Author Topic: Arus Hayat  (Read 727 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Arus Hayat
« on: July 17, 2013, 07:15:22 AM »
Quote
http://arushayat.blogspot.com/2013

17 July 2013
Efesus - Minggu 43 Rabu
Pembacaan Alkitab: Ef. 3:17


Kita tidak seharusnya memiliki ketentuan-ketentuan apa pun dalam sidang. Kita mungkin menikmati pembebasan roh dengan suatu cara yang khas, tetapi kita tidak boleh bersikeras agar orang lain mengikuti cara-cara itu. Sekalipun dalam sidang-sidang di tempat tertentu ada cara-cara yang sangat berbeda dengan cara-cara yang biasa kita lakukan, kita tetap harus bisa menyuplaikan hayat dan menyuplaikan kekayaan Kristus kepada orang lain. Selain itu, kita juga harus bersedia menerima bantuan dari orang lain. Dengan cara demikian kita akan memiliki persekutuan yang sejati dan mengalami suatu suplai secara timbal balik.

Kita wajib senantiasa memusatkan perhatian kita kepada Kristus dan tidak terlibat dalam perdebatan tentang doktrin atau praktek-praktek. Memang, untuk mengetahui bagaimana menyuplaikan Kristus kepada orang lain dengan cara yang demikian kita harus banyak belajar dan banyak mengalami. Namun demikian, yang terpenting bagi kita ialah belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan sidang-sidang yang berbeda dengan sidang kita dan bagaimana berfungsi dengan wajar dalam sidang-sidang tersebut. Misalkan mereka yang di lokal tertentu mempraktekkan doa atau kesaksian yang panjang, kita harus mengikuti saja cara mereka, jangan mempertahankan doa dan kesaksian yang pendek dan singkat. Jika kita mempertahankan cara doa dan kesaksian kita, kita akan melukai orang lain dan menyebabkan mereka berpikiran yang tidak-tidak, yaitu mengira kita orang asing atau orang yang aneh.

Kita semua perlu belajar menyuplaikan hayat dalam segala macam persidangan orang Kristen. Jangan sekali-kali meremehkan cara sidang yang berbeda dengan cara sidang kita. Sebaliknya, dalam sidang mana pun kita harus dapat menyalurkan kekayaan Kristus ke dalam kaum saleh. Jika kita telah benar-benar menggusur semua ketentuan dalam pengalaman kita, kita akan dapat melakukan hal ini. Untuk kesatuan dan untuk penyuplaian hayat, kita harus dapat menyesuaikan diri dengan cara-cara yang dipraktekkan oleh orang lain di dalam sidang mereka.

Dalam pemulihan Tuhan kita tidak berniat membentuk suatu denominasi lain. Sebaliknya kita perlu diselamatkan dari semua perpecahan dan menerima semua orang Kristen yang sejati. Dalam sidang kita boleh mempraktekkan doa-baca dan menyeru nama Tuhan, tetapi kita tidak boleh membiarkan praktek-praktek itu menjadi suatu ketentuan. Mungkin saja pada tahun-tahun yang mendatang Tuhan akan memberi kita praktek-praktek yang baru yang berkaitan dengan membebaskan roh. Iman kita dalam Kristus dan kepercayaan kita kepada Alkitab tidak dapat diubah, tetapi cara-cara bersidang kita harus senantiasa terbuka untuk menerima sesuatu yang baru dan yang lebih baik dari Tuhan. Dengan demikian kita akan mempraktekkan hidup gereja tanpa berpegang pada ketentuan apa pun.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #1 on: April 01, 2015, 06:26:29 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
01 April 2015
2 Timotius - Minggu 1 Rabu


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:1-14

Allah tidak hanya menyelamatkan kita untuk menikmati berkat-Nya, tetapi juga memanggil kita dengan panggilan kudus, panggilan untuk sasaran tertentu, agar dapat merampungkan ketetapan kehendak-Nya (ay. 9-10). Ketetapan kehendak Allah adalah rencana yang ditetapkan menurut kehendak Allah untuk menaruh kita dalam Kristus, agar kita menjadi satu dengan-Nya, berbagian dalam hayat dan kedudukan-Nya, sehingga kita dapat menjadi kesaksian-Nya. Anugerah adalah suplai Allah dalam hayat yang diberikan kepada kita agar kita bisa memperhidupkan ketetapan kehendak-Nya dari diri kita.

Dalam ayat 9 Paulus berkata bahwa anugerah Allah diberikan kepada kita sebelum permulaan zaman. Dalam ayat 10 ia berkata bahwa anugerah ini telah dinyatakan melalui kedatangan Juruselamat kita Kristus Yesus. Anugerah Allah diberikan kepada kita dalam kekekalan, tetapi dinyatakan dan diterapkan kepada kita melalui kedatangan Tuhan kali pertama, yang menyingkirkan maut dan membawakan hayat kepada kita. Karena anugerah ini dinyatakan melalui kedatangan Kristus, maka kaum saleh Perjanjian Lama seperti Abraham dan Daud tidak mengalaminya. Anugerah yang dipersiapkan untuk diberikan kepada kita datang bersama dengan kedatangan Tuhan Yesus. Anugerah ini bukan melulu berkat, melainkan satu persona, Allah Tritunggal sendiri yang telah diberikan kepada kita menjadi kenikmatan kita. Anugerah ini telah datang ketika Tuhan Yesus datang, dan sekarang ada bersama dengan kita.

