http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html17 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Jumat
Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17
Dalam ayat 17 Paulus berkata, "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (Tl.). Kita telah nampak bahwa manusia kepunyaan Allah adalah orang yang berbagian dalam hayat dan sifat Allah (Yoh. 1:13; 2 Ptr. 1:4), dengan demikian bersatu dengan Allah dalam hayat dan sifat-Nya (1 Kor. 6:17) dan karena itu mengekspresikan Allah. Ini sesuai dengan rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan diri dalam daging (1 Tim. 3:16). Melalui Kitab Suci, hembusan Allah itu, manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi sepenuhnya untuk setiap perbuatan baik. Lengkap di sini berarti genap dan sempurna dalam kualifikasi, dan diperlengkapi berarti disesuaikan, disediakan, dipersiapkan.
Kita perlu mengenal Alkitab bukan melulu menurut huruf hitam atau putih, melainkan juga menurut wahyu ilahi dan hikmat surgawi. Jangan mengira asal memiliki pendidikan yang tinggi seseorang sudah bisa mengerti suatu kitab, misalnya Efesus. Jika kita mempelajari Surat Kiriman ini hanya secara harfiah, kita tidak akan mampu memahaminya. Untuk pemahaman yang tepat akan kitab ini dan Alkitab secara keseluruhan, kita memerlukan roh hikmat dan wahyu. Inilah alasan Paulus berdoa, "Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang" (Ef. 1:17-18). Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa selama lebih dari lima puluh tahun, kita telah menerima roh hikmat dan wahyu sedemikian. Hasilnya, berita-berita yang dikeluarkan dalam pemulihan Tuhan selalu mengandung sesuatu yang segar dan baru. Berita-berita tersebut bukan diberikan melulu menurut huruf hitam dan putih Alkitab, melainkan menurut roh hikmat dan wahyu.
Dalam pemulihan Tuhan kita tidak memustikakan teologi, tradisi, atau majelis-majelis. Kita menghormati, menghargai, dan memustikakan firman kudus di bawah sorotan terang surgawi yang datang melalui roh hikmat dan wahyu. Karena kita bersandarkan pada penerangan Allah, maka firman-Nya terbuka bagi kita.
Banyak orang Kristen yang menyalahgunakan 3:16-17. Mereka menunjukkan bahwa ayat Akitab yang kudus adalah untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran, dan bahwa Alkitab mampu membuat manusia kepunyaan Allah ini diperlengkapi, digenapi, dan disempurnakan. Walaupun semuanya itu benar, tetapi unsur hayat dalam firman telah diabaikan. Mereka yang memandang Alkitab sebagai kitab untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik sering kali melalaikan esens hayat dari firman. Sebagai manusia kita memiliki tubuh jasmani, tetapi di dalam kita memiliki roh dan jiwa. Persona kita yang utama bukan tersusun dari bagian lahiriah, tubuh, melainkan bagian batiniah, yaitu roh dan jiwa. Prinsipnya sama dengan Alkitab. Alkitab bukan hanya memiliki tubuh, dari huruf hitam dan putih; Alkitab juga memiliki roh, karena Alkitab adalah hembusan Allah. Jika ketika membaca Alkitab, kita hanya menggunakan pikiran kita untuk mempelajarinya, kita tidak akan menerima suplai hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 6http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
17 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Jumat
Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17
Dalam ayat 17 Paulus berkata, "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (Tl.). Kita telah nampak bahwa manusia kepunyaan Allah adalah orang yang berbagian dalam hayat dan sifat Allah (Yoh. 1:13; 2 Ptr. 1:4), dengan demikian bersatu dengan Allah dalam hayat dan sifat-Nya (1 Kor. 6:17) dan karena itu mengekspresikan Allah. Ini sesuai dengan rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan diri dalam daging (1 Tim. 3:16). Melalui Kitab Suci, hembusan Allah itu, manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi sepenuhnya untuk setiap perbuatan baik. Lengkap di sini berarti genap dan sempurna dalam kualifikasi, dan diperlengkapi berarti disesuaikan, disediakan, dipersiapkan.
Kita perlu mengenal Alkitab bukan melulu menurut huruf hitam atau putih, melainkan juga menurut wahyu ilahi dan hikmat surgawi. Jangan mengira asal memiliki pendidikan yang tinggi seseorang sudah bisa mengerti suatu kitab, misalnya Efesus. Jika kita mempelajari Surat Kiriman ini hanya secara harfiah, kita tidak akan mampu memahaminya. Untuk pemahaman yang tepat akan kitab ini dan Alkitab secara keseluruhan, kita memerlukan roh hikmat dan wahyu. Inilah alasan Paulus berdoa, "Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang" (Ef. 1:17-18). Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa selama lebih dari lima puluh tahun, kita telah menerima roh hikmat dan wahyu sedemikian. Hasilnya, berita-berita yang dikeluarkan dalam pemulihan Tuhan selalu mengandung sesuatu yang segar dan baru. Berita-berita tersebut bukan diberikan melulu menurut huruf hitam dan putih Alkitab, melainkan menurut roh hikmat dan wahyu.
Dalam pemulihan Tuhan kita tidak memustikakan teologi, tradisi, atau majelis-majelis. Kita menghormati, menghargai, dan memustikakan firman kudus di bawah sorotan terang surgawi yang datang melalui roh hikmat dan wahyu. Karena kita bersandarkan pada penerangan Allah, maka firman-Nya terbuka bagi kita.
Banyak orang Kristen yang menyalahgunakan 3:16-17. Mereka menunjukkan bahwa ayat Akitab yang kudus adalah untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran, dan bahwa Alkitab mampu membuat manusia kepunyaan Allah ini diperlengkapi, digenapi, dan disempurnakan. Walaupun semuanya itu benar, tetapi unsur hayat dalam firman telah diabaikan. Mereka yang memandang Alkitab sebagai kitab untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik sering kali melalaikan esens hayat dari firman. Sebagai manusia kita memiliki tubuh jasmani, tetapi di dalam kita memiliki roh dan jiwa. Persona kita yang utama bukan tersusun dari bagian lahiriah, tubuh, melainkan bagian batiniah, yaitu roh dan jiwa. Prinsipnya sama dengan Alkitab. Alkitab bukan hanya memiliki tubuh, dari huruf hitam dan putih; Alkitab juga memiliki roh, karena Alkitab adalah hembusan Allah. Jika ketika membaca Alkitab, kita hanya menggunakan pikiran kita untuk mempelajarinya, kita tidak akan menerima suplai hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 6