Scriptura lagi
« Reply #1124 on: August 11, 2013, 06:50:48 PM »
Bener.

Tapi, hasil penelusurannya itu akan selalu bersifat "Menurut ..., yg bener-bener terjadi adalah ...." Jadi, ujung-ujungnya, kebenaran historis itu relatif, related to the historian/reader. Kalo yg jadi historian orang katholik, ya hasil penelusurannya akan bernuansa katholik. Kalo yg jadi historian orang protestan, ya hasil penelusurannya akan bernuansa protestan. Kalo yg jadi historian orang non-Kristen, ya hasil penelusurannya akan bernuansa non-Kristen (biasanya yg terakhir ini yg kemudian disebut 'netral' atau 'general'. Padahal ya sama saja sifatnya: relatif).

Besar-kecilnya relatifitas tsb biasanya tergantung pada nilai historisitas artefak yg diteliti (historisitas, bukan historis). Artefak yg tertulis biasanya dianggap memiliki nilai historisitas yg lebih tinggi ketimbang yg tidak tertulis. Makanya sampai sekarang dokumen memiliki posisi penting dalam masyarakat. MIsal: dulu papa saya nggak punya akta kelahiran. Dia dan orang tuanya bahkan nggak tahu tanggal kelahirannya. Orang tua papa saya tu hanya akan memberitahu secara lisan kejadian-kejadian yg terjadi pada saat papa saya lahir (semacam "Anakku lahir pas si A pindah ke kota ini/itu" atau "Anakku lahir pas Jepang di bom Amerika" :D). Suatu saat, pemerintah meminta papa saya untuk menunjukan bukti bahwa ia orang Indonesia. Papa saya bilang: "ya, tanya saja ke tetangga2 saya di mana saya lahir." Ternyata metode itu, bagi pemerintah, dianggap tidak memiliki nilai historisitas yg cukup untuk mengungkap kebenaran ttg tempat lahir papa saya. Pemerintah butuh 'hitam di atas putih' --> penganut Sola Scriptura, mungkin? :D

Mengingat sifat sejarah yg relatf begitu, terus terang, saya pribadi jadi heran ketika mengetahui bahwa ada semacam passion yg menggebu-gebu dalam gereja untuk menjadi seperti jemaat mula-mula. Saya rasa passion ini hanya akan memicu konflik. Dan, sepertinya perasaan saya itu tidak keliru...


SAlam

mungkin kalo boleh sedikit urun rembug..

saya hendak tanya:
apakah mas budi YAKIN bahwa Tuhan SUDAH BERHENTI BERFIRMAN setelah Alkitab selesai dikompilasi?

ataukah amat bisa jadi bisa aja Tuhan masih terus berfirman sampai kapanpun?