Ayat 11 mengatakan, "Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru." Dalam bahasa aslinya Injil ini mengacu kepada Injil anugerah ilahi dan hayat kekal, yang sesuai dengan Injil dalam anugerah dan hayat yang disajikan oleh Rasul Yohanes (Yoh. 1:4, 16-17). Untuk Injil yang demikian ini Paulus telah ditetapkan sebagai pemberita, rasul, dan guru. Seorang pemberita memberitakan dan mengumumkan Injil, seorang rasul membangun dan mendirikan gereja untuk pemerintahan Allah, dan seorang guru mengajar gereja-gereja beserta orang-orang kudus.

Dalam ayat 12 Paulus melanjutkan, "Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah kupercayakan kepada-Nya hingga pada hari Tuhan" (Tl.). Rasul menderita karena suatu alasan, alasan yang sangat luhur dan tinggi -- yaitu memproklamirkan berita Injil anugerah dan hayat yang menggembirakan untuk membangun gereja dan membimbing orang-orang kudus. Alasan yang sedemikian ini pastilah mendorong dan menguatkan bagi Timotius selagi ia menghadapi kerusakan gereja-gereja yang sedang merosot. Karena Paulus tidak merasa malu, Timotius hendaknya tidak merasa malu pula.

Dalam ayat 13 Paulus melanjutkan, "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus." Perkataan dalam ayat 12 adalah suatu pola, teladan dari perkataan yang sehat. Perkataan Tuhan kita Yesus Kristus adalah perkataan hayat (Yoh. 6:63); jadi, adalah perkataan sehat. Perkataan sehat di sini mengacu kepada kesehatan hayat.

Dalam ayat 14 Paulus menyimpulkan, "Peliharalah amanat yang indah itu oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita" (Tl.). Roh Kudus berhuni di dalam roh kita (Rm. 8:16). Karena itu, supaya kita dapat menjaga amanat yang indah itu melalui Roh Kudus, kita perlu melatih roh kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 1

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #2 on: April 02, 2015, 06:12:11 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
02 April 2015
2 Timotius - Minggu 1 Kamis


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:15-18


Dalam ayat 9 Paulus terus berbicara tentang Allah yang "menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan anugerah-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman." Anugerah untuk mencapai sasaran Allah telah diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus "sebelum permulaan zaman", yaitu sebelum dunia dimulai. Anugerah telah dinyatakan melalui kedatangan Juruselamat kita Kristus Yesus" (ayat 10). Jadi, anugerah belum tiba sebelum Tuhan Yesus datang. Yohanes 1:17 menunujukkan hal ini, "Sebab hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus." Anugerah yang datang melalui Yesus Kristus itu tidak lain Allah Tritunggal yang disalurkan ke dalam kita untuk kenikmatan kita. Anugerah ini menggenapkan maksud Allah dan membuat kita mampu mencapai sasaran-Nya.

Anugerah bekerja dengan dua cara. Di pihak negatifnya, anugerah meniadakan kuasa maut, dan di pihak positifnya, membawa masuk hayat dan ketidakbinasaan. Pekerjaan anugerah ini masih terus berlangsung di dalam kita. Hari ini, dalam hidup gereja, anugerah meniadakan kuasa maut serta mendatangkan hayat dan ketidakbinasaan melalui Injil. Walaupun kita telah mendengarkan Injil yang diberitakan dulu, kita mungkin tidak mendengar bahwa Injil anugerah meniadakan kuasa maut serta mendatangkan hayat dan ketidakbinasaan.

Untuk Injil sedemikian inilah, Paulus telah "ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru" (ayat 11). Paulus menjadi seorang pemberita untuk memberitakan Injil, dan seorang rasul untuk membangun dan mendirikan gereja-gereja, dan seorang guru untuk mengajar gereja-gereja beserta orang-orang kudus mengenai rincian Injil. Untuk Injil inilah Paulus "menderita semuanya ini". Akan tetapi, ia tidak merasa malu, karena ia tahu siapa yang ia percayai dan yakin bahwa Dia mampu memelihara apa yang dipercayakan kepada-Nya, memelihara apa yang telah ia serahkan kepada-Nya (ayat 12).

Dalam ayat 13 Paulus berpesan kepada Timotius, "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus." Perkataan Paulus sebelum ini kepada Timotius adalah pola, teladan dari perkataan yang sehat yang harus dipegang Timotius. Kita harus memegang contoh yang sedemikian itu dalam iman, dalam kesatuan organik dengan Allah Tritunggal, dan dalam kasih ilahi. Selanjutnya, menurut ayat 14, kita hendaknya "memelihara amanat yang indah oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita" (Tl.). Amanat yang indah di sini sama dengan perkataan sehat. Kita harus memelihara amanat ini oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam. Semakin kita melihat semua hal yang dibahas dalam ayat 1-14, semakin kita memahami betapa kayanya ayat-ayat ini.

Dalam 1:15 Paulus berkata, "Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari aku; termasuk Figelus dan Hermogenes." Dalam ayat ini Paulus menunjukkan bahwa kaum beriman di Asia yang sebelumnya telah menerima ministri rasul, kini meninggalkan dia. Meskipun rasul ditinggalkan sedemikian rupa, ia malah dikuatkan di dalam anugerah dalam Kristus, yang selamanya tetap sama dan tidak berubah. Rasul tidak undur, sebaliknya ia menasihati anaknya dalam iman agar tetap kuat teguh di dalam ministri ini, di tengah-tengah kegagalan dan kekersangan gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 2

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #3 on: April 03, 2015, 01:04:45 PM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
03 April 2015
2 Timotius - Minggu 1 Jumat


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:15-18


Dua Timotius 1:15-18 menunjukkan bahwa kita tidak dapat bersikap netral. Kita adalah salah satu di antara mereka, Figelus dan Hermogenes, atau Onesiforus. Onesiforus adalah pemenang yang menang atas kecenderungan umum dan berdiri melawan arus kemerosotan, sehingga menyegarkan roh, jiwa, dan tubuh duta besar Tuhan; ia tidak malu atas dipenjarakannya rasul karena amanat Allah. Mengenai Onesiforus Paulus berkata, "Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya daripada aku." Kata-kata "hari-Nya" mengacu kepada hari penyataan kemenangan Tuhan untuk memberi pahala kepada para pemenang-Nya (4:8; Why. 22:12).

Prinsipnya di sini hampir sama dengan prinsip waktu Elia. Elia berkata kepada Tuhan, "Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku" (1 Raj. 19:14). Tuhan menjawab, "Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia" (ayat 18). Prinsipnya di sini yaitu bahwa selama masa kemerosotan, masa kecenderungan menurun, ketika sebagian besar umat Allah terpengaruh, masih ada sejumlah orang yang tetap setia. Selalu akan ada Onesiforus yang berdiri melawan arus yang menurun. Figelus, Hermogenes, dan orang-orang lain di Asia berpaling dari Paulus. Tetapi Onesiforus, seorang pemenang, berdiri melawan kemerosotan tersebut, melawan arus yang menurun.

Saya yakin bahwa baik Figelus maupun Hermogenes adalah orang-orang beriman. Bila tidak, tidak mungkin Paulus mengatakan bahwa mereka berpaling dari dia. Figelus dan Hermogenes bersama-sama Paulus pada suatu saat. Kemungkinan mereka bukanlah kaum beriman biasa, mereka tentu adalah rekan sekerja atau pemimpin di antara kaum saleh; yang pasti, mereka adalah pelopor yang berpaling dari Paulus.

Mereka yang berpaling dari Paulus bukan hanya berpaling dari orangnya, tetapi juga dari ministrinya. Sebenarnya, bukan orangnya sendiri yang penting, yang sangat penting adalah ministri yang diemban oleh seseorang. Ketika Paulus mengatakan bahwa orang-orang tertentu telah berpaling dari dia, bukan berarti mereka melulu berpaling dari dia sebagai seorang manusia, melainkan mereka berpaling dari ministrinya. Pada waktu-waktu gawat, kaum beriman sejati, bahkan para pemimpin dan rekan-rekan sekerja, bisa berpaling.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 2

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #4 on: April 04, 2015, 12:57:03 PM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
04 April 2015
2 Timotius - Minggu 1 Sabtu


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:15-18


Janganlah kita mengira bahwa setiap orang yang masuk ke dalam pemulihan Tuhan akan tetap tinggal. Karena hidup gereja adalah ujian bagi setiap orang, sejumlah orang tertentu akhirnya akan meninggalkannya. Akan tetapi, jangan kecewa karena hal ini. Kita harus bersemangat sama seperti Timotius yang diberi semangat oleh perkataan Paulus. Ya, jalan pemulihan Tuhan adalah suatu ujian dan suatu penyingkapan. Tetapi pemulihan juga membuktikan bahwa walaupun ada orang-orang yang meninggalkannya seperti Figelus dan Hermogenes, namun yang lainnya seperti Onesiforus, tetap berdiri kokoh. Hari ini dalam pemulihan-Nya, Tuhan mempunyai ratusan, bahkan ribuan orang-orang yang sedemikian.

Paulus ingin agar Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepada Onesiforus baik pada zaman ini maupun pada "hari-Nya". Hal ini menunjukkan berkat rangkap, berkat kepada seisi rumah Onesiforus pada zaman ini dan berkat bagi Onesiforus sendiri pada hari kedatangan Tuhan yang menang. Maukah Anda menerima berkat rangkap ini dan rahmat Tuhan? Jika ya, jangan menjadi Figelus atau Hermogenes, tetapi jadilah Onesiforus. Ketika orang-orang berpaling, tetaplah bersama rasul dan ministrinya.

Setelah kami pergi ke Taipei dari daratan China, kami membangun balai sidang yang dapat menampung kira-kira lima ratus orang. Hari Tuhan yang pertama setelah bangunannya rampung, balai sidang yang baru itu penuh, terutama oleh orang-orang Kristen yang telah melarikan diri dari daratan China. Menyadari situasi jemaat, saya mengucapkan perkataan yang terus terang. Saya berkata, "Dalam Kekristenan hari ini terdapat bermacam-macam gereja. Beberapa dari gereja ini akan menunjang Anda dalam hal pernikahan Anda, yang lain akan membantu Anda dalam problem pengobatan Anda, dan masih ada yang lainnya akan membantu Anda mendapatkan pekerjaan. Beberapa gereja akan memberikan kesempatan bagi orang-orang yang berbakat atau kaya. Bila Anda memiliki kemampuan tertentu, mereka akan memberi Anda jabatan. Akan tetapi, gereja di sini tidak menyediakan bantuan seperti itu untuk Anda. Selanjutnya, tidak ada posisi untuk memuaskan ambisi Anda. Bila Anda menginginkan hal-hal tersebut, Anda berada di tempat yang salah, karena gereja di sini hanya memperhatikan pemberitaan Injil yang murni, mengajarkan Alkitab, dan membantu orang menerima Kristus, mengasihi Dia, dan tumbuh di dalam-Nya. Kami di sini bukan untuk urusan-urusan duniawi. Kami memperhatikan hal-hal surgawi. Semua orang yang benar-benar menuntut hal-hal surgawi, silakan terus bersidang dengan kami, yang lain pergi saja ke tempat lain untuk mendapatkan bantuan yang Anda cari." Hari Tuhan berikutnya, lebih dari separuhnya tidak kembali. Kami tahu bahwa mereka yang datang kembali adalah orang-orang yang memperhatikan perkara-perkara Tuhan. Hampir semuanya dari mereka yang tinggal itu didapatkan oleh Tuhan dan berada dalam hidup gereja.

Sekali lagi saya ingin mengatakan bahwa dalam pemulihan Tuhan kita hanya memperhatikan Kristus dan gereja. Ini adalah slogan perang kita. Sasaran kita bukan menolong orang-orang yang mengejar duniawi, lebih-lebih tidak akan memuaskan ambisi mereka untuk mendapat kedudukan. Kita di sini meministrikan Kristus untuk gereja menurut tujuan kekal Allah. Jika Anda menuntut Kristus dan gereja, maka hidup gereja adalah tempat Anda. Orang-orang yang menuntut sesuatu selain Kristus dan gereja, akhirnya akan menyadari bahwa hidup gereja bukanlah tempat bagi apa yang mereka tuntut, dan mereka akan meninggalkannya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 2http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
04 April 2015
2 Timotius - Minggu 1 Sabtu


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 1:15-18


Janganlah kita mengira bahwa setiap orang yang masuk ke dalam pemulihan Tuhan akan tetap tinggal. Karena hidup gereja adalah ujian bagi setiap orang, sejumlah orang tertentu akhirnya akan meninggalkannya. Akan tetapi, jangan kecewa karena hal ini. Kita harus bersemangat sama seperti Timotius yang diberi semangat oleh perkataan Paulus. Ya, jalan pemulihan Tuhan adalah suatu ujian dan suatu penyingkapan. Tetapi pemulihan juga membuktikan bahwa walaupun ada orang-orang yang meninggalkannya seperti Figelus dan Hermogenes, namun yang lainnya seperti Onesiforus, tetap berdiri kokoh. Hari ini dalam pemulihan-Nya, Tuhan mempunyai ratusan, bahkan ribuan orang-orang yang sedemikian.

Paulus ingin agar Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepada Onesiforus baik pada zaman ini maupun pada "hari-Nya". Hal ini menunjukkan berkat rangkap, berkat kepada seisi rumah Onesiforus pada zaman ini dan berkat bagi Onesiforus sendiri pada hari kedatangan Tuhan yang menang. Maukah Anda menerima berkat rangkap ini dan rahmat Tuhan? Jika ya, jangan menjadi Figelus atau Hermogenes, tetapi jadilah Onesiforus. Ketika orang-orang berpaling, tetaplah bersama rasul dan ministrinya.

Setelah kami pergi ke Taipei dari daratan China, kami membangun balai sidang yang dapat menampung kira-kira lima ratus orang. Hari Tuhan yang pertama setelah bangunannya rampung, balai sidang yang baru itu penuh, terutama oleh orang-orang Kristen yang telah melarikan diri dari daratan China. Menyadari situasi jemaat, saya mengucapkan perkataan yang terus terang. Saya berkata, "Dalam Kekristenan hari ini terdapat bermacam-macam gereja. Beberapa dari gereja ini akan menunjang Anda dalam hal pernikahan Anda, yang lain akan membantu Anda dalam problem pengobatan Anda, dan masih ada yang lainnya akan membantu Anda mendapatkan pekerjaan. Beberapa gereja akan memberikan kesempatan bagi orang-orang yang berbakat atau kaya. Bila Anda memiliki kemampuan tertentu, mereka akan memberi Anda jabatan. Akan tetapi, gereja di sini tidak menyediakan bantuan seperti itu untuk Anda. Selanjutnya, tidak ada posisi untuk memuaskan ambisi Anda. Bila Anda menginginkan hal-hal tersebut, Anda berada di tempat yang salah, karena gereja di sini hanya memperhatikan pemberitaan Injil yang murni, mengajarkan Alkitab, dan membantu orang menerima Kristus, mengasihi Dia, dan tumbuh di dalam-Nya. Kami di sini bukan untuk urusan-urusan duniawi. Kami memperhatikan hal-hal surgawi. Semua orang yang benar-benar menuntut hal-hal surgawi, silakan terus bersidang dengan kami, yang lain pergi saja ke tempat lain untuk mendapatkan bantuan yang Anda cari." Hari Tuhan berikutnya, lebih dari separuhnya tidak kembali. Kami tahu bahwa mereka yang datang kembali adalah orang-orang yang memperhatikan perkara-perkara Tuhan. Hampir semuanya dari mereka yang tinggal itu didapatkan oleh Tuhan dan berada dalam hidup gereja.

Sekali lagi saya ingin mengatakan bahwa dalam pemulihan Tuhan kita hanya memperhatikan Kristus dan gereja. Ini adalah slogan perang kita. Sasaran kita bukan menolong orang-orang yang mengejar duniawi, lebih-lebih tidak akan memuaskan ambisi mereka untuk mendapat kedudukan. Kita di sini meministrikan Kristus untuk gereja menurut tujuan kekal Allah. Jika Anda menuntut Kristus dan gereja, maka hidup gereja adalah tempat Anda. Orang-orang yang menuntut sesuatu selain Kristus dan gereja, akhirnya akan menyadari bahwa hidup gereja bukanlah tempat bagi apa yang mereka tuntut, dan mereka akan meninggalkannya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 2

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #5 on: April 13, 2015, 01:22:24 PM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
13 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Senin


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:1-13


Pasal 3 diawali dengan perkataan, "Tetapi ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar."(Tl.) Di sini kesukaran berlawanan dengan pengharapan yang dinyatakan dalam akhir pasal di depannya. Menjelang akhir pasal 2, Paulus mengumumkan bahwa "dasar yang diletakkan Allah itu teguh" (ayat 19), dan bahwa kita harus menjauhi "nafsu orang muda, dan kejarlah keadilan, iman, kasih dan damai sejahtera bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni" (ayat 22). Selanjutnya, kalau kita dengan lemah lembut dapat menuntun orang-orang yang suka melawan, "mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis" (ayat 25-26). Paulus sadar bahwa sekalipun kemerosotan itu akan menyebar, tetapi dasar Allah yang teguh tidak akan tergoyahkan dengan meterai yang mengatakan, "Tuhan mengenal siapa milik-Nya" dan "setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan." Sekurang-kurangnya Allah akan memiliki sekelompok orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni, dan mengejar keadilan, iman, kasih dan damai. Lebih lanjut, orang-orang semacam itu bahkan mungkin akan menyalurkan suntikan terhadap kemerosotan gereja. Memang, kemerosotan itu menyebar, tetapi kita memiliki tumpuan yang teguh, kita dapat menikmati kekayaan Tuhan, dan kita dapat melakukan penyuntikan bahkan meyakinkan orang-orang yang suka melawan untuk kembali ke pengetahuan yang penuh akan kebenaran. Ini berarti membawa orang-orang yang terperangkap oleh Iblis dan dijerat olehnya, kembali kepada kehendak Allah. Semua itu menunjukkan Paulus tidak putus asa. Sekalipun kemerosotan itu menyebar, kita dapat berbuat sesuatu secara positif untuk menyuntik orang lain terhadap kemerosotan itu.

Kemudian berlawanan dengan semua itu, Paulus berkata dalam 3:1, "Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." Paulus memiliki pandangan yang jauh ke depan dan pandangan yang dalam sehingga ia sadar bahwa akan datang masa yang sukar pada hari-hari terakhir. Ungkapan "hari-hari terakhir" mengacu kepada zaman ini (2 Ptr. 3:3; Yud. 18), yang dimulai dengan kedatangan Kristus kali pertama (1 Ptr. 1:20) terus berlangsung sampai penampakan Kristus kali kedua. Rasul tidak mendapatkan wahyu tentang berapa lama tenggang waktu zaman ini (Mat. 24:36); mereka mengharapkan Tuhan datang kembali pada angkatan mereka.

Murid-murid sebermula mengira Tuhan Yesus akan kembali pada angkatan mereka. Itulah konsepsi Paulus ketika ia menulis Surat 1 dan 2 Tesalonika. Ini menunjukkan bahwa tenggang waktu hari-hari terakhir merupakan suatu rahasia yang tidak diketahui oleh rasul-rasul. Kita memang tidak tahu tenggang waktu yang Bapa tetapkan dalam pemerintahan-Nya antara kenaikan Tuhan dan kedatangan-Nya kali kedua.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 5

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #6 on: April 14, 2015, 06:23:19 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
14 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Selasa


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:1-13


Dalam 3:1 Paulus berkata bahwa pada hari-hari terakhir "akan datang masa yang sukar". Masa yang sukar juga berarti masa yang sulit, masa yang menderita, masa yang bahaya. Ini berarti masa-masa itu sangat menyulitkan bagi orang Kristen. Dalam ayat 12 Paulus mengatakan, "Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Bagi mereka yang mengejar keadilan, iman, kasih, dan damai bersama-sama dengan orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni, masa ini sungguh-sungguh akan menjadi masa yang sulit, menderita, penuh bahaya. Di sini seolah-olah Paulus berkata, "Timotius, aku terdorong oleh fakta bahwa dasar Allah yang teguh telah diletakkan dan bahwa dengan orang lain kamu bisa mengejar keadilan, iman, kasih dan damai dan berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Kamu bisa berdiri bersama dan menyalurkan suntikan penangkal melawan kemerosotan gereja. Mungkin beberapa orang bahkan terpulihkan kepada pengetahuan yang penuh akan kebenaran dan kepada kehendak Allah. Namun demikian, aku ingin kamu mengerti bahwa saat yang akan datang akan sangat menyulitkan dirimu. Saat itu akan menjadi saat yang menderita, penuh bahaya bagi semua orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni yang ingin menempuh hidup yang ibadah dalam Kristus Yesus."

Dalam ayat 2 Paulus meneruskan perkataannya, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak kudus" (Tl.). Gambaran nubuat yang dibentangkan dalam ayat 2-5 bukan menggambarkan situasi buruk dari masyarakt non-Kristen melainkan menggambarkan kebobrokan "rumah besar", yaitu Kekristenan yang merosot, yang disebut dalam 2:20. Ini dibuktikan oleh kalimat "secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka" (ayat 5). Orang non-Kristen bahkan tidak memiliki ibadah lahiriah. Jadi, orang-orang dalam ayat 2 adalah orang-orang Kristen.

Hal pertama yang Paulus katakan tentang orang-orang ini adalah mereka akan menjadi "pencinta diri sendiri". Hari ini, banyak orang Kristen yang mencintai diri sendiri. Tidak hanya mereka yang mengumbar diri dalam hiburan-hiburan duniawi adalah penyayang diri, tetapi mereka yang menghadiri gedung-gedung kebaktian dan katedral-katedral pun mungkin adalah penyayang diri.

Dalam ayat 2, Paulus mengatakan tentang mereka yang membual, menyombongkan diri, memfitnah, berontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, dan tidak kudus. "Menyombongkan diri" berarti congkak, tinggi hati; "pemfitnah" secara harfiah berarti penghujat, sama seperti dalam 1 Timotius 1:13. Tetapi di sini tidak mengacu kepada penghujat Allah, melainkan pemfitnah atau pencaci maki orang, mengucapkan perkataan yang jahat tentang orang, dan melukai orang. Betapa banyak kita telah difitnah oleh orang-orang yang menyebut diri mereka orang Kristen!


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 5

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #7 on: April 15, 2015, 06:19:57 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
15 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Rabu


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:1-13


Dalam ayat 3-4 Paulus melanjutkan, "Tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah." Bersikap tidak mau berdamai berarti tidak mau dileraikan; bersikap suka mengkhianat berarti pengkhianat; bersikap tidak berpikir panjang adalah bersifat keras kepala. Dalam gambaran yang tersaji di sini ada tiga macam pencinta -- pencinta diri, pencinta uang, dan pencinta pelesiran juga ada dua macam orang yang tidak mencintai -- tidak cinta akan yang baik dan tidak cinta akan Allah.

Ayat 5 mengatakan, "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" Ibadah secara luaran semata-mata adalah kemiripan lahiriah tanpa realitas esensial. "Kekuatannya" di sini mengacu kepada kekuatan ibadah, yaitu kekuatan yang riil dan praktis dengan pengaruh yang hidup untuk mengekspresikan Allah.

Ayat 7 mengatakan, "yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran." Perkataan ini telah tergenapi di antara orang Kristen hari ini. Mereka mendengar khotbah demi khotbah dan mempelajari Alkitab, tetapi mereka tidak tahu realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Mereka tidak kenal Kristus sebagai perwujudan Allah Tritunggal atau gereja sebagai rahasia Kristus.

Di dalam kemerosotan gereja-gereja, kebenaran adalah sasaran serangan musuh. Karena itu, kebenaran juga adalah penyembuh dan penyelamat dari penyakit dan situasi yang kalah. Tidak tahan uji dalam ayat 8 dalam bahasa aslinya berarti patut ditolak, dan iman berarti isi kepercayaan kita.

Dalam ayat 10 Paulus mengingatkan Timotius, "Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku." Cara hidup mengacu kepada tingkah laku dalam hidup, dan kata "pendirianku" dalam bahasa Yunaninya dipakai oleh Paulus dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehendak Allah (Rm. 9:11).

Ayat 12 mengatakan, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Karena itu, kita tidak seharusnya mengharapkan perlakuan yang baik dari Kekristenan hari ini. Sebaliknya, kita seharusnya mengharap aniaya karena menempuh hidup ibadah dalam keadaan yang tidak beribadah. Selama kita berdiri di pihak pemulihan Tuhan, kita akan disalahkan, ditentang, dan diserang. Huru-hara akan meluas melanda kita dan nama kita akan dirugikan, dicemarkan. Penganiayaan semacam itu bukan berasal dari orang-orang duniawi, melainkan berasal dari yang disebut "orang Kristen". Dalam Yohanes 16:2 Tuhan Yesus berfirman bahwa waktunya akan datang saat orang yang akan membunuh murid-murid itu akan mengira mereka melayani Allah. Dari kegairahan mereka bagi Allah, mereka akan membunuh para pengikut Tuhan, tidak lain karena mereka tidak mengikuti cara tradisional.

Kita bersyukur kepada Tuhan, karena dalam rahmat-Nya, Ia telah membawa kita ke dalam pemulihan, di sini kita dapat mendengar perkataan yang jujur dan sehat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 5

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #8 on: April 16, 2015, 06:11:08 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
16 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Kamis


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17


Dua Timotius 3:14 mengatakan, "Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu." Hal-hal yang Timotius pelajari dari rasul dan yang ia yakini adalah bagian yang penting dari isi Perjanjian Baru, bagian yang melengkapi wahyu ilahi (Kol. 1:25). Sebab itu, ia memiliki pemahaman yang riil atas sebagian besar dari Perjanjian Baru. Semuanya ini adalah hal-hal yang telah ia pelajari dari Paulus dan yang telah ia yakini. Firman yang diministrikan oleh Paulus adalah firman yang melengkapi wahyu Allah, bagian utama Perjanjian Baru. Ayat 14 menunjukkan bahwa dari Pauluslah Timotius menerima pengenalan yang tepat akan Perjanjian Baru dan meyakininya, walaupun pada saat itu Perjanjian Baru belum lengkap sebagai suatu kitab yang tertulis. Timotius diserahi wahyu inti Perjanjian Baru.

Dalam ayat 15 Paulus meneruskan, "Ingatlah juga bahwa sejak kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan melalui iman kepada (dalam) Kristus Yesus." Selain pengetahuan akan Perjanjian Baru, Timotius sejak kecil telah memiliki dasar yang baik mengenai Perjanjian Lama. Ia telah mendapatkan penggenapan dan perlengkapan yang penuh untuk menyuplaikan firman Allah, tidak hanya untuk mengelola gereja lokal, juga untuk melawan kemerosotan gereja.

Ayat 16 mengatakan, "Seluruh Kitab Suci diilhamkan (dihembuskan) Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." Kata Yunani yang diterjemahkan "seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat", juga dapat diterjemahkan "setiap tulisan yang dihembuskan Allah memang bermanfaat".

Untuk melawan maut, kebobrokan, dan kekacauan kemerosotan gereja, hayat kekal yang sebagai dasar pada pasal 1 (ayat 1, 10), kebenaran ilahi yang ditekankan pada pasal 2 (ayat 15, 18, 25), dan Alkitab yang dihormati dalam pasal 3 (ayat 14-17), semuanya diperlukan. Hayat kekal tidak hanya menelan maut, tetapi juga membawakan suplai hayat; kebenaran ilahi menggantikan kesia-siaan kebobrokan dengan realitas semua kekayaan ilahi, dan Alkitab tidak hanya menyingkirkan kekacauan, tetapi juga memberikan terang dan wahyu ilahi. Sebab itu, dalam kitab ini rasul menekankan tiga hal ini.

Ungkapan "dihembuskan Allah" menyatakan bahwa Alkitab, firman Allah, adalah hembusan Allah. Pembicaraan Allah adalah hembusan Allah. Karena itu, firman-Nya adalah roh (Yoh. 6:63) atau hembusan (udara). Sebab itu Alkitab adalah perwujudan Allah Sang Roh. Roh itu adalah esensinya, substansi dari Alkitab, seperti fosfor adalah unsur dasar dari korek api. Kita harus menggunakan roh kita untuk menggesek Roh Alkitab, guna menghasilkan api ilahi.

Sebagai perwujudan Allah Sang Roh, Alkitab (firman Allah) juga adalah perwujudan Kristus . Kristus adalah firman Allah yang hidup (Why. 19:13), Alkitab adalah firman Allah yang tertulis (Mat. 4:4).


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 6

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #9 on: April 17, 2015, 05:58:11 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
17 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Jumat


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17


Dalam ayat 17 Paulus berkata, "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (Tl.). Kita telah nampak bahwa manusia kepunyaan Allah adalah orang yang berbagian dalam hayat dan sifat Allah (Yoh. 1:13; 2 Ptr. 1:4), dengan demikian bersatu dengan Allah dalam hayat dan sifat-Nya (1 Kor. 6:17) dan karena itu mengekspresikan Allah. Ini sesuai dengan rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan diri dalam daging (1 Tim. 3:16). Melalui Kitab Suci, hembusan Allah itu, manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi sepenuhnya untuk setiap perbuatan baik. Lengkap di sini berarti genap dan sempurna dalam kualifikasi, dan diperlengkapi berarti disesuaikan, disediakan, dipersiapkan.

Kita perlu mengenal Alkitab bukan melulu menurut huruf hitam atau putih, melainkan juga menurut wahyu ilahi dan hikmat surgawi. Jangan mengira asal memiliki pendidikan yang tinggi seseorang sudah bisa mengerti suatu kitab, misalnya Efesus. Jika kita mempelajari Surat Kiriman ini hanya secara harfiah, kita tidak akan mampu memahaminya. Untuk pemahaman yang tepat akan kitab ini dan Alkitab secara keseluruhan, kita memerlukan roh hikmat dan wahyu. Inilah alasan Paulus berdoa, "Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang" (Ef. 1:17-18). Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa selama lebih dari lima puluh tahun, kita telah menerima roh hikmat dan wahyu sedemikian. Hasilnya, berita-berita yang dikeluarkan dalam pemulihan Tuhan selalu mengandung sesuatu yang segar dan baru. Berita-berita tersebut bukan diberikan melulu menurut huruf hitam dan putih Alkitab, melainkan menurut roh hikmat dan wahyu.

Dalam pemulihan Tuhan kita tidak memustikakan teologi, tradisi, atau majelis-majelis. Kita menghormati, menghargai, dan memustikakan firman kudus di bawah sorotan terang surgawi yang datang melalui roh hikmat dan wahyu. Karena kita bersandarkan pada penerangan Allah, maka firman-Nya terbuka bagi kita.

Banyak orang Kristen yang menyalahgunakan 3:16-17. Mereka menunjukkan bahwa ayat Akitab yang kudus adalah untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran, dan bahwa Alkitab mampu membuat manusia kepunyaan Allah ini diperlengkapi, digenapi, dan disempurnakan. Walaupun semuanya itu benar, tetapi unsur hayat dalam firman telah diabaikan. Mereka yang memandang Alkitab sebagai kitab untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik sering kali melalaikan esens hayat dari firman. Sebagai manusia kita memiliki tubuh jasmani, tetapi di dalam kita memiliki roh dan jiwa. Persona kita yang utama bukan tersusun dari bagian lahiriah, tubuh, melainkan bagian batiniah, yaitu roh dan jiwa. Prinsipnya sama dengan Alkitab. Alkitab bukan hanya memiliki tubuh, dari huruf hitam dan putih; Alkitab juga memiliki roh, karena Alkitab adalah hembusan Allah. Jika ketika membaca Alkitab, kita hanya menggunakan pikiran kita untuk mempelajarinya, kita tidak akan menerima suplai hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 6http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
17 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Jumat


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17


Dalam ayat 17 Paulus berkata, "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (Tl.). Kita telah nampak bahwa manusia kepunyaan Allah adalah orang yang berbagian dalam hayat dan sifat Allah (Yoh. 1:13; 2 Ptr. 1:4), dengan demikian bersatu dengan Allah dalam hayat dan sifat-Nya (1 Kor. 6:17) dan karena itu mengekspresikan Allah. Ini sesuai dengan rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan diri dalam daging (1 Tim. 3:16). Melalui Kitab Suci, hembusan Allah itu, manusia kepunyaan Allah menjadi lengkap, diperlengkapi sepenuhnya untuk setiap perbuatan baik. Lengkap di sini berarti genap dan sempurna dalam kualifikasi, dan diperlengkapi berarti disesuaikan, disediakan, dipersiapkan.

Kita perlu mengenal Alkitab bukan melulu menurut huruf hitam atau putih, melainkan juga menurut wahyu ilahi dan hikmat surgawi. Jangan mengira asal memiliki pendidikan yang tinggi seseorang sudah bisa mengerti suatu kitab, misalnya Efesus. Jika kita mempelajari Surat Kiriman ini hanya secara harfiah, kita tidak akan mampu memahaminya. Untuk pemahaman yang tepat akan kitab ini dan Alkitab secara keseluruhan, kita memerlukan roh hikmat dan wahyu. Inilah alasan Paulus berdoa, "Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang" (Ef. 1:17-18). Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa selama lebih dari lima puluh tahun, kita telah menerima roh hikmat dan wahyu sedemikian. Hasilnya, berita-berita yang dikeluarkan dalam pemulihan Tuhan selalu mengandung sesuatu yang segar dan baru. Berita-berita tersebut bukan diberikan melulu menurut huruf hitam dan putih Alkitab, melainkan menurut roh hikmat dan wahyu.

Dalam pemulihan Tuhan kita tidak memustikakan teologi, tradisi, atau majelis-majelis. Kita menghormati, menghargai, dan memustikakan firman kudus di bawah sorotan terang surgawi yang datang melalui roh hikmat dan wahyu. Karena kita bersandarkan pada penerangan Allah, maka firman-Nya terbuka bagi kita.

Banyak orang Kristen yang menyalahgunakan 3:16-17. Mereka menunjukkan bahwa ayat Akitab yang kudus adalah untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran, dan bahwa Alkitab mampu membuat manusia kepunyaan Allah ini diperlengkapi, digenapi, dan disempurnakan. Walaupun semuanya itu benar, tetapi unsur hayat dalam firman telah diabaikan. Mereka yang memandang Alkitab sebagai kitab untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik sering kali melalaikan esens hayat dari firman. Sebagai manusia kita memiliki tubuh jasmani, tetapi di dalam kita memiliki roh dan jiwa. Persona kita yang utama bukan tersusun dari bagian lahiriah, tubuh, melainkan bagian batiniah, yaitu roh dan jiwa. Prinsipnya sama dengan Alkitab. Alkitab bukan hanya memiliki tubuh, dari huruf hitam dan putih; Alkitab juga memiliki roh, karena Alkitab adalah hembusan Allah. Jika ketika membaca Alkitab, kita hanya menggunakan pikiran kita untuk mempelajarinya, kita tidak akan menerima suplai hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 6

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Arus Hayat
« Reply #10 on: April 18, 2015, 07:17:37 AM »
http://arushayat.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
18 April 2015
2 Timotius - Minggu 3 Sabtu


Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:14-17


Kebanyakan orang Kristen mengabaikan roh dan menganggap Alkitab sebagai kitab yang terdiri dari huruf-huruf. Tuhan Yesus pernah berkata, "Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hayat" (Yoh. 6:63). Tidak hanya demikian, kita pun telah menunjukkan bahwa setiap perkataan Alkitab adalah bagian dari hembusan Allah. Jadi jangan hanya mempelajari firman itu, tetapi juga harus menghirup hembusan ilahi yang terwujud dalam firman. Jika kita tidak menghirup hembusan ilahi melalui melatih roh kita, kita tidak akan menerima hayat dari pengkajian Alkitab kita. Tetapi jika kita menghirup hembusan ilahi, kita akan dihidupkan oleh unsur ilahi, surgawi, dan rohani.

Kita bersyukur kepada Tuhan yang menampakkan kepada kita bahwa dalam membaca firman kita perlu menggunakan mata kita, pikiran kita, dan roh kita. Kita boleh berkata bahwa dengan mata, kita berkontak dengan tubuh firman, dengan pikiran kita berkontak dengan jiwa firman, dan melalui melatih roh kita untuk mendoakan firman, kita berkontak dengan roh firman itu. Kemudian kita bukan hanya mengerti arti bagian tertentu dari Alkitab, kita juga menghirup hembusan ilahi untuk menerima suplai hayat.

Sebenarnya, fungsi firman dalam mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik, itu semuanya berkaitan dengan transformasi. Alkitab memperbaiki kita terutama bukan secara lahiriah, melainkan secara batiniah dengan jalan transformasi. Ini berarti perkataan Alkitab bekerja di dalam kita secara metabolis. Sama seperti makanan yang kita makan dan cerna merawat kita dari dalam, secara metabolis mengubah dan mentransformasi kita, demikianlah firman Allah mentransformasi kita dengan cara mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki, dan mendidik kita secara batiniah.

Jika kita ingin terawat oleh firman, jangan hanya mendoakannya, melainkan juga memazmurkannya dan menyanyikannya. Dalam Kolose 3:16 Paulus berkata, "Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." Melalui berdoa, bermazmur, dan menyanyikan firman, kita akan mengobarkan roh kita. Tidak hanya demikian, ketika kita mendoakan, memazmurkan, dan menyanyikan firman itu, kita menghirup hembusan ilahi dan lebih banyak menerima unsur Allah. Dengan demikian Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita dan menginfus kita dengan unsur-Nya.

Janganlah mempelajari firman hanya secara harfiah. Kita perlu berdoa agar Tuhan memberi kita roh hikmat dan wahyu. Jika kita tidak memiliki roh sedemikian itu, tetapi hanya membaca huruf-huruf hitam putihnya Alkitab, kita tidak akan mengalami hayat, terang, atau roh. Ada perbedaan yang besar antara cara Alkitab digunakan di antara orang-orang Kristen hari ini dengan cara penggunaannya di antara kita dalam pemulihan Tuhan. Sebagian besar kaum beriman menggunakan firman secara harfiah, tetapi kita menggunakannya secara hayat, terang, dan roh. Inilah alasannya kita terus merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, terbuka bagi-Nya, menengadah kepada-Nya mohon terang, visi, hikmat, dan wahyu. Kiranya kita semua belajar datang kepada firman Allah secara demikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 6